Dewi Rahayu Cahyaningrum: Mampukah Atasi Persoalan Stunting Negeri Ini?

Opini520 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Beberapa waktu yang lalu Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Jakarta mengusulkan agar satu keluarga memelihara ayam (cnnindonesia.com, Jum’at, 15/11/’19)

Hal itu dilakukan oleh pemerintah mengingat masih banyak anak2 Indonesia yang merupakan generasi penerus suatu bangsa kekurangan gizi yang dikarenakan masalah ekonomi menimpa masyarakat/keluarga yang ada di Indonesia

Mengapa ayam?

Pemerintah mempertimbangkannya karena ayam akan bisa bertelur dalam waktu singkat dengan jumlah yang lebih dari satu.

Padahal menurut teori dalam bidang peternakan, seekor ayam betina akan mulai bertelur jika mencapai usia 18-20 minggu dan pada umumnya seekor ayam betina akan bertelur satu butir satu kali.

Jika teori yang ada sudah berkata demikian maka bagaimana kehidupan anak Indonesia sebelum ayam betina tersebut mencapai umur 18-20 minggu? apa yang akan dimakan hingga stunting tidak terjadi? Pertanyaan pertanyaan ini sungguh menggelitik logika berpikir manusia. Ditambah lagi kenyataan bahwa meskipun ayam betina sudah memasuki usia untuk bertelur bagaimana jika dalam satu keluarga terdapat empat orang atau lebih anggota keluarga? Sungguh miris.

Pemerintah juga mewajibkan setiap anak mengkonsumsi satu butir telur ayam selain pemenuhan gizi yang diperoleh dari sayur, tahu, tempe dll.

Dengan mengkonsumsi satu butir telur setiap anak Indonesia diasumsi tidak mengalami stunting sehingga Kementrian Kesehatan juga menjalankan program “Isi Piringku”.

Menurut data (cnnindonesia.com ) kurang lebih 1,7 juta balita telah terselamatkan dari stunting karena berkat kerja keras pegiat yang tidak kenal lelah dan menyerah.

Jika demikian adanya, mengapa masih saja terdapat anak-anak yang stunting khususnya di pedalaman, desa terpencil dan pinggiran? Padahal pemerintah telah membuat program “Pelihara Ayam Untuk Atasi Stunting”, bisa dipastikan ada yang salah dalam kebijakan yang diambil ini.

Persoaalan pemenuhan Gizi rakyat, seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah bukan dibebankan pada rakyat.

Pemerintah yang seharusnya mengurusi semua hajat hidup rakyatnya bukan malah memberi solusi aneh, yang ujung-ujungnya adalah sikap tidak bertanggung jawab dengan berlepas tangan dari kewajibannya.

Memang sulit, jika sistem kehidupan yang dianut negeri ini adalah sistem kehidupan yang berbasis untung rugi. Stunting dan masalah rakyat yang lain bisa diselesaikan hanya dengan sistem yang berasal dari pencipta.

Sebuah sistem yang mewajibkan kepada penguasa untuk menjalankan perannya dengan bersungguh- sungguh mengurusi kebutuhan rakyatnya. Allahu’alam bisshowab.[]

*Anggota komunitas Muslimah Rindu Jannah, Jember

Comment