Kepolisian Jawa Tengah Larang Longmarch, Ada Apa?

Berita396 Views
Foto/Kahar/radarindonesianews.com
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Rombongan longmarch Surabaya – Jakarta tertahan. Saat romobongan sedang sarapan di sebuah warung makan di pojokan stasiun Tawang, Semarang, sejumlah aparat kepolisian melarang longmarch Surabaya – Jakarta, Senin (6/8/2018). Demikian rilis yang disampaikan Ketua Departemen Komunikasi dan Media KSPI, Kahar S. Cahyono kepada redaksi, Senin (6/8/2018).

Aparat kepolisian menghampiri peserta longmarch. Setelah itu mereka berbincang-bincang dan pada akhirnya melarang melanjutkan perjalan dengan alasan tidak memiliki STTP.

Namun, Aulia Hakim ketua DPW FSPMI Jawa Tengah tetap ingin melanjutkan perjalanan hari ini sampai titik penyambutan para buruh Jawa Tengah. Menurut Hakim, pihaknya sudah memberi pemberitahuan sebelumnya.

“Ini sudah merampas kebebasan kami, mengapa orang jalan kaki dilarang dan harus membawa surat,” ujar Hakim.

Senada dengan Hakim, Presiden KSPI Said Iqbal menyayangkan sikap kepolisian Jawa Tengah. Hal ini, mengingat, dalam longmarch hari pertama pada tanggal 50Agustus 2018 selama di Jawa Timur, pihak polisi bersikap kooperatif.

“Tetapi mengapa di Jawa Tengah dihalang-halangi?” Protes pria yang juga menjabat sebagai Presiden FSPMI itu. “Ada apa dengan Jawa Tengah? Padahal aksi serupa yang biasa dilakukan para buruh di Jawa Barat dan DKI Jakarta juga tidak pernah dilarang sedemikian rupa,” tegasnya.

Namun pihak kepolisian tetap menghalang-halangi dan memaksa rombongan naik mobil menuju kantor DPW FSPMI Jawa Tengah. Saat ini, peserta longmarch berada di kantor DPW FSPMI Jawa Tengah.

Para buruh berkomitmen akan tetap melanjutkan longmarch hingga Surabaya – Jakarta, untuk kemudian bergabung dengan 20 ribu buruh yang akan mengantarkan Prabowo Subianto mendaftar sebagai Capres di KPU pada tanggal 10 Agustus 2018 nanti

Sebelumnya, Said Iqbal menjelaskan jika longmarch Surabaya – Jakarta dalam rangka mendukung Prabowo dalam Pilpres 2019. Para buruh berharap, pada  tahun 2019 nanti, akan terjadi pergantian presiden secara konstitusional melalui pemilihan umum. Dengan adanya pergantian presiden, buruh berharap ada perubahan kebijakan yang berpihak pada rakyat.

Oleh karena itu, dalam longmarch, buruh akan menyuarakan isu yang terkait dengan masyarakat dan buruh. Isu-isu tersebut adalah turunkan harga sembako, listrik, dan BBM; hapus pemagangan dan outsourcing, tolak TKA China Unskilled, sehat hak rakyat, semua jenis penyakit harus ditanggung BPJS Kesehatan termasuk katarak, persallinan, dan rehabilisi medis; tolak upah murah dan cabut PP 78/2015, lindungi ojek online dan akui sepeda motor sebagai angkutan umum; serta angkat guru honor dan tenaga honor sebagai PNS.

Longarch ini direncanakan akan berakhir di Jakarta pada tanggal 10 Agustus 2010. “Di Jakarta, para buruh yang melakukan longmarch akan disambut 20 ribu buruh untuk kemudian bersama-sama mengantarkan Prabowo Subianto mendaftar sebagai Capres di KPU,” pungkas Said Iqbal.[KSC]

Berita Terkait

Baca Juga

Comment