Oleh: Tya Ummu Zydane, Aktivis Dakwah
__________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– PHK yang terus menerus terjadi di negeri ini berdampak negatif dan mengakibatkan banyaknya pengangguran. Sebagai efek domino, hal ini mengakibatkan pula terpuruknya ekonomi. Para kepala keluarga tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan pokok keluarga.
Dikutip dari Liputan6@com (5/5/2023). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2023 sebesar 5,45 persen,
Dari sinilah angka kemiskinan berawal dan terus menggunung dari waktu ke waktu. Sehingga banyak dampak buruk yang terjadi dari kemiskinan ini. Seperti pencurian, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang tanpa perduli lagi halal dan haram, sampai setingkat menjual organ tubuh manusia pun nekat dilakukan.
Apa solusi dari pemerintah?
Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arif Mulyadi mengatakan pihaknya optimis dapat membantu pemerintah dalam menurunkan Angka kemiskinan ekstrem. Sebab, 47% masyarakat miskin di Indonesia telah keluar dari status tersebut kebanyakan mendapatkan modal dari PNM untuk membangun usaha. Ternyata, dari total masyarakat miskin ekstrim dari beberapa wilayah yang beliau kunjungi hanya 11 persen yang sedang menerima bantuan program pemerintah, sementara 47 persen adalah nasabah MEKAAR (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera).
Solusi yang di berikan berbentuk pinjaman yang mengandung nilai riba. Rakyat yang sekarat dan minim tsaqafah Islam tentu sangat tergiur dengan yang katanya dana “bantuan” ini. Bagaimana mungkin menyelesaikan masalah dengan masalah, sesuatu yang dilakukan mengundang laknat Allah tentunya akan menjadi masalah menjadi musibah besar. Tapi hal ini jauh dari pemikiran pengusung ide kapitalisme yang mengutamakan keuntungan materi atas setiap tindakan.
Mengatasi kemiskinan di negeri ini harusnya secara sistemik, yakni tidak bertahan dengan sistem kapitalis yang rusak berikut sistem politik demokrasi yang menopangnya. Harus dipahami bahwa kemiskinan di negeri ini justru terjadi karena penerapan sistem ekonomi kapitalis.
Dalam sistem ini segala komoditas dikapitalisasikan oleh korporat, mulai dari perdagangan, pendidikan, kesehatan, hingga Sumber Daya Alam (SDA) yang mestinya menjadi sumber penghidupan rakyat.
Rasulullah saw. bersabda, “Al-muslimûna syurakâ`un fî tsalâtsin: fî al-kalâ`i wa al-mâ`i wa an-nâri.”
Artinya: “Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad).
Di sisi lain, sistem ini membuat negara berlepas tangan dari tanggung jawab utamanya sebagai pengurus urusan rakyat. Pemerintah seakan bertindak sebagai regulator yang membuka link bagi rakyat yang ingin membuka usaha, padahal negaralah yang memiliki kewajiban menciptakan lapangan kerja yang luas bagi rakyatnya.
Upaya memberikan modal usaha pada rakyat sejatinya tidak akan menyelesaikan kemiskinan negeri ini, sebab usaha rakyat akan tetap berada dalam cengkraman perusahaan raksasa kapitalis yang sewaktu-waktu sangat mudah mematikan perusahaan kecil sesuai kepentingan perusahaan raksasa.
UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) hanyalah solusi sesaat untuk sekadar bertahan hidup di tengah penerapan sistem ekonomi kapitalis.
Hanya Islam yang mampu mengeluarkan rakyat dari masalah ekonomi termasuk kemiskinan. Sebab, dalam paradigma Islam, negara adakah pelayan yang mengurusi rakyatnya.
Negara wajib memenuhi kebutuhan asasi setiap warga negara tanpa pandang bulu dan tidak membiarkan rakyat berjuang sendiri memenuhi kebutuhan penghidupannya.
Tentang pembiayaannya, dalam konsep Islam, Niagara wajib mengelola kekayaan Sumber Daya Alam ( SDA) milik umum sebagai sumber utama pemasukan khas negara, yakni dengan prinsip pelayan yang mengurusi rakyatnya, bukan menyerahkan penguasaan dan pengelolaannya kepada swasta.
Dari sumber utama inilah, negara mampu mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya. Sudah pasti Allah akan menurunkan rahmat-Nya jika setiap peraturan dari Allah diterapkan oleh hamba-Nya. Karena hanya satu hal yang Allah tak mampu, yaitu ingkar janji. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-A’raf Ayat 96:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاء ِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. Wallahu’alam.[]
Comment