Abad Kelam Muslim Tanpa Kepemimpinan Islam

Opini680 Views

 

 

Oleh:  Ammylia Rostikasari, S.S.E*

RADARINDONESIANEWS.COM,  JAKARTA — Satu di antara Bulan Haram yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah Rajab. Bulan yang penuh dengan momentum bersejarah. Mulai dari peristiwa perjalanan kilat satu malam Rasulullah Saw. dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha berlanjut ke arsy-Nya, untuk mendapatkan titah kewajiban shalat lima waktu, juga berpindahnya kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka’bah.

Peristiwa yang sangat menentukan keimanan dari setiap hamba-hamba Allah Subhanahu Wata’ala. Hal demikian karena tak sedikit orang munafik yang memandang peristiwa Isra Mi’raj ada di luar logika manusia. Mereka yang kokoh iman akan bertahan dan yang cenderung plin-plan,  tak segan kembali kepada kekufuran.

Rajab pun menjadi saksi waktu tumbangnya kepemimpinan Islam di Turki Utsmani. Tanah mulia yang pernah ditaklukkan manusia hebat bernama Muhammad Al Fatih.

Di bulan Rajab pula kekhilafahan Turki ditumbangkan oleh Mustafa Kemal, tepat pada 28 Rajab 1342 Hijriyah.

Ditumbangkannya kepemimpinan Islam (khilafah Islamiyyah) dan diterapkannya Negara Republik Turki telah menghantarkan umat manusia pada sebuah kondisi dan masa kelam kehidupan. Negeri Islam dikerat-kerat dalam bentuk negara bangsa dan mulai dicekoki pemikiran Barat.

Umat Islam yang kokoh sebagai satu tubuh itu pupus perlahan. Ukhuwah atau persaudaraan Islam digoyah dan umat semakin lemah.

Sejak itu kesedihan dan kepedihan datang bertubi-tubi. Selangkah demi selangkah nasib umat kian terpuruk dari satu negeri ke negeri Islam yang lain.

Kaum muslimin menjadi sasaran empuk bagi imperialis Barat. Umat Islam dibuat semakin lemah tak berdaya karena ketiadaan perisai yang dulu gagah berani melindungi mereka.

Bumi Palestina selalu dirundung nestapa dan wilayahnya semakin merana dengan beberapa petak saja yang tersisa, termasuk Gaza.

Sebagaimana dilansir media Israel, The Jerusalem Post, Palestina tetap akan memiliki wilayah Tepi Barat. Namun, meski mendominasi Tepi Barat 20% wilayah itu akan jatuh ke tangan Israel (cnbcindonesia.com/31/1/2020).

Tidak cukup sampai di sana, nasib umat Islam di berbagai sudut Asia pun dibuat kian sengsara. Muslim Uighur di Xinjiang, Cina, tengah tersekap dalam penjara raksasa. Dirampas haknya dalam beragama, bahkan dipaksa untuk satu kepercayaan dengan etnis Cina pada umumnya.

Begitupun yang menimpa Muslim Rohingya di Myanmar. Mereka diusir dari tempat tinggalnya dengan cara membabi buta dan sangat tidak manusiawi.

Bahkan kudeta yang tengah berkecamuk, semakin menuju pada nasib 600 ribu masyarakat minoritas Muslim Rohingnya (Republika/2/2/2021).

Begitulah nasib muslim minoritas maupun mayoritas saat ini yang berada di bawah kepemimpinan selain Islam.

Sungguh ini merupakan abad kelam, tanpa kepemimpinan Islam. Waktu terlama saat umat hidup tanpa penanggung jawab dan perisai hakiki. Kehilangan Amirul mukminin, seorang Kholifah yang membumikan kalamullah dan Sunah Rasulullaah Saw.

Saat itu umat ada dalam kehidupan aman sentosa. Hal demikian karena fungsi negara dilandasi oleh akidah Islam yang sempurna. Negara bertugas menjaga akidah umat, menerapkan hukum Syara secara paripurna dan mengemban dakwah.

Adanya sistem sahih yang dijalankan oleh pemimpin yang salih. Bertahan lebih dari 13 abad lamanya, tak terbantahkan. Lantas satu abad tanpa kehadirannya? Neraka bagai diseret dalam pusara dunia! Abad kelam, tanpa kepemimpinan Islam.

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta” (Quran Surat Thaha:124). Wallahu ‘alam bishowab_

*Komunitas Penulis Bela Islam

_____

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat menyampaikan opini dan pendapat yang dituangkan dalam bentuk tulisan.

Setiap Opini yang ditulis oleh penulis menjadi tanggung jawab penulis dan Radar Indonesia News terbebas dari segala macam bentuk tuntutan.

Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan dalam opini ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawab terhadap tulisan opini tersebut.

Sebagai upaya menegakkan independensi dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ), Redaksi Radar Indonesia News akan menayangkan hak jawab tersebut secara berimbang

Comment