Didi Diah, S.Kom*: Mendulang Rahmat Di Malam Lailatul Qadr

Berita411 Views
Didi Diah, S.Kom
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Alhamdulillah kita sudah memasuki hari ke 20 bulan suci ramadhan ini. Dimana hampir kebanyakan umat Islam melakukan I’tikaf di 10 malam terakhir. Masjid-masjid besar yang rutin mengadakan I’tikaf pasti akan diserbu insan-insan sholeh dari berbagai penjuru kota dan desa,  tak terkecuali anak anak dan kaum lansia. Mereka sangat bersemangat menyambutnya. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Masjid tak henti terdengar lantunan ayat suci dari pagi hingga menjelang berbuka puasa. 
Malam lailatul qodr  dimana Allah turunkan kemuliaannya, setelah diawali Nuzulul Qur’an. Maka sudah selayaknya umat Islam meraihnya dimalam-malam tersebut, salah satu aktifitas untuk meraih kemuliaan ini adalah I’tikaf. 
Allah SWT berfirman : 
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Sungguh Kami telah menurunkan al-Quran pada Malam al-Qadr. Tahukah kamu apakah Malam al-Qadr itu? Malam al-Qadr itu lebih baik dari seribu bulan (QS al-Qadr [97]: 1-3).
Apa itu I’tikaf ? 
I’tikaf adalah aktifitas berdiam diri di dalam masjid dalam rangka untuk mencari keridhaan Allah SWT dan bermuhasabah (introspeksi) atas perbuatan-perbuatannya. 
Hadits Nabi SAW : 
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضى الله عنهما أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَعْتَكِفُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Dari Ibn ‘Umar bahwa Nabi SAW. ber-i’tikaf di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Muslim)
Beruntunglah orang-orang yang bisa menyiapkan waktu terbaiknya guna mempersiapkan diri mendulang rahmat dan  kemuliaan malam lailatul qodr.
Lalu bagaimana tata cara I’tikaf?
Orang yang beri’tikaf harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Muslim
2. Niat
3. Baligh/Berakal
4. Suci dari hadats  
     (junub), haid dan nifas
5. Dilakukan di dalam     
    masjid
Oleh karena itu, i’tikaf tidak sah bagi orang yang bukan muslim, anak-anak yang belum dewasa, orang yang terganggu kewarasannya, orang yang dalam keadaan junub, wanita dalam masa haid dan nifas.
Rukun I’tikaf 
Pertama
Niat, dalam i’tikaf harus ada niat sehingga orang yang melakukannya paham apa yang harus dilakukan.
Bahkan jangan sampai melamun, dan pikiran kosong.
نويت الاعتكاف لله تعالي
“Nawaitul I’tikaf Lillahi Ta’ala”
Kedua
Diam di dalam masjid dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak boleh dilakukan oleh orang yang sedang beri’tikaf. 
Sebagaimana firman Allah SWT  : “…Tetapi, jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beri’tikaf dalam masjid.” (QS Al-Baqarah: 187).
Refleksi I’tikaf di dalam kehidupan. 
Sekiranya setiap malam dijadikan malam seribu bulan, maka sudah pasti seluruh orang akan memburunya, namun Allah SWT jualah yang membatasi hanya di malam lailatul qodr  kesempatan bagi hamba-hambanya yang bertaqwa untuk meraihnya. 
Kesungguhan mencetak amalan terbaik, seyogyanya dilakukan kapanpun. Seorang muslim haruslah memahami keterikatan kepada hukum Allah SWT  adalah kewajiban, hingga mendakwahinya walau satu ayat. Berdiam dirinya kita dalam I’tikaf untuk mendapatkan kemuliaan harusnya menjadi amunisi semangat di hari hari berikutnya yang penuh perjuangan. 
Amar ma’ruf nahi mungkar kepada penguasa juga merupakan aktifitas yang wajib untuk menyelesaikan perkara umat agar kembali kepada syariatNya. 
Hidup kita bukan hanya untuk memperkuat nafsiyah belaka, namun aktifitas berpikir dan berpolitik kita wajib diasah, agar kita tidak mudah terperosok dalam aktifitas yang terlarang. 
Semoga Allah SWT memberikan kemuliaanNya bagi seluruh hambanya yang berlomba mendulang rahmat di malam lailatul qodr ini.Wallahu’alam bishowwab.[]
*Praktisi pendidikan, Kepsek STP-SD Khairu Ummah, Ciledug

Comment