Desi Nurjanah, S.Si: Perubahan Hakiki Itu Hanya Dengan Islam 

Opini571 Views

 

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Kemajuan suatu daerah dapat dilihat dari tiga indikator yaitu pelayanan publik, penataan pemerintahan dan daya saing antar daerah. Selain itu, perubahan dilihat pula dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM-nya), karena terdapat dua macam perubahan yaitu terukur (tangible) dan yang tidak terukur (intangible) (Times Indonesia, 27/10/2020).

Keberhasilan pemimpin dalam memajukan suatu daerah tidak dilihat hanya dari tiga indikator saja, karena kemajuan dan keberhasilan seorang pemimpin daerah harus mampu meningkatkan keamanan, kenyamanan dan kesejahteraan seluruh masyarakat yang berada di wilayah tersebut. Jika hal ini belum dirasakan oleh seluruh masyarakat di wilayah tersebut, maka seorang pemimpin belum dapat dikatakan berhasil. Begitupun tidak jelasnya indikator perubahan melalui pembangunan manusia secara terukur dan tidak terukur.

Periode pemimpin yang saat ini sedang menjabat akan segera berganti dengan kepemimpinan baru yang belum tentu lebih baik dari pemimpin sebelumnya. Artinya sistem demokrasi mengakibatkan perubahan-perubahan semu di tengah masyarakat dan perubahan tersebut tidak bersifat abadi, karena tergantung periode kepemimpinan yang setiap lima tahun sekali berganti.

Walau terdapat angka penurunan kasus korupsi dan adanya perubahan-perubahan menuju lebih baik, bukan berarti korupsi dan permasalahan lain tidak ada, akan tetapi tetap ada walau dengan kuantitas yang kecil. Hal ini menandakan bahwa sistem demokrasi tidak mampu mengatasi kasus korupsi dan permasalahan lain di kalangan pemimpin.

Hal ini berbeda dengan Islam yang mengharuskan perubahan dapat dirasakan nyata oleh masyarakat, karena saat syariat Islam diterapkan maka masyarakat akan merasakan perubahan nyata seperti halnya saat Islam diterapkan selama 14 abad lebih dalam sebuah institusi yaitu Khilafah. Sehingga membuat negara-negara lain iri terhadap perubahan masyarakat dan negara yang berlandaskan Islam.

Seperti pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul Aziz hingga tidak ada auman serigala disebabkan serigala selalu dalam keadaan kenyang. Begitu pula tidak adanya masyarakat yang berhak menerima zakat karena seluruh masyarakat telah mencapai kesejahteraan hidup di bawah kepemimpinan Islam.

Pada masa Umar bin Khatab terjadi perbaikan jalan hingga ke pelosok desa karena Umar bin Khatab takut jika ada keledai yang terperosok ke dalam lubang jika jalan rusak dan meminta pertanggungjawaban di hadapan Allah. Begitupun dengan Khalifah Mu’tashim Billah yang mengirimkan militer ke daerah Amuria hanya untuk menyelamatkan seorang wanita yang diganggu oleh laki-laki Yahudi di pasar.

Begitulah idealisme seorang pemimpin yang memimpin masyarakat menggunakan hukum-hukum dan landasan Islam akan mengerahkan seluruh kemampuan dan berusaha sesuai dengan syariat Islam. Karena, seorang pemimpin paham bahwa kepemimpinan akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah.

Maka, terciptalah Islam Rahmatan lil ‘Alamin yaitu mampu merahmati bukan hanya manusia dan hewan tapi seluruh alam semesta.[]

Comment