Mira Susanti |
RADARINDONESIAENEWS.COM, JAKARTA – Pertanyaan apakah 2019 rakyat bersama Prabowo atau Jokowi?. Sebuah pertanyaan yang misterius dan penuh teka teki yang masih ditunggu jawabannya hingga 17 April nanti. Namun sebagai warga negara yang cerdas dan peduli nasib negara ini kedepan tentunya mendambakan sosok pemimpin yang amanah ,jujur,dan peduli pada rakyatnya. Tentu saja bukan sosok pemimpin yang suka ingkar janji,pendusta,penista agama dan sibuk mencari pencitraan sana sini .
Pesta demokrasi 17 April 2019 tinggal hitungan hari. Debat demi debat pun sudah berlalu dengan hebat. Meskipun tinggal satu debat lagi . Pasca debat membuat suasana politik antara kedua kontestan semakin memanas. Adu argumentasi tentang prestasi serta jurus sakti untuk membius perhatian rakyat juga tak kalah ambisius. Seperti halnya paslon 01 mengeluarkan 3 kartu sakti sekaligus jikalau mereka terpilih nanti. Sementara itu paslon 02 tidak kalah sakti,cukup dengan satu kartu semua persoalan rakyat dapat di selesaikan.
Seolah persoalan negara ini hanya bicara soal kartu yang selalu menghantui rakyat.
Layaknya sebuah kompetensi merebutkan kekuasaan tertinggi di negeri ini tentunya ini bukanlah perkara remeh temeh bagi kedua kontestan. Buktinya dilihat dari sisi prestasi dari kubu petahana bapak Jokowi yang saat ini berkuasa. Dimana kepercayaan rakyat sudah terkikis habis disebabkan oleh persoalan negeri yang semakin pelik dan sulit untuk diselesaikan. Jika ini dibiarkan terus menerus negeri ini semakin tak terurus. Disisi lain keberpihakan rakyat berbelok mendukung bapak Prabowo-Sandi meskipun belum terbukti kepemimpinannya semakin tak terbendung.
Namun setidaknya harapan untuk memilih pemimpin yang lebih baik tentu menjadi perhitungan bagi rakyat.
Akankah hati rakyat akan berlabuh pada Prabowo atau jokowi itu hanya bisa ditentukan oleh akal sehat rakyat itu sendiri. Jikalau money politic ,pencitraan,tuduhan-tuduhan keji dan kepentingan pribadi yang dijadikan sandaran . Tentu saja rakyat tidak akan merasakan apa – apa kecuali kebohongan demi kebohongan ,penderitaan demi penderitan yang tiada usai. Karena dalam sistem kapitalis sekuler saat ini apapun bisa terjadi. Awalnya salah bisa benar,kalah menjadi menang hal itu bisa diatur sesuai kepentingan politik yang berkuasa. Semua dilakukan atas nama materi dan kekuasaan semata.
Siapapun yang akan memimpin indonesia kedepan maka tetaplah tanggungjawab besar itu ada di pundaknya tidak hanya didunia tapi juga di akherat kelak. Karena menjadi pemimpin itu berat kamu tidak akan kuat kecuali dengan taat pada syariat.[]
Penulis adalah lulusan D3 Teknik Kimia dan anggota Aliansi Penulis Perempuan Untuk Generasi, Padang
Comment