Hanya Dengan Penerapan Hukum Islam Saja Yang Mampu Menyelesaikan Konflik Palestina

Opini442 Views

 

 

Oleh : SW. Retnani S.Pd, Praktisi Pendidikan

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Seperti menggantang asap, itulah yang dirasakan kaum muslim yang sedang tertindas, terdzalimi oleh para kafir laknatulloh.

Mereka mengharapkan bantuan dari saudara seakidah  namun hanya kesia-siaan belaka. Mengharapkan solusi hakiki dari negeri-negeri kaum muslim bagaikan mimpi di siang bolong.

Palestina yang sekarang ini ditandai dengan konflik politik terkait perampasan tanah dengan kekerasan oleh para zionis. Mereka sangat mengharapkan bantuan solusi hakiki dari saudara seakidah.

Sebelum membahas bagaimana solusi hakiki untuk konflik Palestina Israel akan lebih bijaksana bila kita mengetahui sejarah negeri Palestina terlebih dahulu.

Sekitar tahun 1517 hingga tahun 1917 Palestina dikuasai oleh kekaisaran Ottoman. Pada akhir Perang Dunia 1 kekaisaran Ottoman runtuh. Sejak abad ke-20 masyarakat Arab berada di wilayah tersebut dan dikenal sebagai orang Palestina.

Namun sebagian wilayah tersebut saat ini sudah dirampas dan dijajah oleh Israel.

Kendali atas wilayah ini merupakan situasi yang kompleks karena tidak ada konsensus internasional mengenai perbatasan. Banyaknya wilayah Di Palestina, kini telah diduduki oleh Israel. Lebih dari 135 negara anggota PBB telah mengakui Palestina sebagai negara merdeka, tetapi Israel dan beberapa negara lain termasuk Amerika serikat tidak mengakuinya.

Tahun 1918, Inggris menguasai Palestina. Liga bangsa-bangsa mengeluarkan mandat kepada Inggris untuk Palestina, memberi Inggris kendali administratif atas wilayah tersebut termasuk ketentuan untuk mendirikan negara bagi bangsa Yahudi di Palestina.

Tahun 1947, setelah lebih dari dua dekade pemerintahan Inggris, PBB mengusulkan rencana untuk membagi Palestina menjadi 2 bagian, yakni negara Yahudi merdeka dan negara Arab merdeka.

Yerusalem yang telah diklaim sebagai ibu kota oleh orang Yahudi dan Arab Palestina akan menjadi wilayah internasional dengan status khusus.

Tahun 1948 Israel mendeklarasikan dirinya sebagai negara merdeka, hampir seketika itu juga negara-negara Arab bergerak untuk mencegah berdirinya negara Israel. Perang Arab-Israel (1948) melibatkan Israel dan 5 negara Arab yakni Yordania, Irak, Mesir, Suriah dan Libanon.

Tahun 1949 Israel menguasai 2/3 bekas mandat Inggris. Awal abad ke-21 populasi Yahudi semakin banyak, jutaan imigran memenuhi negeri Palestina.

Perjuangan rakyat Palestina mempertahankan negerinya bukan hanya didasari karena memperjuangkan tempat tinggalnya saja. Namun, didasari atas firman Allah SWT.

Di dalam kitab suci Alquran telah diterangkan bahwa Palestina sebagai tanah yang diberkahi. Allah SWT telah menetapkan keberkahannya atas Palestina.

Sebagaimana diketahui negeri yang diberkahi Allah SWTadalah Mekah, Madinah dan Syam. Menurut para ulama penyebutan negeri yang diberkahi, karena di daerah tersebut diutus oleh Allah SWT sejumlah Rasul untuk berdakwah. Di antaranya, Nabi Ibrahim, Ishak, Ya’kub, Musa, Daud, Sulaiman, Ilyas, ilyasa hingga Isa AS.

Sekarang sedikit kita bahas perkembangan kaum Bani Israil yang notabene cikal bakal dari kaum Yahudi. Era keemasan Bani Israil terjadi di zaman Nabi Daud dan Nabi Sulaiman. Tapi sayangnya, Bani Israel tidak bertakwa kepada Allah SWT dan membuat kerusakan. Hingga akhirnya Bani Israil terusir dari tanah Palestina yang dijanjikan.

Bani Israil terusir dari tanah suci dan tercerai berai ke berbagai belahan dunia hingga 2 milenium.

Pengusiran pertama terjadi setelah Nebukadnezar, raja Babilonia menghancurkan Yerusalem pada 585 SM. Pengusiran kedua terjadi ketika Titus komandan tentara Romawi, menghancurkan Yerusalem pada 70 M.

Bani Israil banyak melakukan berbagai penyimpangan seperti menghalalkan riba yang diharamkan dalam Taurat, menyiksa, membunuh nabi dan rasul seperti membunuh Nabi Zakaria dan Nabi Yahya, menolak Nabi Isa sebagai almasih yang dijanjikan, bahkan berbuat makar untuk membunuhnya dll.

Maka setelah kita mengetahui sejarah Palestina dan kaum Bani Israil, kini saatnya kita gali konflik yang terjadi di Palestina.

Seperti kita ketahui bersama bahwa Israel terus – menerus menyerang Palestina. Bahkan Ramadan ini Israel melanjutkan serangan ke jalur Gaza, ketika upaya diplomatik untuk gencatan senjata.

