Di Balik Senyumku Saat Wisuda, Ada Cobaan Berat yang Kulalui

Berita408 Views
ilustrasi Dewi Salma/radarindonesianews.com
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Saat kita merasa hidup kita berat dan penuh cobaan kadang yang perlu
kita lakukan adalah mencari semangat baru dari kisah perjuangan orang
lain. Ada banyak orang lain di luar sana yang hidupnya penuh ujian yang
lebih berat dari kita. Dan mereka ternyata mampu bertahan dan mencapai
titik keberhasilannya. Seperti kisah gadis berusia 22 tahun ini.
 
Namanya
Bianca Jeannot, ia baru saja lulus kuliah dengan gelar sarjana dari
jurusan bahasa Inggris dan mendapat sertifikat untuk ilmu forensik
tanggal 24 Mei lalu. Perjuangannya untuk mencapai titik itu tidaklah
mudah. Ada kisah jatuh bangun yang sangat berat dalam hidupnya.

Dilansir dari abcnews.go.com,
sembari kuliah di College of New Rochelle, Bianca harus merawat kedua
kakak laki-lakinya juga sampai harus menjadi tulang belakang keluarga
setelah ibunya meninggal tahun 2012 lalu. Kakak laki-laki pertama
Bianca, Paul Santons (34 tahun) didiagnosis mengidap penyakit ginjal
stadium empat dan harus menjalani cuci darah. Sementara kakak laki-laki
keduanya, Michael Jeannot (26 tahun) mengidap Down syndrome dan selalu
membutuhkan pendampingan. Mereka sering keluar masuk tempat penampungan
tunawisma sebelum akhirnya menetap di sebuah apartemen yang dibiayai
pemerintah.


Foto: copyright abcnews.go.comFoto: copyright abcnews.go.com

Di
usia 18 tahun, setelah ibunya meninggal, Bianca praktis jadi
satu-satunya orang yang paling diandalkan untuk merawat kedua kakaknya.
Ia pun sampai mengambil empat jenis pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan
hidup sembari merawa kedua kakaknya.

Meski ujian hidupnya itu
berat, Bianca tak lantas menyerah atau putus asa dalam hidup.
Menurutnya, satu-satunya jalan yang bisa ia pilih adalah terus melangkah
ke depan, tak ada alasan baginya untuknya berhenti bergerak. “Ini
bukanlah beban. Lebih kepada tanggung jawab yang harus kubawa dan aku
berusaha untuk menyesuaikan diri,” ungkapnya.

“Meski kami
menderita, dan meski banyak cobaan yang kami terima, semua itulah yang
membentuk diriku sekarang dan aku tak akan mau menukarnya dengan seisi
dunia sekalipun. Kalau aku bisa melewatinya berarti memang semua itu
ditakdirkan untukku,” cerita Bianca.


Bianca saat masih kecil bersama ibunya dan kedua kakaknya. | Foto: copyright abcnews.go.comBianca saat masih kecil bersama ibunya dan kedua kakaknya. | Foto: copyright abcnews.go.com
 

Selama
kuliah, tak banyak yang tahu perjuangan dan tragedi hidup Bianca.
Bianca lebih dikenal sebagai pribadi yang menyenangkan, kreatif, ramah,
dan cerdas. Bahkan IP-nya saja 3,8 dan berhasil mendapatkan sejumlah
beasiswa, termasuk kesempatan belajar di Eropa selama tiga minggu. Gadis
pencinta hewan ini pun bercita-cita membangun karier di bidang
kesejahteraan hewan. Ia mengaku kekuatannya bisa bertahan itu berasal
dari dukungan dari teman-teman, keluarga, dan pasangannya.


 
 
“If
you feel lost, disappointed, hesitant, or weak, return to yourself, to
who you are, here and now and when you get there, you will discover
yourself, like a lotus flower in full bloom, even in a muddy pond,
beautiful and strong.”

― Masaru Emoto, Secret Life of Water 

 

Setiap
orang punya ujian dan perjuangannya sendiri dalam hidup. Berhasil
tidaknya kita melewati semua itu pada akhirnya bergantung pada usaha dan
doa kita, Ladies. Mengambil pelajaran dari kisah Bianca, semoga kita
bisa melewati semua kesulitan hidup dengan terus melangkah ke depan dan
melakukan apapun yang terbaik yang bisa kita lakukan.[vem]

Berita Terkait

Baca Juga

Comment