RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA -Sekjen Komite Eksplorasi Nasional (KEN), Muhammad Sani sudah
melihat adanya tanda-tanda bahwa kedaulatan RI di Pulau Natuna mulai
dirongrong oleh negara China. Hal ini terlihat jelas, para nelayan China
kerap menangkap ikan tanpa izin di perairan Pulau Natuna.
melihat adanya tanda-tanda bahwa kedaulatan RI di Pulau Natuna mulai
dirongrong oleh negara China. Hal ini terlihat jelas, para nelayan China
kerap menangkap ikan tanpa izin di perairan Pulau Natuna.
Dalam konteks ini, kata Sani, ironisnya pemerintah China melindungi
para nelayannya yang masuk ke wilayah Indonesia tersebut, dengan dalih
Natuna termasuk wilayah penangkapan tradisional nelayan China.
para nelayannya yang masuk ke wilayah Indonesia tersebut, dengan dalih
Natuna termasuk wilayah penangkapan tradisional nelayan China.
Sani pun curiga, China mengincar kekayaan gas bumi yang tersimpan di
Natuna. Karena blok Natuna adalah ladang gas yang memiliki potensi
sampai 46 TCF, terbesar yang dimiliki Indonesia, hampir 5 kali lipat
cadangan Blok Masela.
Natuna. Karena blok Natuna adalah ladang gas yang memiliki potensi
sampai 46 TCF, terbesar yang dimiliki Indonesia, hampir 5 kali lipat
cadangan Blok Masela.
Dari itu, ia berharap pemerintah sesegera mungkin mengembangkan Blok
Natuna, maupun wilayah sekitarnya untuk menunjukkan kedaulatan di sana.
Natuna, maupun wilayah sekitarnya untuk menunjukkan kedaulatan di sana.
Cadangan gas di Natuna yang sudah diketahui sejak 1973 tak boleh
didiamkan begitu saja. “Harus dinyatakan de facto siapa yang berkuasa.
Itu wilayah kita tapi nelayannya dari China, bagaimana itu? Kita harus
buktikan kedaulatan kita tegak di sana. Paling tidak ini harus masuk
jadi prioritas pembangunan,” tegas Sani, saat ditemui di Balai Kartini,
Rabu (18/5).
didiamkan begitu saja. “Harus dinyatakan de facto siapa yang berkuasa.
Itu wilayah kita tapi nelayannya dari China, bagaimana itu? Kita harus
buktikan kedaulatan kita tegak di sana. Paling tidak ini harus masuk
jadi prioritas pembangunan,” tegas Sani, saat ditemui di Balai Kartini,
Rabu (18/5).
Menurut Sani, untuk pengembangan Blok Natuna, dia menyarankan agar
gas tidak dibawa ke Natuna Barat seperti rencana Pertamina, tapi bangun
saja infrastruktur gas, industri petrokimia, dan infrastruktur dasar
lainnya di Natuna Timur. Cara seperti ini diyakininya lebih ekonomis.
gas tidak dibawa ke Natuna Barat seperti rencana Pertamina, tapi bangun
saja infrastruktur gas, industri petrokimia, dan infrastruktur dasar
lainnya di Natuna Timur. Cara seperti ini diyakininya lebih ekonomis.
“Alternatifnya, kita bikin sentra sendiri di Natuna Timur,
terintegrasi. Harus ada peran aktif dari pemerintah,” tukas dia.
(Ardiansyah/bb)
terintegrasi. Harus ada peran aktif dari pemerintah,” tukas dia.
(Ardiansyah/bb)
Comment