Citra Amalia, M.Pd*: Ironi Makanan Halal di Negeri Mayoritas Muslim

Opini484 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARYA – Pernahkah kalian merasakan sulitnya mencari makanan halal di negeri mayoritas non muslim?

Pernahkah kalian merasa ragu-ragu akan kehalalan dari suatu produk di suatu negeri antah berantah?

Apabila belum, maka bersiaplah, karena kita sudah dapat merasakannya di sini.. di Indonesia. Salah satu negeri di benua Asia yang memiliki predikat sebagai negeri mayoritas muslim terbesar di dunia.

Tidak percaya?

Belum lama ini (11/05) terdengar fakta meresahkan bahwa beredar di pasaran daging babi yang dengan sengaja dipalsukan oknum tertentu hingga menjadi daging sapi (cnnindonesia.com).

Heran?
Polresta Bandung bahkan telah mengamankan beberapa pelaku yang mengaku telah beroperasi selama satu tahun dengan total daging babi yang telah diedarkan kepada masyarakat sebanyak 63 ton.

Bagaimana bisa ini terjadi?

Terlepas kejadian ini terjadi oleh oknum tertentu, kita tak bisa menutup mata bahwa hal ini terjadi karena banyak faktor dan sangat memungkinkan juga sudah terjadi di daerah lain di negeri muslim.

Sebagian dari penyebabnya tak lain dan tak bukan adalah keterhimpitam ekonomi serta lemahnya keimanan seseorang sehingga akhirnya berani merugikan orang banyak demi pemenuhan kebutuhannya atau keuntungan semata.

Tentu hal ini juga diinisiasi oleh peran pemerintah yang lalai dalam melindungi rakyat muslim dalam negeri berpenduduk terbesar di dunia ini. Kebijakan-kebijakan perdagangan yang diberlakukan masih menguntungkan kaum pengimpor daripada pribumi. Sehingga secara tidak langsunh memberikan celah kepada mereka yang ingin mencari keuntungan dengan cara mereka sendiri.

Kebijakan pemerintah yang telah dilakukan pun terbukti tak mampu memenuhi tuntutan masyarakat. Sebut saja salah satu diantaranya adalah penghapusan ketentuan pencantuman label halal untuk impor produk hewan pada Permendag 29 pada tahun 2019 lalu (cnbcindonesia.com) yang mungkin menambah rentetan pemicu kejadian ini bisa terjadi.

Padahal dalam Islam, jaminan kehalalan sebuah produk sudah seharusnya ditentukan dan dipastikan dari awal. Mulai dari proses pembuatan bahan, proses produksi, hingga distribusi akan senantiasa diawasi. Pengawasan ini tentu saja untuk memastikan seluruh produk dalam kondisi aman. Bahkan Islam akan mensterilkan bahan-bahan haram dari pasar. Agar masyarakat tak lagi bingung dalam membedakan halal dan haram. Tidak seperti yang terjadi sekarang di negeri-negeri mayoritas muslim.

Islam pun akan menjamin kita untuk tetap menjaga keimanan. Dengan upaya-upaya untuk tidak membiarkan masyarakat dalam negerinya dalam kondisi lemah dan tersisih hingga mencari keuntungan dari sesuatu yang tidak baik atau dengan cara yang tidak halal.

Sungguh, inilah ironi yang tejadi di negeri mayoritas muslim.Wallahu a’lam bish-shawab.[]

*Praktisi pendidikan

Comment