Dinar Khair*: Perang Terhadap Covid, Sebuah Angan

Opini499 Views

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA New normal yang sekarang sedang digalakkan oleh pemerintah sudah membuahkan hasil. Yakni semakin bertambahnya korban penularan covid-19 dan semakin tingginya grafik tersebut.

Tak tanggung-tanggung, kini Indonesia sudah menempati peringkat pertama dengan kasus covid tertinggi di Asia Tenggara. Sebuah prestasi yang luar biasa, bukan?

Dengan dalih menyeimbangkan ekonomi, pemerintah mengorbankan nyawa banyak orang dengan adanya new normal yang justru malah terkesan bar-bar. Seperti sedang memberi umpan pada virus yang mematikan.

Dilansir dari VIVAnews, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mengungkapkan bahwa produktif di tengah masa pandemi virus corona (COVID-19) atau masa normal baru, semakin berisiko di sejumlah daerah.

Juru Bicara Khusus Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengatakan itu dikarenakan masih cukup tingginya penyebaran wabah COVID-19 di sejumlah daerah di Indonesia.

Hal ini adalah fakta, dibalut dengan data yang nyata. Bukan hanya konspirasi semata yang digaungkan oleh mereka agar semakin banyak orang yang tidak percaya.

Anggaran Tidak Ditambah

Semakin rumitnya hal ini, karena ditambah dengan anggaran kesehatan untuk penanganan covid-19 yang sebesar Rp. 87,55 triliun itu tidak akan ditambah. Walaupun secara fakta di lapangan, penularan semakin massif dikarenakan aktivitas masyarakat yang kembali normal.

Seperti dilansir dari aa.com, Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengatakan kasus positif saat ini memang semakin tinggi karena tes yang semakin banyak, namun rasio kasus sebenarnya sama.

“Anggaran yang dialokasikan tersebut sudah mempertimbangkan perkiraan dan modeling untuk jumlah kasus hingga ratusan ribu orang yang positif Covid-19 hingga akhir tahun,” ungkap Kunta dalam diskusi virtual, Jumat.

Anggaran tersebut juga sudah mempertimbangkan jumlah pasien yang harus dirawat di rumah sakit untuk penambahan kasus yang mungkin saat ini belum terdeteksi.

Kebijakan Tidak Tegas Sejak Awal

Ditengah kondisi yang memilukan ini, pemerintah masih mengeluarkan alibi tentang rasio penularan yang tidak naik. Padahal jelas angka penularan masih sangat fantastis per harinya. Namun alih-alih mencari solusi menghentikan dengan tegas, pemerintah malah terus melonggarkan PSBB agar ekonomi berjalan kembali normal.

Di saat negara lain, ada kasus pertama muncul langsung melakukan tindakan tegas berupa lockdown dan karantina ketat, Indonesia justru mengeluarkan uang banyak untuk membayar para influencer untuk mengampanyekan bahwa Indonesia aman dari covid-19.

Di saat negara lain menghentikan traffic turis dari luar negeri, Indonesia justru menyambut para turis dengan suka cita.

Entah ada lelucon apalagi yang akan dilakukan oleh pemangku kekuasaan untuk mengatasi covid ini. Padahal sudah banyak nyawa melayang, yang justru menyebabkan ekonomi semakin sulit. Bagai buah simalakama, virus tidak pergi, ekonomi pun semakin turun hingga ke dasar bumi.

Apalah gunanya memulihkan ekonomi, jika orang-orang yang menjalankannya habis tak bersisa?

Bagaimana caranya memulihkan ekonomi, jika orang-orang yang menjalankannya sakit secara bersamaan?

Islam Memberi Solusi

Sejak awal, para pengemban dakwah telah menyiarkan bagaimana islam mengatasi wabah dalam waktu yang singkat.

Wabah telah terjadi pada masa Rosul dan para sahabat. Konsep lockdown dan karantina wilayah sudah ada sejak 14 abad yang lalu, dan terbukti efektif untuk menghentikan rantai penyebaran wabah.

Pada masa itu, penguasa menjamin kesejahteraan rakyat saat masa lockdown berlangsung. Memberikan makanan, menjamin kesejahteraan walaupun harus menghentikan roda ekonomi sejenak.

Bila dalam sistem kapitalisme ini adalah hal yang mustahil, berbeda dengan aturan ekonomi yang telah Allah tetapkan. Pengelolaan SDA yang dikelola langsung oleh negara, akan menghasilkan banyak pemasukan kas negara dalam baitul maal. Dana dalam baitul maal inilah yang akan digunakan untuk menjamin kehidupan rakyat dalam masa wabah, hingga wabah berakhir secara sempurna.

Maha Suci Allah, yang telah menurunkan islam dengan paripurna dan menyelesaikan seluruh permasalahan manusia.

Hanya saja, pertanyaannya, akankah kita beriman sepenuhnya, atau hanya sebatas hubungan secara vertikal saja?

Wallahualam bishowab.[]

Comment