Ir. Hj.Nurul Candrasari Masjkuri, M.Si*: Super Power Mongol Dikalahkan Raden Sri Wijaya, Bagaimana Natuna?

Opini477 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Kisah Mongol pada beberapa abad ke belakang, dalam catatan sejarah merupakan Kekuatan militer tangguh yang tak terkalahkan di dunia. Mongol saat itu tak ubahnya Amerika saat ini, super power dengan kedigdayaannya.

Jejak dan bukti kedigdayaan Mongol dapat dilihat dari daerah invasi mereka yang sangat besar, hampir mencapai separuh bumi, membentang dari Tiongkok sampai sebagian Eropa.

Mongol saat itu memiliki kekuatan militer yang luar biasa dan selalu menang saat menginvasi sebuah jajahan.

Namun tak ada yang sempurna di dunia ini. Mongol yang demikian hebat ternyata dikalahkan oleh pasukan Jawa. Mongol mengalami kekalahan dan gagal menginvasi tanah Jawa.

Sungguh ini menjadi catatan sejarah berharga bahwa kegagalan Mongol ini justru melawan Jawa yang mungkin tidak memiliki kekuatan apapun bahkan tak ubahnya semut bagi Mongol.

Kegagalan mereka di Jawa adalah satu-satunya kegagalan yang dialami oleh bangsa bar-bar yang besar dan kuat tersebut.

Bagaimanakah kisah Mongol dengan pasukan dan tentara lengkap dapat dikalahkan oleh Jawa dengan pasukan yang sangat kecil itu?

Jawaban dan alasannya adalah karena kemampuan para tentara Jawa yang hebat, serta strategi dan intrik cerdas dari Raden Wijaya.

Bagaimanakah kisah menumbangkan para tentara Mongol yang hebat ini ?

Kisah ini dimulai dari kesombongan Mongol yang dibalas murka oleh Singasari.

Perseteruan Mongol dan Jawa tidak terjadi dengan serta merta melainkan diawali dengan sikap angkuh dan kesombongan Mongol yang mengirim utusan ke Jawa sebagai pemicu.

Kerajaan Singosari pada saat itu menerima utusan Mongol yang menyampaikan pesan dari Kubilai Khan bahwa Jawa harus tunduk kepadanya dan memberi upeti sebagai tanda menyerahkan diri.

Raja Singasari ketika itu bernama Kertanegara, naik pitam, dan Ia menganggap pesan yang disampaikan utusan ini melampaui batas, tidak beretika serta sangat merendahkan dirinya.

Tanpa ampun, Kertanegara langsung mengiris telinga sang utusan tersebut dan menyampaikan tantangannya kepada Mongol. Utusan tersebut kemudian ditendang keluar untuk menyampaikan pesan balik dari Kertanegara kepada Kubilai Khan.

Utusan Mongol yang telah diiris kupingnya itu dan kembali ke hadapan Kubilai Khan.

Demi melihat utusan yang kembali dalam keadaan teriris kupingnya tersebut kemarahan Kubilai Khan tak terbendung dan meluap-luap.

Setelah mendengar kronologinya, dengan segera Kubilai mengirim tiga jenderal dengan 30 ribu prajurit terbaiknya untuk datang ke Jawa dengan tujuan menguasai serta menggantung Kertanegara.

Singkat cerita, tiga jenderal dan 30 ribu prajurit yang diangkut seribu kapal tersebut tiba di Jawa. Tanpa banyak narasi, mereka langsung bergerak menuju jantung Singosari dan memburu Kertanegara.

Selanjutnya ada 3 episode penting yang berlangsung saat Mongol invasi tanah Jawa yakni sbb :

■ EPISODE I : Keberhasilan Mongol Menumpas Singasari adalah strategi Raden Wijaya

Ketika sampai di Singosari, prajurit Mongol tidak mendapati Kertanegara kecuali Jayakatwang, Raja pengganti Kertanegara.

Namun bagi Mongol tidak masalah, yang terpenting Jayakatwang, Raja pengganti Kartanegara. Terjadilah pertempuran hebat antara Mongol dan Singasari. Peperangan episode I ini berhasil dimenangkan pihak Mongol.

Mongol berhasil mengalahkan Singosari.
Kisah Mongol memenangkan perang ini dikarenakan mendapatkan bantuan dari Raden Wijaya. Raden Wijaya memberikan bantuan berupa petunjuk arah serta strategi-strategi khusus, sehingga Mongol berhasil mengalahkan Jayakatwang.

Perlu dicatat dan diketahui, alasan dan strategi Raden Wijaya untuk membantu Mongol dikarenakan Jayakatwang telah membunuh Kertanegara yang notabene adalah Raja panutannya.

■ EPISODE II :
Strategi dan Intrik Tipu Daya Raden Wijaya Membuat Mongol Kocar-Kacir

Setelah Mongol meraih kemenangan dalam pertempuran melawan Jayakatwang, Raden Wijaya mengundurkan diri dan pamit kepada para jenderal Mongol yang ketika itu sedang berpesta pora.

Raden Wijaya menyampaikan bahwa ia hendak kembali untuk mempersiapkan upeti dan gadis-gadis cantik sebagai simbol penyerahan diri dan kaumnya.

