Masiran, warga penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Tahun 2015.[adhie/radarindonesianews.com] |
RADARINDONESIANEWS.COM, BANTEN – Tak tahu mesti berbuat apa, hampir seluruh dari 40 penerima
program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya ( BSPS ) Tahun 2015 di Desa
Alang-alang Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang Propinsi Banten hingga kini (27/11), belum juga melaksanakan program dari Kementerian Pekerjaan Umum
Dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Direktorat
Rumah Swadaya.
program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya ( BSPS ) Tahun 2015 di Desa
Alang-alang Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang Propinsi Banten hingga kini (27/11), belum juga melaksanakan program dari Kementerian Pekerjaan Umum
Dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Direktorat
Rumah Swadaya.
Pasalnya, masyarakat miskin penerima bantuan ini bingung
karena diketahui bahwa mereka menerima bantuan sebesar Rp. 15 juta untuk
Bedah Rumahnya. Namun ternyata masyarakat yang berada di pesisir Utara
Kabupaten Serang ini tepatnya berada di Kampung Supung Desa Alang- Alang
Kecamatan Tirtayasa, malah dikirimkan bahan material oleh salah seorang
pihak desa bernama Saefulloh alias Saip.
karena diketahui bahwa mereka menerima bantuan sebesar Rp. 15 juta untuk
Bedah Rumahnya. Namun ternyata masyarakat yang berada di pesisir Utara
Kabupaten Serang ini tepatnya berada di Kampung Supung Desa Alang- Alang
Kecamatan Tirtayasa, malah dikirimkan bahan material oleh salah seorang
pihak desa bernama Saefulloh alias Saip.
“Bingunglah pak… Biarin aja. Mau bangun rumah gimana,
wong yang dikasih cuman kaya gini.” Ucap salah satu warga penerima
sambil menunjuk bahan material yang menumpuk didepan rumah gubuknya.
wong yang dikasih cuman kaya gini.” Ucap salah satu warga penerima
sambil menunjuk bahan material yang menumpuk didepan rumah gubuknya.
Ditanya mengapa masih banyak masyarakat yang hingga kini
belum juga melaksanakan program tersebut, Salkah, nenek lanjut usia, penerima
bantuan itu mengatakan bahwa dirinya hanya menerima bantuan berupa
beberapa bahan material saja dan mengaku tidak memiliki biaya untuk membangun.
belum juga melaksanakan program tersebut, Salkah, nenek lanjut usia, penerima
bantuan itu mengatakan bahwa dirinya hanya menerima bantuan berupa
beberapa bahan material saja dan mengaku tidak memiliki biaya untuk membangun.
“Saya dan warga di RT 01 RW 01 Kampung Supung ini masih
bingung pak, dari awalnya tidak tahu harus dibagaimanakan karena
informasinya juga ga jelas. Ya… namanya juga kami mah orang miskin
kali ya pak. Saya juga ga sama dapat barangnya ada kurang, yang lain mah
dapat batu bata… Saya mah tidak. Mau bangunnya juga dari mana
duitnya ” Pungkas Salkah.
bingung pak, dari awalnya tidak tahu harus dibagaimanakan karena
informasinya juga ga jelas. Ya… namanya juga kami mah orang miskin
kali ya pak. Saya juga ga sama dapat barangnya ada kurang, yang lain mah
dapat batu bata… Saya mah tidak. Mau bangunnya juga dari mana
duitnya ” Pungkas Salkah.
“Yang kami tahu, waktu itu kami dikumpulkan di rumah pak
carik (sekretaris desa_red) dan disuruh tandatangan. Katanya sih
mereka itu orang dari dinas dan orang dari Bank. Waktu itu yang lihat di
tulisannya mah Rp. 15 Juta. Ga taunya pas yang dikirim cuma batu bata
merah 3500 buah, Semen 13 Sak, Batu split ditaruh di dalam karung
sebanyak 3 Karung, Kayu balok 13 batang, Kayu papan 16 batang, besi
rangkai 8 Set, Paku payung dan Paku besar kurang lebih 10 Kg. Yang
ngirimnya warga Kampung Alang-alang Pulo namanya Pak Saep. Kalau dijumlah paling sekitar Rp. 5 Juta. ” Lanjut Masiran suami dari Masturoh
selaku penerima bantuan yang rumahnya berhadapan dengan Nenek Salkah.
carik (sekretaris desa_red) dan disuruh tandatangan. Katanya sih
mereka itu orang dari dinas dan orang dari Bank. Waktu itu yang lihat di
tulisannya mah Rp. 15 Juta. Ga taunya pas yang dikirim cuma batu bata
merah 3500 buah, Semen 13 Sak, Batu split ditaruh di dalam karung
sebanyak 3 Karung, Kayu balok 13 batang, Kayu papan 16 batang, besi
rangkai 8 Set, Paku payung dan Paku besar kurang lebih 10 Kg. Yang
ngirimnya warga Kampung Alang-alang Pulo namanya Pak Saep. Kalau dijumlah paling sekitar Rp. 5 Juta. ” Lanjut Masiran suami dari Masturoh
selaku penerima bantuan yang rumahnya berhadapan dengan Nenek Salkah.
Ditemui di kediamannya Saep yang disebut sebagai warga yang menyalurkan bahan material itu kepada radarindonesianews.com
mengatakan bahwa, dirinya hanya sebagai masyarakat yang ikut
mendampingi dan membantu masyarakat serta hanya mengikuti instruksi dari
Tim Fasilitator dan Konsultan dari dinas saja.
mengatakan bahwa, dirinya hanya sebagai masyarakat yang ikut
mendampingi dan membantu masyarakat serta hanya mengikuti instruksi dari
Tim Fasilitator dan Konsultan dari dinas saja.
“Benar saya yang kirim bahan – bahan material tersebut.
Saya hanya sebagai pendamping masyarakat saja alias penjembatan lah
kurang lebihnya. Kebutuhan masyarakat yang kurang pasti saya sampaikan
ke Pak Rizki selaku Fasilitator dari Dinasnya, begitu juga apa saja
yang diberikan Fasilitator saya sampaikan juga. Selebihnya mending
tanyakan saja ke Pak Rizki.” Jelasnya.
Saya hanya sebagai pendamping masyarakat saja alias penjembatan lah
kurang lebihnya. Kebutuhan masyarakat yang kurang pasti saya sampaikan
ke Pak Rizki selaku Fasilitator dari Dinasnya, begitu juga apa saja
yang diberikan Fasilitator saya sampaikan juga. Selebihnya mending
tanyakan saja ke Pak Rizki.” Jelasnya.
Diketahui dari beberapa masyarakat yang ikut menyampaikan
bahwa bahan – bahan material itu dikirim dari Toko bangunan yang
beralamat di daerah Sawah Luhur Kasemen Kota Serang. Hingga berita ini
di publish, Rizki yang disebut sebagai Tim Fasilitator dinas dihubungi via telepon selulernya baik telepon atau SMS (Short Message Service)
hingga kini belum juga mau menanggapi.[adhie]
Comment