INDEF: Setahun Utang Pemerintah Naik 17,86%

Berita500 Views
Diskusi bulanan Indef soroti Nawacita yang digadang Jokowi -JK.[Suroto/radarindonesianews.com]
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Program
Nawacita yang dijadikan sebagai fokus utama pembangunan pemerintahan Jokowi-JK ternyata masih jauh panggang dari api. Tahun ini menurut Indef, dinilai masih sangat
jauh dari harapan. Ini terlihat pada realisasi utang periode
Januari-November 2015, mengalami peningkatan 17,86 persen, bila
dibanding periode yang sama pada November 2014. Hal ini diungkapkan Eko Listianto, Ekonom Institute for Development and Finance dalam diskusi bulanan di Kantor Indef, Jl. Batu Merah, Jakarta Selatan, Rabu (30/12).


Dalam paparan awal, Ekonom Institute for Development Economic and Finance itu menjelaskan seputar isu total utang pemerintah yang bertambah menjadi Rp466,04
triliun per Januari-November 2015.




“Realisasi utang ini mengalami pembengkakan hampir dua kali lipat,
jika kita banding 2014, yang hanya meningkat 9,82 persen, atau sebesar
Rp233,28 triliun,” kata dia dalam acara diskusi akhir tahun dengan
mengusung tema ‘Catatan Akhir Tahun Indef terkait Retorika Nawacita’,
yang digadang kabinet Jokowi-JK itu.




Pada saat utang Indonesia mengalami peningkatan, lanjutnya,
ditambah dengan penerimaan pajak yang rendah, di mana realisasinya baru
mencapai 68,2 persen, atau sebesar Rp1.015,6 triliun hingga akhir
november 2015.‎




Dijelaskannya, pencapaian penerimaan pajak sangat merosot bila
dibanding dengan November 2014, yang mencapai 80,2 persen dari target
APBN-P 2014 sebesar Rp1.246,1 triliun.




“Peningkatan utang, sama sekali belum ada evaluasi. Ini warning betul.
Kita sebenarnya tidak mempersoalkan utang, tetapi kita harus pikirkan
peningkatan utang itu harus bisa meningkatkan penerimaan negara.
Pemerintah ini harus betul-betul menanggapi masalah utang ini,” kata
dia.




Sementara itu, Direktur Eksekutif Indef, Enny Sri Hartati
menekankan, penambahan utang hendaknya harus mendukung program yang
telah dijalankan oleh Jokowi-JK. Namun, pada kenyataannya jauh dari
harapan, hal itu sangat disayangkan oleh pemerintah dalam satu tahun
ini.




“Ketika menambah utang, tetapi dana yang ada di anggaran kita tidak
terserap dengan baik. Manajemen pemerintahan seperti apa kalau kayak
gini. Nambah utangnya rajin sekali, tetapi tidak bisa menyerap,” kata
dia. (asp/GF)

Comment