Dra. Irianti Aminatun*: Merenungi Misi Diutusnya Nabi

Opini462 Views

RADARINDONESIANEWS.COM,JAKARTA — Maulid Nabi adalah momen untuk memupuk kecintaan kita terhadap manusia agung pilihan Allah swt untuk menerima wahyu dan mengemban risalah Islam bagi seluruh manusia. Kemudian mengikuti jejak beliau serta menjaga diri agar tidak menyimpang dari jalan yang telah beliau gariskan sebagai wujud cinta kita pada manusia agung itu.

Dalam al Quran surat al Anbiya ayat 107 Allah swt. berfirman:

وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا رَحۡمَةٗ لِّلۡعَٰلَمِينَ

“Tidaklah aku diutus kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta”
Dengan risalah yang dibawa Nabi, dunia arab yang dulu jahiliyyah menjadi sebuah negara yang kokoh dibawah ikatan akidah Islam. Bukan hanya dunia Arab, tapi seluruh belahan dunia yang pernah tersentuh Islam menjadi wilayah yang berperadaban tinggi.

“Dia datang seperti sepercik sinar dari langit jatuh ke padang pasir yang tandus, kemudian meledakkan butir-butir debu menjadi mesiu yang membakar angkasa sejak Delhi sampai Granada”, ujar Thomas Carlyle dalam On Heros and Hero Workship.

“Jika kita mengukur kebesaran dengan pengaruh, ia adalah raksasa sejarah. Ia berjuang meningkatkan tahap ruhaniyah dan moral suatu bangsa yang tenggelam dalam kebiadaban karena panas kegersangan gurun. Dia berhasil lebih sempurna dari pembaharu manapun”, tulis Will Durant dalam The Story of Civilization.

Dengan sejumlah informasi yang mereka miliki Durant dan Carlyle berusaha melukiskan kebesaran Rasulullah saw. Mereka tidak pernah berjumpa dengan Nabi saw. Bahkan mereka tidak beriman kepada apa yang dibawa Nabi saw. Mereka hanya menyaksikan lewat lembaran-lembaran sejarah yang sampai pada mereka.

Dalam al Quran tak ada seorang Nabi yang dipuji demikian tinggi, melebihi Nabi Muhammad saw. Dalam satu ayat, Nabi saw disebut debagai uswah hasanah/teladan yang baik.

“Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu bagi orang orang yang mengharap Allah dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (TQS al Ahzab ayat 21).

Misi yang diemban beliau adalah memberlakukan syariat Islam dan mengemban risalah Islam ke seluruh dunia. Risalah yang beliau emban adalah risalah samawi dan bersifat internasional. Yaitu bersumber dari wahyu yang diperuntukkan bagi seluruh manusia pada setiap waktu dan tempat.

Hal ini ditegaskan oleh Allah, “ Dan tiadalah kami mengutus engkau (Muhammad) kecuali bagi manusia secara keseluruhan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.” (TQS Saba’ ayat 28).

Jadi Islam bukanlah risalah bagi orang Arab saja melainkan sebagai risalah umum bagi bangsa Arab maupun non Arab. Allah swt mengutus Rasul dengan membawa risalah Islam untuk dunia seluruhnya sebagai petunjuk bagi manusia dan untuk mewujudkan masyarakat internasional di atas cara pandang unik yang berbeda dengan seluruh bentuk dan cara pandang manusia di seluruh dunia.

Risalah Islam telah datang dengan syari’at yang sempurna dan menyeluruh bagi kehidupan, yang mencakup permasalahan aqidah, ibadah, akhlak, makanan, minuman dan mencakup perkara-perkara muamalah umum seperti sistem pemerintahan, sistem ekonomi, sistem sosial, sistem pendidikan, sistem pidana dan politik luar negeri.

Risalah Islam mencanangkan tujuan mulia demi menjaga dan memelihara masyarakat yang mencakup akidah dan agama, keamanan, akal dan kehormatan manusia, jiwa dan jenis manusia, dan penjagaan terhadap  kepemilikan individu.

Mengikuti risalah Islam dapat membebaskan manusia dari kesengsaraan hidup di dunia dan menghantarkan kaum muslimin mencapai kemuliaan dan keberuntungan abadi.

Sebaliknya jika tidak mengikuti risalah Islam pasti akan mengakibatkan penderitaan dunia dan akhirat. Di samping itu akan menghantarkan kepada penindasan kaum muslimin dan hegemoni musuh atas kaum Muslimin.
Demikianlah misi yang diemban Rasul. Beliau merealisasikannya dalam kehidupan dunia.

Setelah 13 tahun Rasulullah menyiapkan fondasi yang kokoh untuk tegaknya negara, beliau hijrah ke Madinah untuk menerapkan islam kaffah. Setelah Madinah kokoh beliau mulai mengemban Islam melalui jalan dakwah dan jihad. Terjadilah Fathul Makkah, kemudian disusul jazirah Arab seluruhnya.

Penyebaran Islam ke seluruh dunia dilakukan oleh Rasulullah dengan mengangkat para utusan untuk menyampaikan surat beliau kepada raja-raja Persia, Romawi maupun yang lainnya.

Kemudian para Sahabat dan kaum Muslimin sesudah beliau, melanjutkan misi dakwah beliau dengan mengemban risalah Islam ke seluruh dunia melalui jalan dakwah dan jihad hingga Allah swt. mengokohkan kedudukan mereka di muka bumi dan negara Islam menjadi kampium dunia, penuntun manusia, menjadi pemimpin dunia dan para penguasanya.

Pemerintahan kaum Muslimin sepanjang sejarah telah menerapkan syariat Islam dan terus berlanjut dan berkembang di dunia hingga lebih dari dua belas abad. Dan selama itu negara Islam tetap menjadi negara super power di dunia hingga perang dunia pertama yang menyebabkan daulah Islam runtuh di tangan para penjajah.

Sejak keruntuhan daulah Islam dan Islam tak lagi menguasai dunia, dunia kembali menderita. Kekayaan alamnya dikuras demi menebalkan kantong para pemilik modal tanpa mengindahkan kelestarian alam. Kedzaliman, keserakahan, kerusakan moral, kriminalitas, kemiskinan, ketidakadilan, pertumpahan darah mendominasi kehidupan dunia.

Karenanya jika kita merasa mencintai Nabi seharusnya kita siap menjadi pelanjut dalam menerapkan risalah Nabi secara kaffah agar kemuliaan umat terwujud kembali. Jika syariat islam hari ini belum tegak lagi, kewajiban kitalah untuk berjuang menegakkannya kembali dengan mengikuti contoh Nabi.

Tegaknya risalah Islam secara kaffah adalah satu-satu jalan mengangkat dunia dari jurang penderitaan, kehinaan, keterpurukan, ketertinggalan.

Umat Islam akan bangkit kembali kepada keagungan-Nya sebagai umat yang besar dan bersatu,  tidak terpecah-pecah ke dalam nation state.

Sebagai umat yang kuat yang akan menggentarkan dunia. Sebagai umat yang memiliki misi abadi yaitu menjadi rahmat bagi alam semesta.
Wallahu a’lam bi showab.[]

Comment