Mengutip Al Jazeera, militer Israel melanjutkan serangan udaranya ke Gaza saat fajar menyingsing. Ledakan terdengar dan bola api serta gumpalan asap terlihat mengepul dari beberapa bangunan di kota.

Setidaknya 212 warga Palestina termasuk 61 anak-anak tewas di Gaza. Sejak kekerasan dimulai sekitar 1500 warga Palestina terluka. Serangan Israel ke Palestina tersebut mendapat respon keras dari seluruh penjuru dunia.

Memicu gelombang protes dan kecaman luas dari individu entitas muslim lokal dan global hingga pemimpin negeri-negeri muslim. Namun hingga saat ini negara-negara Arab tidak melakukan tindakan apapun selain mengecam.

Negara-negara Arab tidak berdaya karena telah dibelenggu oleh paham nasionalisme dan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel.

Negara-negara lain berusaha menengahi dengan solusi gencatan senjata. Satu-satunya kekuatan eksternal yang mampu membentuk pemikiran Israel adalah Amerika serikat.

Kini masyarakat global hanya bisa menunggu Amerika serikat menyelesaikan konflik. Maka bisa diprediksi Amerika Serikat akan membawa konflik Palestina-Israel ke meja perundingan. Gencatan senjata maupun solusi dua negara sebenarnya tidak benar-benar menyelesaikan konflik. Amerika serikat maupun Israel akan tarik ulur agar tujuan politik masing-masing tetap terjaga.

Penyelesaian konflik Palestina akan menjadi putaran yang sangat melelahkan di sekitar kepentingan AS dan Israel, menyisakan akar persoalan konflik yang membuat rakyat Palestina menderita tiada akhir.

Nyatalah organisasi dan komunitas internasional telah gagal menyelesaikan konflik panjang Palestina-Israel. Ini berarti dunia tidak berdaya untuk menghapus penjajahan manusia atas manusia.

Rakyat Palestina harus berjuang sendirian di tengah serangan mematikan tentara Israel. Palestina sesungguhnya adalah milik kaum muslimin, namun dalam perjalanan sejarah yang panjang dan berbagai perjanjian barat, telah nyata membantu Yahudi untuk menguasai Palestina dan mengusir penduduk Palestina hingga kini.

Ada berbagai solusi untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel antara lain, solusi two state nations, solusi memboikot produk-produk Yahudi Israel, meminta PBB untuk memberikan sanksi kepada Israel dan muslim Palestina berhijrah meninggalkan negeri mereka.

Semua itu bukanlah solusi hakiki yang mampu mengembalikan Palestina ke dalam pangkuan kaum muslim.

Pembebasan tanah Palestina jelas tak mungkin bergantung pada barat yang sudah pasti berpihak pada Israel. Begitu juga tidak mungkin berharap pada negeri-negeri Islam yang tunduk pada kepentingan barat.

Maka untuk membebaskan tanah mulia ini tentu dibutuhkan kekuatan militer yang hebat, yang mampu mengalahkan tentara Israel dan sekutunya. Tentu saja kekuatan militer itu harus datang dari luar Palestina, namun berharap pada pemimpin negeri muslim sekarang ibarat menggantungkan harapan kosong.

Kita butuh institusi negara yang berfungsi sebagai ra’in dan junnah, yang mengatur kaum muslimin dan rakyatnya dengan penerapan Syariat Islam secara menyeluruh dan Junnah sebagai pelindung dari segala macam marabahaya baik yang timbul dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Zionis pasti “ambyar” dengan penerapan hukum Islam. Inilah fungsi Daulah Islam yakni sebagai pelindung rakyatnya hingga tetes darah penghabisan seperti yang pernah terjadi pada masa kekhilafahan, saat Inggris meminta tanah Palestina. Sang Khalifah menolak dengan tegas, bahkan saat itu Khalifah dijanjikan diberi emas dan materi lain yang sangat menggiurkan tapi beliau tetap melindungi tanah Palestina.

Tak hanya itu, beliau rela mati demi menjaga rakyatnya, hal ini tidak akan pernah kita temui di zaman sekarang, saat sistem kapitalisme mencekik seluruh leher para pemimpin negeri-negeri muslim.

Dengan hadirnya daulah Islam, akan mencabik-cabik paham nasionalisme. Di mana paham inilah yang telah menghalangi umat untuk menolong dan membantu saudara seakidah yang tertindas, terdzolimi oleh para pengusung sistem kufur.

Daulah Islam akan mengirimkan kekuatan militer untuk membebaskan Palestina yang diberkati, dari keserakahan Zionis-Israel dan antek-anteknya. Perjuangan yang dilandasi semangat Jihad fi Sabilillah akan meraih kemenangan hakiki.

Untuk itu perjuangan mulia menegakkan kembali daulah Islam jangan sampai lepas dari genggaman tangan kita. Perjuangan ini tidak boleh berhenti, sebab kemuliaan Islam dan kaum muslim menjadi taruhannya.

Dengan demikian, solusi hakiki untuk mengakhiri konflik tiada akhir Palestina Israel dan melindungi kemuliaan rakyat Palestina serta menghadirkan kesejahteraan juga keamanannya adalah dengan Khilafah Islamiyah. Wallahu a’lam bishawab.[]

Comment