Abu Mush’ab Al Fatih Bala*: Merancang Ekonomi Dunia Dengan Ekonomi Islam

Opini553 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Nabi Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul yang paling mulia. Beliau dicintai Kaum Muslimin dan dihormati oleh non Muslim. Seorang penulis buku best seller di Amerika Serikat, Michael J. Hart, dalam bukunya 100 Tokoh paling berpengaruh di dunia sepanjang masa, menempatkan Beliau di posisi pertama.

Walaupun mendapatkan beberapa kritikan, menurut Michael J. Hart, Beliau SAW berada di posisi pertama karena Beliau mampu melakukan sejarah perubahan terbesar di dunia yang tidak dapat dilampui tokoh dunia lainnya.

Melalui ajaran Islam, Beliau mampu mendirikan Sistem Kepemimpinan Islam yang berjaya menguasai seluruh jazirah Arab hanya dalam kurun waktu 23 tahun. Berbagai kemajuan dirasakan Kaum Muslimin baik itu aqidah, ekonomi, politik, pertahanan keamanan dan lain-lain.

Syariat Islam yang khusus mengatur ekonomi pada zaman sekarang mulai dilirik pihak Barat. Salahsatunya adalah Paus di Vatikan yang merekomendasikan agar Syariat Ekonomi Islam bisa diterapkan oleh negara-negara di dunia.

Paus berpendapat demikian karena kekhawatirannya atas krisis ekonomi global yang melanda umat manusia. Akibat diterapkannya ekonomi kapitalisme, krismon menyebar luas dan meningkatkan jumlah utang luar negeri.

Tidak ada negara yang tak berutang dalam alam kapitalisme. Baik Amerika, Asia, Afrika maupun Eropa tenggelam dalam samudera utang.

Di Eropa misalnya ada beberapa negara yang memiliki utang terbesar berdasarkan rasio utang pemerintahnya terhadap PDB. Mereka adalah Siprus sebesar 102,5%, Portugal 121,5%, Italia 132 % dan Yunani 181%. Utang negara Eropa lainnya di bawah keempat negara ini. Sedangkan Jepang yang tertinggi di dunia yaitu 237,6%.

Itu berdasarkan rasio utang tetapi bila melihat kepada jumlah utang berdasarkan nominalnya, ada 5 negara. Lima negara itu adalah Belanda Rp.57 kuadriliun, Jerman Rp.75 Kuadriliun, Perancis Rp. 76 Kuadriliun, Inggris Rp. 115 Kuadriliun dan Amerika Serikat Rp.255 Kuadriliun. Sedangkan yang terbesar di dunia dimiliki oleh Jepang 11,45 Triliun USD dan China 2,6 Triliun USD.

Mengapa dunia berutang? Karena masih menerapkan sistem ekonomi kapitalisme yang berbasis riba. Meskipun SDA melimpah dan usaha transnasional begitu sukses (contohnya freeport milik AS berjaya di Papua, Indonesia).

Misalnya Amerika Serikat, Krisis gagal bayar kredit perumahan Subprime Mortgage membuat Negara mengeluarkan dana bail out sebesar 700 Milyar USD. Belum lagi ditambah dengan penguasaan para kapitalis terhadap aset negara menuntut masyarakat melakukan aksi Occupy Wall Street. Mereka mengatakan kami adalah 99 % we (are ninety nine percent) rakyat miskin. Sedangkan kekayaan negara dikuasai 1 % orang kaya.

Sistem ekonomi Islam akan membebaskan Amerika dan semua negara dari Utang. Caranya antara lain pertama menghilangkan sistem ekonomi ribawi sehingga negara tidak perlu melakukan bail out. Tidak perlu mengeluarkan surat utang negara yang berbunga.

Sistem ekonomi Islam lebih berpihak kepada pengelolaan SDA yang melibatkan peran negara bukan perusahaan kapitalis. Sehingga keuntungannya langsung masuk ke kas negara. Total SDA di dunia memadai untuk memakmurkan semua penduduk.

Islam juga lebih menekankan perdagangan sektor riil dan menghapus sektor non riil. Karena telah umum diketahui dana sektor riil sering dipakai untuk membayar utang sektor non riil. Misalnya di Indonesia dana bail out untuk sektor non riil BLBI dan Century mencapai Rp.2006,7 T, cukup untuk membiayai program kesehatan dan pendidikan gratis bagi anak-anak bangsa.

Jika ini dilakukan oleh dunia tidak menutup kemungkinan dunia akan bebas dari kemiskinan. Periode Khalifah Umar bin Abdul Aziz akan terulang kembali. Pada waktu itu benua Afrika diselamatkan Islam. Tidak ada orang miskin yang wajib membayar zakat disana.

Uang zakat digunakan untuk membayar pos lain semisal utang rakyat dan biaya pernikahan muda-mudi. Berbeda dengan zaman Kapitalisme, Benua Afrika sekarang menjadi benua negara-negara termiskin di dunia. []

*Pemerhati politik asal NTT

Comment