Mongol saat itu sangat percaya kepada Raden Wijaya. Raden Wijaya dan rombongan mendapat pengawalan 200 pasukan bar-bar saat hendak pergi.

Kemudian rombongan Raden Wijaya melakukan perjalanan ke Desa Majapahit. Ketika sampai di sebuah tempat, secara tiba-tiba Raden Wijaya menyuruh pasukannya untuk menumpas tentara-tentara Mongol yang mendampinginya.

Taktik ini berhasil dan kemudian tanpa memberi ampun Raden Wijaya langsung balik arah dan menyerang pasukan Mongol yang tengah asik berpesta.

EPISODE III : Hengkangnya Mongol dan Berdirinya Majapahit

Raden Wijaya bergegas kembali ke barak-barak Mongol beserta ribuan tentaranya. Setelah sampai, tanpa tedeng aling-aling Raden Wijaya bersama pasukan menyerang Mongol yang sedang berpesta pora.

Serangan mendadak Raden Wijaya membuat Mongol tidak siap. Raden Wijaya berhasil menyandera 3000 tentara Mongol yang saat itu asik berpesta.

Dengan situasi ini, Mongol tak punya pilihan selain mundur, apalagi Raden Wijaya begitu trengginas memburu mereka.

Dengan susah payah akhirnya pasukan Mongol beserta para jenderal menaiki kapal mereka dan berlayar menjauhi Jawa.

Dengan rasa malu dan marah, pasukan Mongol meratapi kekalahan terbesar mereka sepanjang sejarah.

Setelah itu Raden Wijaya dengan semangat membangun desa Majapahit kembali dan hingga menjadi sebuah kerajaan besar.

Sementara para jenderal Mongol yang telah dikalahkan Raden Wijaya dihukum berat oleh Kubilai Khan. Sejak kekalahan ini hampir tak sekali pun Mongol mencoba untuk membalas.

Tidak ada lagi keberanian Mongol ke tanah Jawa karena kekalahan yang telah mereka alami membuat mereka malu dan enggan.

Tiada yang menyangka jika Jawa yang dimata Mongol itu ibarat setitik debu dan bagaikan semut iru ternyata dapat mengalahkan bangsa besar tersebut dalam sebuah pertemouran dan lari tunggang langgang.

Sejarah kekalahan Mongol ini membuktikan bahwa bangsa Indonesia sangat luar biasa. Sungguh sebuah catatan prestasi yang membanggakan.

Harus diingat bangsa ini dan menjadi bukti kehebatan negeri ini bahwa seorang Raden Wijaya telah berhasil melakukan strategi dan intrik-intrik perang sehingga dapat mengelabui dan mengalahkan Mongol yang boleh dibilang sebagai super power pada masa tersebut.

Sejak kekalahannya di Jawa, Kubilai Khan hampir tak sekalipun berani mencoba menyentuh Jawa lagi.

Menyikapi masalah pelanggaran Cina atas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia di perairan Natuna, termasuk kegiatan Illegal Unreported and Unregulated (IUU) Fishing yang dilakukan kapal penjaga pantai Cina, 24 Desember 2019, sudah saatnya negeri ini melindungi zona Natuna,

Cina merasa tidak melanggar hukum internasional yang ditetapkan lewat Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS). Landasannya, menurut Cina, adalah klaim bahwa perairan Natuna termasuk dalam Nine Dash Line Cina.

Cina memaksa tentang Nine Dash Line atau sembilan garis putus-putus adalah wilayah historis Laut Cina Selatan seluas 2 juta kilometer persegi yang 90 persen di dalamnya mereka klaim sebagai hak maritimnya, bahkan meski wilayah-wilayah ini berjarak hingga 2.000 km dari Cina daratan.

Sementara klaim historis Cina tentang sembilan garis putus-putus tersebut ternyata tidak pernah diakui dalam UNCLOS 1982.

Dengan kasus Natuna saat ini jangan sampai terjadi kembali seperti
kasus kekalahan Indonesia pada 1998 di Mahkamah Internasional dalam perkara perebutan Pulau Sipadan dan Ligitan.

Ambil pelajaran dari sosok RADEN WIJAYA bahwa negeri ini demikian hebat walau mungkin tak memiliki kekuatan peralatan perang (alutsista) yang hebat.

Namun jiwa besar dan semangat untuk mempertahankan tanah air itulah yang dapat mengalahkan dan memukul mundur tentara- tentara sehebat apapun.

Ingatlah sejarah ini !!
Bangkitlah jiwa-jiwa :
RADEN WIJAYA RADEN WIJAYA
RADEN WIJAYA
Anak negeri Indonesia
Sejarah telah menoreh betapa kuat bangsa ini

NATUNA adalah INDONESIA. Dari catatan sejarah ini seharusnya jangan pernah sejengkalpun menyerah.

Bila Raden Wijaya di masanya dapat memiliki strategi dan strategi perang yang mungkin sederhana namun mematikan, tentu hari ini ada Raden Wijaya masa kini yang lebih canggih dan harus lebih hebat melindungi negeri ini.[]

*Pendiri Kaukus Perempuan Politik Indonesia

Comment