Desi Wulan Sari,S.E, MSi: Toleransi Adalah Keharusan Dalam Islam

Opini504 Views

RADARINDONESIANEWS. COM, JAKARTA – Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi keadilan. Keadilan bagi siapa saja, yaitu menempatkan sesuatu sesuai tempatnya dan memberikan hak sesuai dengan haknya.

Begitu juga dengan toleransi dalam hal beragama. Menghadapi bangsa Indonesia yang majemuk, khususnya dalam hal agama, agama Islam melarang keras berbuat dzolim dengan agama selain Islam dengan merampas hak-hak mereka, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT, yaitu:

لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

Artinya: “Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (Q.S. Al-Mumtahah ayat 8).

Sehingga sangat tidak masuk akal jika Islam dikatakan Sebagai agama yang tidak toleran, hanya karena tidak dibolehkan dalam Islam untuk mengucapkan salam natal kepada umat Nasrani.

Seandainya setiap umat muslim memahami dan mempelajari agamanya dengan baik dan benar, pasti akan mengetahui bahwa larangan tersebut memiliki hujjah yang telah Allah tetapkan.

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy rahimahullah mengatakan bahwa
toleransi dalam Islam adalah dalam hal berhubungan dengan sesama manusia atau hubungan sosial (hablu min nas) dan bukan dalam hal agama.

Toleransi dalam makna agama Islam ada batasnya dan tidak boleh kebablasan terhadap orang-orang non Muslim atau orang-orang yang beragama lain selain Islam.

Kita sebagai umat Islam tidak boleh semisal mengucapkan “selamat natal” dan menghadiri acara ibadah atau ritual agama lainnya. Karena jika sudah urusan agama, kita harus lebih mengenal batasan-batasan dalam toleransi itu sendiri.

Seperti yang Allah Ta’ala sampaikan dalam firmanNya,

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

“Bagimu agamamu, bagiku agamaku.” (QS. Al-Kafirun: 6)

Faktanya hari ini umat Islam sedang menghadapi situasi tidak menguntungkan di rezim ini. Segala bentuk kebijakan penguasa selalu berujung-ujung pada dugaan radikalisme yang intinya memojokkan umat Islam Indonesia.

Bagi para kapitalis sistem Islam dikhawatirkan menjadi penghalang besar atas kekuatan politik mereka. Sehingga saat ini isu-isu berkaitan dengan SARA akan selalu menjadi topik yang hangat untuk melemahkan Islam.

Salah satunya ucapan salam natal kepada umat Nasrani. Isu ini menjadi gorengan renyah yang ditunggu-tunggu oleh para pengusung kapitalis.

Entah apa yang merubah makna tolerasi yang diajarkan para guru dan ulama salaf pada kita di dunia pendidikan, ataukah ini menjadi salah satu keberhasilan konspirasi non muslim terhadap umat Islam.

Kondisi semacam ini menandakan betapa kaum muslimin semakin lemah yang membuat umat mampu merubah jati diri keislamannya demi toleransi yang di salahhartikan hanya karena dianggap sebagai rasa persaudaraan.

Padahal telah dijelaskan diatas bahwa Islam adalah agama yang sangat toleran. Bahkan toleransi merupkan keharusan dalam proses kehidupan sebagai seorang muslim.Tetapi kita harus sangat berhati-hati jangan sampai terjebak dalam fitnah yang sengaja disebarkan demi melemahkan Islam.

Maka umat muslim di Indonesia hatus lebih cerdas dan lebih mencintai agamanya lebih baik lagi dengan cara memprelajarinya dengan tepat dan benar kepada para ulama salaf, sehingga umat tidak lagi bisa dibodohi oleh segelintir orang yang hendak memutarbalikkan fakta khususnya yang terkait toletansi berbeda agama.

Memilki pengetahuan Islam atas hujjah-hujjah berbagai permasalahan akan lebih mudah diatasi dengan berpegang teguh pada sayariat Allah swt yang tidak diragukan lagi kebenarannya. Wallahu a’lam bishawab.[]

Comment