Ayah Meninggal Dunia Ibu Entah Kemana, Jernih Darmawati Lase Bersaudara Menderita

Berita439 Views
Jernih Darmawati dan Jefri Yanto bersama bapak dan ibu guru.[S.Gulo/radarindonesianews.com]

RADARINDONESIANEWS.COM,NIAS – Penderitaan Jernih Darmawati Lase siswi kelas IV SD Negeri 071005 Banua Sibohou Kecamatan Botomuzoi Kabupaten Nias Provinsi Sumatera Utara yang tinggal di Desa Lasara Botomuzoi Dusun III, didampingi adeknya  paling bungsu Jefri Yanto Lase siswa kelas I SD, kepada Radar Indonesia News.Com Perwakilan Kepulauan Nias dihadapan Bapak – ibu Gurunya  menceritakan derita, duka dan lara yang mereka alami, di Kantor SD Negeri Banua Sibohou,(13/09/2016)

Jernih Darmawati Lase menceritakan pasca meninggal Ayah, Ibundanya mengajak mereka merantau ke daratan Sumatera yang oleh (Dermawati red) tidak mengetahui apa dan dimana nama tempat tujuan mereka, bersama ibundanya pada saat itu.”Saya tidak tau pak, dimana kami merantau saat itu,soalnya kami masih kecil-kecil” ujarnya terbata-bata, dengan meneteskan air mata.
Selang beberapa lama di perantauan, lanjutnya, kami dijemput oleh seseorang yang masih tergolong keluarga,lalu dibawa pulang ke kampung halaman di Desa Lasara Butomuzoi dan disana, di rumah peninggalan ayah yang berlantai tanah berdinding papan dan sebagian beratap rumbia kami tinggal bersama abang sepupu kami yang bernama  Arosokhi Lase 25 tahun (yatim Piatu) yang sampai saat ini abang kami itu,tidak dapat beraktivitas apapun selain tidur dan duduk di rumah, karena dia menderita sakit paru-paru, sehingga kamilah bersama kakak dan adek saya yang mengurusnya sekaligus mencari nafkah buat kami bersama setiap harinya.
Selanjutnya Jernih Darmawati Lase tanpa sungkan dan malu membeberkan bagaimana setiap harinya mereka mencari nafkah sekaligus buat biaya untuk sekolah. “Terkadang kami harus tak masuk sekolah, apalagi saat kakak saya Linda Wati Lase jatuh sakit,saya dan Jefri Yanto ke kebun nyadap karet dan kalau hari pekan, ya, ke pekan mengangkut karet untuk dijual karena kalau ngga gitu, bisa-bisa kami tidak makan” ujarnya dengan sedih.
Lebih lanjut Jernih Darmawati Lase menuturkan, penghasialan mereka setiap minggunya dari hasil menyadap karet paling banyak 15 kg/minggu,”itupun kalau kemarau penuh selama 6 hari,”jadi,kalau dihitung dengan harga karet saat ini dikisaran Rp 5000 (lima ribu rupih per kg) paling banyak kami dapat RP 75.000 setiap minggunya”. Tapi kalau musim hujan,saat seperti itulah kami tak tau harus berbuat apa dan bagaimana, disitulah derita, duka lara bercampur aduk dengan berbagai kesulitan lainnya.Masih syukur kalau di pekan,  ada yang mau ngasih utang, paling tidak buat kebutuhan mendasar seperti beras dengan jaminan hasil karet buat minggu depan, walau belum pasti ada ataupun tidak.
Jernih Darmawati Lase menambahkan,kalau beberapa bulan belakangan lebih sering hujan dari pada kemarau, masih untung ada kegiatan pembangunan di desa,yang menurut warga desa, sumber dananya dari Dana Desa,jadi kami sedikit agak terbantu karena kami, baik Kakak dan adek saya Jefri Yanto diperbolehkan ngangkut batu pada kegiatan tersebut. Dari hasil kami bekerja sebagai kuli angkut batu, adapun batu yang kami angkut sebanyak 5 m3,walau baru 4 m3 yang sudah dibayarkan dengan nilai Rp 1.040.000 dan sisa, katanya akan menyusul pembayarannya setelah pekerjaan pemasangan batu dimulai.
Kepala sekolah SD Negeri 071005 Banua Sibohou Botomuzoi Arosokhi Zega,S.Pd menambahkan, bahwa kendala utama yang tengah dihadapi oleh kedua siswa tersbut, selain tantangan hidup setiap hari,juga mereka tidak memiliki status kependudukan seperti Kartu Keluarga,KTP dan Akta Kelahiran sehingga dari beberapa item bantuan sosial kedua siswa tesebut menjadi terhalang untuk diajukan, karena mereka tidak memiliki kartu keluarga dan atau lainnya.
Arosokhi Zega berharap agar kedua anak ini, dapat terbantu dalam hal pembuatan Akta Lahir atau Kartu Keluarga,sehingga pihak sekolah dapat mengajukan, agar mereka bisa mendapatkan bantuan sosial seperti KIP dan kartu sosial lainnya. Kasek juga lebih jauh berharap apabila ada yang tersentuh hatinya untuk membantu keluarga yang sedang menderita ini, maka pihak sekolah siap bergandengan tangan untuk menyalurkan bantuan sosial dalam bentuk apapun demi kelanjutan sekolah dan hidup, tak terkecuali masa depan mereka.
Di tempat  terpisah Camat Botomuzoi Yuwanman Lase didampingi Sekcam Taondrasi Mendrofa di lingkungan Kantornya,(13/09) mengatakan, kalau informasi tentang keluarga Jernih Darmawati Lase dengan status sosial yang cukup mengharukan seperti itu, baru tau dari penyampaian Radar Indonesia News.Com, karena sejauh ini belum pernah ada informasi ke Kita dan hal ini akan ditindaklanjuti penanganannya kepihak terkait lainnya bersama pimpinan Daerah.
Masih di tempat yang sama Sekretaris Desa Lasara Botomuzoi Yunustinus Lase yang kebetulan berurusan ke Kantor Camat,membenarkan bahwa keluarga Jernih Darmawati Lase adalah warga dusun III Desa Lasara Botomuzoi yang sudah ditinggal oleh Bapak ibunya.”Bapaknya meninggal, kurang lebih 7 atau 8 tahun silam sementara Ibunya tak berapa lama setelah bapaknya meninggal juga pergi merantau dan kemungkinan ibunya kini, bisa jadi telah menikah dengan pria lain diperantauan,” Ujar Sekdes mengakhiri. (Rinus).

Berita Terkait

Baca Juga

Comment