Fatimah Ayu Azzahra*: Bagaimana Peran Pemerintah Tangani Wabah?

Opini463 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Wabah virus corona atau covid-19 yang berasal dari China dan menjadi pandemi hingga ke Indonesia menjadi isu yang belakangan kerap kita dengar setiap waktu.

Setiap harinya selalu ada yang positif tetpapar dan terjangkit covid 19 ini. Data terakhir pada Senin 6 April 2020 mencapai 2.491 yang positif, pasien yang sembuh 192 orang dan yang meninggal dunia sebanyak 209 orang. Belum sebulan, angka kematian sudah sangat tinggi bahkan perhari bisa mencapai 20 orang yang meninggal dunia.

Data dan perkembangan wabah dan korban setiap hari semakin bertambah dan angka kematian lebih tinggi daripada yang sembuh.

Dibanding dengan Korea Selatan dan China sebagai asal virus tersebut, penanganan pandemi oleh pemerintah Indonesia dinilai lamban.

Tindakan pencegahan oleh pemerintah agak terlambat dengan kebijakan yang kurang signifikan lantaran mengabaikan pandangan para pakar kesehatan tentang bahaya penyebaran covid 19 ini.

Bahkan pemerintah sempat mempersilahkan turis asing untuk masuk ke Indonesia dengan alasan meningkatkan ekonomi pariwisata.

Seharusnya sejak awal isu dan wabah ini bergulir,  pemerintah menyikapi covid 19 dengan langkah dan kebijakan yang tepat untuk mengantisipasi sebaran virus yang mematikan ini.

Nasi sudah menjadi bubur. Pemerintah harus lebih serius dan intens mengambil langkah cepat dan proporsional agar korban virus asal Wuhan ini tidak semakin merajalela dan menelan korban lebih banyak lagi.

Pemerintah harus berdiri di depsn dan bertanggung jawab penuh demi terjaminnya keselamatan rakyat dari wabah yang telah menjadi pandemi ini. Pemerintah harus berperan dalam misi dan tugas berat ini.

Mengenaskan, di lapangan, dengan jumlah yang meningkat dan intensitas yang tinggi terhadap serangan wabah ini menjadikan tim dokter sebagai garda terdepan merasa kewalahan dan lelah.

Ditambah fasilitas yang kurang memadai maka semakin lengkap beratnya garda depan ini di lapangan. Ini sangat rentan dan dapat menyebabkan tim medis rawan terhadap serangan wabah virus ini.

Tengoklah cara Islam tangani wabah ini. Pemimpin dalam Islam lebih memprioritaskan tindakan dan kebijakan yang memihak rakyat dibanding kepentingan lain.

Pemimpin tidak lain adalah sebagai pengatur dan penjaga serta pemelihara dan pelindung rakyat dari segala macam marabahaya.

Dalam islam, kepemimpinan itu dinilai sebagai amanah yang berat yang konsekuensinya ganjaran berupa surga dan neraka. Lalu bagaimana cara Islam dalam menangani wabah?

Wabah penyakit menular pernah terjadi pada masa Rasulullah, wabah itu disebut kusta, penyakit yang sangat menular dan mematikan yang pada saat itu belum diketahui obatnya.

Untuk mengatasi wabah tersebut, sebagai salah satu upaya pencegahan, Rasulullah menerapkan kebijakan karantina dan isolasi yang dikenal dengan istilah lockdown,  tidak mendekati orang yang terkena kusta, juga diperintahkan untuk tidak mendekati wilayah yang terkena wabah sebagaimana dalam sabdanya “Jauhilah orang yang terkena kusta seperti kamu menjauhi singa” HR. Bukhari.

Hadis ini tegas menyatakan betapa berbahayanya penyakit kusta tersebut namun tetap harus ada orang atau ahli yang bertanggung jawab memberi pengobatan terhadap orang yang terkena penyakit itu.

Jadi metode karantina dan isolasi sudah ada sejak zaman Rasulullah Saw. Bukan hanya itu pada masa kekhilafahan umar bin Khattab juga pernah terjadi wabah penyakit yaitu Tha’un yang melanda seluruh negeri syam dan memakan korban jiwa sebanyak 25.000 orang.

Cara menanganinya pun sama seperti yang dilakukan Rasulullah yaitu para penderita diperiksa secara detail dengan langkah-langkah pemantauan yang ketat, para penderita wabah dibolehkan keluar dari ruang isolasi apabila sudah benar-benar sembuh total.

Begitulah cara islam mengatasi wabah penyakit menular. Islam memerintahkan umatnya untuk senantiasa menjaga kebersihan diri maupun lingkungan.

Dengan demikian penguasa punya peran strategis untuk menjaga kesehatan rakyatnya, apalagi dengan kondisi sekarang, rakyat butuh perlindungan optimal dari pemerintah.

Karena Rasulullah Saw dan Umar Bin Khattab yang menjadi pemimpin di masa lalu sudah memberikan contoh bagaimana seharusnya pemimpin berperan, melindungi dan bertanggung jawab terhadap rakyatnya dalam menangani wabah penyakit.[]

*Mahasiswi UIN Alauddin Makassar

Comment