Arifatunnisa*: Aroma  Di Balik Pesta Mahasiswa

Opini498 Views

 

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Kegiatan penutupan pengenalan budaya akademik dan kemahasiswaan untuk mahasiswa baru di kampus II Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai Gorontalo pada tanggal 3 oktober lalu viral di media sosial.

Pasalnya, kegiatan tersebut dinilai melanggar protokol kesehatan, karena berkerumun dan tidak menjaga jarak saat berjoget.

Sementara sebagian mahasiswa menggunakan masker dan sebagian yang lain tidak menggunakan masker. (KOMPAS TV, Rabu (7/10/2020))

Polisi kini memeriksa 11 orang, yang salah satunya Wakil Rektor (Warek) IAIN Sultan Amai, Gorontalo.

“Kapolda sudah membentuk tim untuk melakukan penyelidikan, baik dari Polda maupun dari Polres. Dan kemarin tim sudah bergerak dengan melaksanakan klarifikasi ke 11 orang, mulai Wakil Rektor, kemudian ada beberapa panitia, senat yang terlibat ataupun mengetahui kegiatan yang dilaksanakan di kampus tersebut,” ujar Kabid Humas Polda Gorontalo Kombes Wahyu Tri Cahyono kepada wartawan detik.news Selasa (6/10/2020).

Wahyu menambahkan kegiatan tersebut tidak memiliki izin keramaian dari aparat kepolisian. Meskipun sebelumnya pihak kampus telah mengajukan izin kegiatan ke kepolisian.

Kegiatan tersebut mengindikasikan bahwa kesadaran masyarakat untuk melaksanakan protokol kesehatan di tengah pandemi Corona ini masih sangat rendah. Sementara itu, ahli penyakit infeksi yang juga sebagai juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan kasus positif yang terus meningkat mengindikasikan tingkat penularan masih tinggi di masyarakat.

Seperti yang dilansir oleh viva.co.id, Kamis (01/10/2020),
juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, puncak kasus positif di tanah air belum bisa ditebak lantaran masih banyak yang tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, dan juga menjaga jarak. “Kalau ditanya kapan angkanya tertinggi dan kemudian turun? Maka jawabannya, semua tergantung pada diri kita sendiri. Angka akan turun pada saat perilaku masyarakat kompak menjalankan protokol kesehatan.”

Berdasarkan penelitian, selain memakai masker, menjaga jarak antar anggota masyarakat juga merupakan kunci menurunkan resiko penularan virus. Jaga jarak minimal satu meter mampu menurunkan resiko penularan hingga 85 persen. Jika 75 persen penduduk memakai masker, Corona turun drastis. Sedangkan mencuci tangan disebut mengurangi resiko penularan 35 persen, masker kain mengurangi resiko 45 persen dan masker medis sebesar 70 persen, tambahnya.

Namun, fakta yang kini terjadi pada sebagian kalangan masyarakat adalah masih minimnya tingkat kesadaran dalam penerapan protokol kesehatan ini. Terkesan merasa santai dalam menyikapi wabah, menyepelekan himbauan yang ada dengan bersikap semaunya sendiri tanpa memikirkan efek jangka panjangnya.

Mungkin pengetahuan sebagian masyarakat soal kerentanan dan keparahan tentang virus Corona ini masih rendah sehingga menganggap remeh penyakit karena virus Corona ini, ditambah rasa bosan yang sudah terlalu lama hinggap pada mereka karena terlalu lama berdiam diri di rumah.

Kelalaian anggota masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan tidak lain dipengaruhi oleh sikap pemerintah yang dari awal pandemi itu terkesan tidak tegas.

Pemerintah belum optimal menerapkan langkah untuk mengedukasi masyarakat terkait virus ini.

Sebelum tuntas dan berhasil mengedukasi seluruh lapisan masyarakat, PSBB malah sudah kembali dilonggarkan. Kebijakan new normal membuat masyarakat benar-benar bertindak normal seperti sebelum Corona datang.

Maka, peran pemerintah dan masyarakat haruslah seimbang dan saling bekerja sama dalam menggalakkan protokol kesehatan. Bukan hanya salah satu, tapi keduanya perlu berkolaborasi dalam upaya pencegahan virus ini.

Pemerintah diharapkan memberi contoh sikap patuh terhadap penerapan protokol kesehatan kepada masyarakat dalam kesehariannya. Penerapan sanksi tegas beserta hukumannya juga harus ditegakkan, agar memberi efek jera bagi yang melanggar aturan.

Diharapkan, upaya ini dapat dilakukan terus-menerus, yaitu konsisten dalam menjalani langkah preventif. Bukan hanya musiman, sekali atau dua kali saja.

Nasi sudah menjadi bubur, virus Corona terlajur menyebar ke seluruh dunia. Itulah, penyesalan selalu datang kemudian. Manusia baru sadar apabila sudah terjadi pada dirinya sendiri atau orang terdekatnya.

Bagaimana Protokol Kesehatan dalam Pandangan Islam?

Dalam hal ini, Islam sebagai agama yang sempurna memiliki ajaran dan panduan untuk mencegah dan mengobati suatu penyakit. Tidak diragukan lagi, panduan kesehatan dan spiritual ini sangat bermanfaat untuk melawan jenis virus berbahaya seperti Covid-19.

Penting untuk selalu menjaga kebersihan sekitar dan kesehatan tubuh, termasuk sering mencuci tangan sehingga tidak tertular wabah Covid-19. Ini adalah perintah yang telah dianjurkan oleh Islam kepada umatnya sejak berabad-abad lalu.

Kebersihan dan kesucian ini perkara penting dan wajib. Rasulullah saw. bersabda:

“Bersuci (thaharah) itu setengah daripada iman.” (HR. Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi)

Dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Sesungguhnya Allah Swt. itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu.” (HR. Tirmizi).

Salah satu protokol kesehatan Islam yang harus dijalankan adalah menjaga kebersihan anggota badan, khususnya tangan. Kaum muslim mengambil wudu setidaknya lima kali sehari, yaitu setiap akan menunaikan salat lima waktu termasuk membasuh tangan dan wajahnya. Islam juga mengajarkan untuk mencuci tangan sebelum makan.

Islam menilai setiap individu bertanggung jawab terhadap kesehatan orang lain. Individu yang tidak menjaga kebersihan personal sehingga menyebabkan orang lain jatuh sakit, maka ia telah berdosa.

Meskipun Islam sangat menganjurkan solidaritas dan perkumpulan di antara pengikutnya, tapi jika perkumpulan ini bisa membahayakan keselamatan jiwa dan raga orang-orang yang melakukannya, maka Islam merekomendasikan untuk membatalkannya.

Maka dari itu, mari bersama-sama berjuang melawan virus ini dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan yang sudah ada. Menjaga kebersihan dan kesehatan selalu. Semoga dengan itu badai Corona segera berlalu. Wallahu a’lam bishshawab.[]

*Praktisi pendidikan dan member Akademi Menulis Kreatif

Comment