Penulis: Anna Ummu Maryam | Pegiat Literasi Peduli Negeri
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Humas Pengadilan Agama (PA) Kabupaten Karawang, Drs. H. Asep Syuyuti M.Sy mengatakan ada sebanyak 2.600 janda baru di Karawang terhitung sejak Januari hingga Juni 2024. Alasan perceraian karena masalah ekonomi juga karena pasangannya kecanduan judi online.
Akibatnya setiap hari terjadi pertengkaran dalam rumah tangga mereka, istri memilih untuk menggugat cerai suaminya karena merasa sudah tidak tahan lagi meneruskan rumah tangga.
“Kebanyakan usia mereka masih pasangan muda dan memilih bercerai. Alasan utamanya karena faktor ekonomi,” kata Asep, Senin (OKEZONE.Com, 8/7/24).
Tingginya angka perceraian karena pinjaman online (pinjol) sepertinya terus akan meningkat sebagaimana fakta bahwa semakin banyak minat untuk memenuhi finansial dengan cara cepat yaitu dengan jalan injol.
Kita dapat melihat di mana masifnya tawaran pinjol di berbagai media elektronik bahkan telah menjadi sebuah trend dengan ikut bergabung didalamnya. Segala bentuk penjelasan dan segudang kemudahan telah menggiurkan masyarakat apalagi dapat uang cepat Tampa harus mengeluarkan keringat.
Tanpa perlu banting tulang ditengah ekonomi sulit dan tawaran kerjapun kian sempit. Pekerjaan telah didominasi para perempuan sehingga kaum lelaki harus bersaing secara ketat dengan kriteria oleh tempat tempat tertentu.
Belum lagi upah yang di bawah standar minimum dengan kerja nyaris hampir 24 jam. Tentu semua diluar ekspektasi kewajaran bagi para pekerja. Sehingga saat ada tawaran pinjol seolah menjadi angin segar padahal itu adalah jebakan yang mematikan.
Alasan utama para istri muda mengajukan cerai ke mahkamah adalah karena suami kecanduan judi online sehingga banyak hal yang terbengkalai dan tidak diperhatikan hingga memunculkan pertengkaran. Selain itu juga suami sudah tidak mampu lagi dalam menafkahi keluarga sehingga beban menjadi tambah bertumpuk.
Sistem Kapitalis Biang Perceraian
Maraknya pinjaman online tidak terlepas dari mudahnya masuk akses judi tersebut yang masing-masing media elektronik dan cetak. Apalagi dengan handroid yang bisa diakses langsung pengguna internet.
Sebenarnya hal ini bisa ditutup aksesnya namun mengapa seolah masih setengah hati? Hal ini tidak terlepas dari azas kapitalis yang telah menjadi standar. Di mana manfaat dan kepentingan telah mengambil peran penting. Saling menguntungkan dan saling mengamankan posisi telah menjadikan perbuatan haram ini sulit untuk diberantas.
Padahal jelas membawa kerugian yang amat besar bagi bangsa ini. Keutuhan keluarga jadi taruhan dan tentu saja hal ini menambah kekacauan yang telah ada. Sistem kapitalis telah mengacaukan tatanan kehidupan hingga ekonomi.
Ini adalah racun yang dikemas sedemikian rupa menjadi madu yang siap disantap. Ditambah paradigma pemikiran yang rusak dimana ada pihak yang mengganggap pinjol adalah kesempatan dan cara cepat untuk mendapatkan uang tanpa kerja keras.
Sistem kapitalis telah merusak peran keluarga pada bapak selaku pemimpin dalam rumah tangga. Kebebasan telah melahirkan mental dan fisik yang dilemahkan. Keterbatasan kemampuan dan minimnya modal untuk usaha juga telah mengalihkan kefokusan untuk bekerja.
Sisi bapak dalam sistem kapitalis sengaja dilemahkan. Sehingga ia tidak bisa mengayomi keluarganya dan menafkahi mereka. Tuntutan dalam kapitalis sengaja dibuat agar berbagai produk yang dicipta menjadi habis terbeli. Padahal itu hanya kesenangan bukan kebutuhan.
