Menjaga Anak, Antara Iman, Imun, dan Aman

Opini504 Views

 

 

Oleh: Maulinda Rawitra Pradanti, S.Pd, Praktisi Pendidikan

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Anak-anak adalah permata bagi orang tuanya. Setiap orang tua akan rela memberikan penjagaan pada anak-anak mereka. Memastikan anak-anaknya aman dan sehat. Namun, tak jarang orang tua juga akan menemukan hal-hal yang tidak diinginkan. Terjangkit penyakit contohnya.

Meski penjagaan dari orang tua sudah ketat, namun adakalanya anak jatuh sakit. Ada penyakit yang memang dianggap biasa terjadi pada anak, seperti batuk, pilek, demam, dan sejenisnya. Adakalanya anak terjangkit penyakit yang justru dianggap sebagai penyakit orang dewasa, seperti diabetes, anemia, wasir, bahkan stroke.

Jika penyakit yang diderita anak mudah terdiagnosa, maka penyembuhannya juga akan cepat. Misal penyakit akibat virus, maka pemberian obatnya adalah antivirus. Begitu juga jika sebab sakitnya karena bakteri, maka pemberian obatnya adalah antibiotik. Berbeda dengan penyakit yang butuh diagnosa lebih lanjut, maka biasanya akan melalui proses yang lebih panjang, CT scan, MRI, atau pengambilan sample darah.

Begitulah upaya orang tua dalam merawat anaknya untuk kembali sehat. Mencarikan pengobatan yang sesuai dengan kondisi sakit sang anak. Anak-anak memang butuh perhatian serius dalam masalah ini, sebab mereka belum paham betul tentang penyakit apa yang sedang mereka derita. Mereka hanya bisa mengeluhkan sakitnya pada orang tuanya. Oleh karena itu peran orang tua sangatlah dibutuhkan.

Masing-masing penyakit tentu memiliki ciri-ciri khusus dan penanganan yang berbeda-beda. Misal saja penyakit anemia dan diabetes yang dikira sebagian orang tua tidak akan menimpa anak usia dini. Padahal dua penyakit ini juga berpeluang menimpa anak usia dini.

Anemia adalah penyakit yang menyerang sistem peredaran darah. Anemia pada umumnya disebabkan karena kekurangan zat besi. Oleh karenanya, anak yang menderita anemia tidak memiliki sel darah merah yang cukup. Akibatnya anak akan merasa cepat lemas, kulitnya pucat, bahkan detak jantungnya akan lebih cepat. (fimela.com, 10/7/2021)

Sementara itu, diabetes adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya dalam pengolahan hormon insulin. Anak yang menderita diabetes akan menunjukkan gejala sering haus, sering buang air kecil, suka makan banyak tetapi berat badannya justru menurun. Jika diabetes yang diderita sudah cukup parah, maka ketika anak luka-luka akan lama sembuhnya bahkan sulit untuk sembuh. (alodokter.com, 31/1/2020)

Dengan dua contoh penyakit ini, maka kita akan memahami bahwa cara pengobatan masing-masing penyakit pun berbeda. Ada yang harus mengonsumsi makanan kaya zat besi. Ada pula yang harus mengurangi konsumsi makanan yang tinggi gula. Begitu juga dengan masalah kesehatan anak yang lain, tentu akan ada cara pengobatannya masing-masing juga.

Lebih daripada itu, sebelum terjangkit penyakit, ada baiknya jika orang tua lebih waspada sejak awal perkembangan anak. Seperti kalimat yang sering disebutkan, “lebih baik mencegah daripada mengobati”.

Sering mengedukasi anak untuk selalu menjaga kesehatannya dengan sering cuci tangan, potong kuku jika sudah panjang, pakai masker jika batuk pilek, dan cara-cara pencegahan yang lain yang mudah untuk dipahami anak-anak.

Oleh karenanya, sebagai orang tua hendaknya memiliki benteng alternatif untuk menjaga mereka. Selain benteng keamanan dari penggunaan protokol kesehatan yang ketat, maka setidaknya ada dua benteng lagi yaitu iman dan imun.

