Liberalisasi Arus Global Racuni Remaja

Opini514 Views

 

 

Oleh: Sitti Amina, S.Pd, Pendidik dan Aktivis Dakwah

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Semua manusia memiliki potensi yang sama. Allah menciptakan kepada setiap manusia naluri dan kebutuhan jasmani. Setiap manusia memiliki 3 naluri di antaranya adalah naluri mempertahankan dan melestarikan keturunan, naluri beragama, dan naluri mempertahankan diri.

Allah SWT telah menciptakan khasiat (sifat dan ciri khas) tertentu pada setiap naluri dan kebutuhan jasmani yang ada pada diri manusia. Misalnya pada naluri mempertahankan dan melestarikan keturunan telah diciptakan khasiat dorongan seksual.

Khasiat ini dijadikan Allah SWT bersifat baku sesuai dengan sunnatul wujud (peraturan alam yang ditetapkan Allah). Khasiat ini memiliki potensi yang dapat digunakan manusia dalam bentuk amal kebaikan apabila sesuai dengan perintah Allah. Bisa juga digunakan untuk berbuat kejahatan apabila melanggar perintah Allah dan larangan-Nya. Misalnya pergaulan bebas remaja saat ini yang tidak memperdulikan ajaran agamanya.

Pergaulan bebas di Kota Depok semakin mencemaskan saja. Anggota DPR RI komisi VIII dari Fraksi PKS, Nur Azizah Tahmid membeberkan fakta bahwa banyak siswi SMP di Kota Depok sudah tidak perawan. Jumlahnya bahkan cukup besar yaitu diperkirakan mencapai 70%. Nur Azizah mengatakan bahwan kasus remaja putri di Depok yang tidak perawan merupakan salah satu penyebab perceraian di Depok, dikutip Indozone Rabu (23/12/2020).

Selain itu, 37 pasangan anak di bawah umur diamankan tim gabungan TNI-Polri bersama pemerintah Kecamatan Pasar Kota Jambi saat razia peyakit mesyarakat (pekat).

Sebanyak 37 pasangan anak dibawah umur tersebut diamankan saat berada di kamar hotel untuk merayakan ulang tahun. Mereka merayakan ulang tahun dengan melakukan pesta seks di kamar hotel.

Saat dirazia, petugas mengamankan sekotak kondom dan obat kuat pasangan ABG itu, dikutip Tribunnews.com Minggu (12/07/2020).

Persoalan pergaulan bebas remaja di negeri ini memang belum usai, bahkan semakin hari semakin parah dan tak terkendali. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah, menambahkan pendidikan seks usia dini di institusi pendidkan ternyata tidak mampu menyelesaikan masalah, sebab upaya-upaya ini sesungguhnya belum menyentuh akar persoalan pergaulan bebas remaja.

Maraknya pergaulan bebas di kalangan remaja sebenarnya karena ini masih mempertahankan penerapan sistem sekulerisme dan liberalisme. Penerapan sekulerisme menjadikan aturan kehidupan bersumber dari akal manusia.

Standar salah dan benar bukan lagi menurut aturan sang pencipta melainkan sesuai kepentingan manusia. Pencipta hanya ditempatkan mengatur urusan peribadatan (ibadah mahdhah).
Dengan penerapan sekularisme inilah muncul kebebasan.

Salah satunya kebebasan berperilaku yang menafikkan peranan pencipta mengatur pergaulan manusia. Tak heran jika negeri ini cenderung membiarkan remaja melakukan aktivitas pacaran, berikhtilat, berdua-duaan dengan lawan jenis membiarkan tontonan “dewasa” dinikmati siapapun termasuk remaja.

Demikianlah, remaja sebenarnya telah membiarkan gaya hidup liberal yang berasal dari Barat difilter oleh masyarakat Indonesia.

Hal ini juga dampak dari penerapan kurikulum pendidikan yang sarat dengan sekulerisme dan liberalisme. Kurikulum sekolah kita tidak menyentuh kesadaran serta keimanan sama sekali.

Penyadaran pentingnya belajar sebagai modal kehidupan, membentuk etika dan akhlak mulia mendapatkan porsi yang sangat kecil.

Pelajaran agama yang mengajarkan hal tersebut hanya diberi porsi 2 jam dalam sepekan. Karenanya, persoalan pergaulan bebas ini akan selesai dengan mengganti sistem sekulerisme dengan sistem Islam yang memuliakan manusia.[]

Comment