Hal yang paling fatal berikutnya adalah masa depan generasi bangsa telah dibajak sebagai harapan menjadi kacau. Kasih sayang dari kedua orang tua tak didapatkan penuh sehingga wajar kenakalan pada anakpun kian meningkat.
Angka perceraian karena pinjol telah tembus 75% permohonan gugatan cerai yang diterima itu berasal dari pihak perempuan. Kemudian 25% lagi permohonan dari pihak laki-laki. Ini adalah fakta begitu rusaknya tatanan kehidupan keluarga pada pinjol.
Tidak ada bekal kehidupan keluarga yang cukup serta finansial yang mapan bagi pasangan juga telah merusak tujuan dari keluarga itu sendiri. Kapitalis telah memanfaatkan dua sisi keuntungan yaitu para istri yang ingin dipenuhi semua inginnya bahkan hingga bukan kebutuhan. Para suami dirusak dengan ketagihan judi hingga melalaikan perannya.
Maka jika ini tidak tindak – lanjuti dengan serius tanpa pandang bulu maka akan bertebaran di muka bumi para janda dan duda muda yang gagal dalam membina keluarga. Kehancuran ini adalah karena penerapan sistem kapitalis sekuler.
Kembalikan Fungsi Keluarga
Tidak dapat dimungkiri bahwa permasalahan dalam keluarga pasti dialami namun jika tidak diselesaikan dalam Islam tentu akan mendapatkan kerusakan demi kerusakan.
Maka Islam hadir untuk menjawab dan mengembalikan fungsi para anggota keluarga hingga sampai ke taraf ideal. Islam hadir dengan seperangkat aturan yang sempurna dan menjawab tuntas permasalahan dalam keluarga.
Islam mewajibkan lelaki sebagai penanggung jawab dalam keluarga. Bahkan bukan hanya dalam nafkah namun menjadi teladan keluarga dalam bersikap, mendidik dan mengayomi keluarganya.
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Dan akulah yang paling baik di antara kalian dalam bermuamalah dengan keluargaku” (HR. Tirmidzi).
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda: “Allah menyukai orang fakir yang apik dan yang menjadi tulang punggung keluarga.” (HR Ibnu Majah).
Maka lelaki yang berusaha menjadi kepala keluarga dipuji dalam Islam bahwa memiliki tempat yang istimewa. Begitupun sebaliknya jika ia meninggalkan hal tersebut maka kesulitan yang akan ia hadapi.
Selain itu negara juga memiliki fungsi sebagai pelaksana syariat dan pelayan terbaik bagi rakyatnya. Negara menutup semua yang diharapkan oleh Allah SWT di semua media dengan berbagai bentuknya.
Pemilik situs tersebut akan dihukum berat jika terus melanjutkan aksinya. Karena negara adalah pemilik kebijakan umum untuk menjaga suasana taqwa dan sehat pada setiap keluarga bahkan segala sisi.
Bahkan akan membekali hingga memberikan modal dan fasilitas yang dibutuhkan hingga kepala keluarga mampu bangkit finansial secara mandiri dan terciptanya tatanan keluarga yang harmonis.
Negara tidak akan tinggal diam dengan permasalahan yang terjadi karena justru itulah bagian dari kerja mereka. Para lelaki hidup mulia dalam Islam dan tingkat perceraian akan bisa ditekan.
Maka jelaslah fungsi negara dalam keluarga dan selalu memantau pelaksanaan peraturan apakah sudah sesuai dengan syariat Islam. Dalam islam, negara bukan sekedar fasilitator tapi harus selalu hadir dalam mengayomi rakyatnya.
Kehidupan ideal ini hanya saat sistem Islam yaitu Alquran dan Sunnah dijalankan dalam kehidupan. Maka jika ingin kehidupan ini berjalan sebagaimana mestinya maka terapkan aturan Islam dalam segala aspek kehidupan.[]
Comment