Perkara iman, yaitu percaya bahwa semua penyakit yang diderita oleh anak sesungguhnya telah ada yang mengatur. Sebagai seorang muslim, maka patut diimani bahwa seluruhnya adalah pengaturan Allah al Mudabbir.

Keimanan tertinggi seorang muslim adalah percaya bahwa yang terjadi adalah yang terbaik. Salah satu hikmah yang bisa diambil adalah bahwa penyakit bisa menggugurkan dosa.

Perkara iman, anak-anak juga perlu diajarkan sejak dini tentang enam rukun iman. Diantaranya adalah iman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya, Kitabullah, Rasulullah, Qadha Qadar, dan Hari Kiamat.

Nah untuk masalah penyakit yang menimpa seorang manusia, itu berarti masuk ke dalam iman kepada Qadha dan Qadar, yang baik dan buruknya adalah datang dari Allah.

Qadha adalah perbuatan yang menimpa kita, yang tidak bisa kita elakkan kehadirannya. Qadha tidak akan dimintai pertanggungjawaban di hari kiamat nanti. Oleh karena itu janganlah risau dan terlalu berbangga diri jika memang mendapat jatah sakit atau kesehatan.

Adapun qadar adalah sebuah khasiat yang diciptakan oleh Allah pada suatu benda atau makhluk, termasuk virus, bakteri, jamur, atau mikroba-mikroba penyebab penyakit. Qadar akan dimintai pertanggungjawaban di hari kiamat, tergantung bagaimana manusia mendudukkan khasiat dari suatu makhluk itu.

Oleh karena itu, manusia ketika ingin menghindari suatu penyakit agar tidak masuk ke dalam tubuh dan menyakitinya, maka manusia dituntut untuk disiplin dalam menjaga kesehatan. Penggunaan masker, sering cuci tangan, menghindari orang-orang yang sakit, dan cara-cara lainnya sebagai ikhtiar dalam menghalau si pembawa penyakit ini.

Dengan demikian, iman menjadi benteng awal dalam diri anak dalam memahami segala penyakit yang menimpa dirinya atau orang di sekitarnya, semuanya datangnya dari Allah.

Dengan iman, mereka juga mampu memahami bahwa Allah-lah sebaik-baiknya pemberi nikmat kesehatan.

Setelah dipahamkan tentang keimanan, maka ikhtiar selanjutnya adalah menjaga imun tubuh. Baik bagi diri sendiri ataupun orang-orang di sekitar. Sebab, tubuh juga punya hak untuk dipenuhi nutrisinya. Oleh karena itu penting memilihkan makanan dan minuman yang bergizi sebagai immune booster mereka.

Dengan imun tubuh yang kuat, maka virus ataupun mikroba-mikroba jahat akan mampu dilemahkan dan tidak lagi menyerang tubuh anak-anak.

Selain dari makanan dan minuman bergizi, imun juga perlu dikuatkan dengan cara olahraga sebagai latihan fisik. Ada juga yoga atau berdoa untuk menguatkan kesehatan secara mental. Jadi antara fisik dan mental haruslah seimbang agar anak tetap kuat secara fisik dan tenang secara mental.

Dengan bertambahnya kekuatan di dua benteng ini, yaitu iman dan imun, maka orang tua akan lebih mudah mengontrol dan menjaga anak-anaknya. Anak-anak tinggal diarahkan saja untuk tetap mematuhi prokes sebagaimana yang mereka saksikan di sekitar mereka juga tetap diajarkan untuk tawakkal, menerima dengan ikhlas ketika mereka jatuh sakit.

Dengan demikian, anak-anak juga tidak akan merasa terbebani ketika mereka sudah paham terkait pentingnya menjaga kesehatan demi keselamatan mereka dan orang-orang di sekitar mereka.

Orang tua pun juga akan merasa tenang dalam menjaga anak-anaknya karena mereka berhasil dalam memenuhi kebutuhan iman, imun dan keamanan anak-anak mereka.

Selamat berjuang wahai orang tua. Anak-anak adalah permata yang harus dijaga keamanannya dari segala bentuk bahaya. Oleh karena itu, tetaplah fokus pada keselamatan mereka, baik secara fisik atau mentalnya.[]

Comment