Munas LDII, Dari Gerakan Hormati Guru, Ekonomi Syariah Hingga Munas Paperless

Berita419 Views
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) akan menggelar Musyawarah
Nasional (Munas) ke-8. Sejak berdirinya pada tahun 1972, inilah Munas
LDII yang paling berbeda dibanding munas-munas sebelumnya mengingat,
LDII mengharapkan munas bukan sekedar kegiatan rutin dan seremoni, namun
memberikan prespektif baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, 
Munas
kali ini merupakan cermin bahwa Islam itu rahmatan lil alamin, kami
memberikan solusi berbagai masalah bangsa. Bagi LDII Munas bukan sekedar
pertanggungjawaban pelaksanaan program, memilih ketua baru, dan
menyusun arah organisasi. Munas sebisa mungkin cermin solusi atas
masalah bangsa, dalam detail pelaksanaan, ujar Prasetyo Sunaryo Ketua
Panitia Pengarah Munas VIII LDII.
Prasetyo
mencontohkan, penebangan hutan untuk berlembar-lembar kertas ataupun
tisu, mengakibatkan keseimbangan ekosistem di bumi terganggu. Lalu
muncul masalah berikutnya, pemanasan global menjadi ancaman umat manusia
karena hutan yang berfungsi menyaring polusi dan menjaga suhu bumi,
kian menyusut.
Solusinya,
warga LDII telah melakukan gerakan masif dengan menanam 3,5 juta pohon
di 12 provinsi dengan tingkat kematian 7,2 persen. Dalam setahun sekali,
DPD LDII di seluruh Indonesia melaksanakan program Go Green dan Program
ini merupakan gerakan penghijauan yang diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari dengan menanam pepohonan yang bermanfaat dipekarangan rumah
“sebagai
kelanjutan Go Green. Munas LDII ke VIII dikonsep dengan cara bebas
kertas mengingat semua materi pembicara, pendaftaran, dan administrasi
di kesekretariantan Munas menggunakan digital”. ungkap Prasetyo
Perhelatan
Musyawarah Nasional Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam
Indonesia yang akan berlangsung pada 8-10 November 2016 di Balai kartini
Jakarta, merupakan Munas yang mendapat apresiasi oleh Pemerintah RI,
melalui Menteri Agama, Lukman Hakim saefuddin. 
Apresiasi
Pemerintah terhadap pelaksanaan Munas DPP LDII, disamping persiapan
yang sangat matang, materi dan kesiapan lainnya, Munas DPP LDII ini
merupakan yang pertama kalinya oleh Ormas Islam, yang pelaksanaanya
sudah digital alias paperless. (Munas tanpa kertas).
“Ini
baik sekali dan pemerintah sangat mengapresiasi Munas LDII yang
paperless ini, disamping ikut menjaga ekosistem alam, tentu akan menekan
biaya, ini perlu ditiru oleh ormas lain,” Jelas Lukman Hakim, Menteri
Agama RI saat menerima kunjungan pengurus DPP LDII dan Panitia Munas
VIII. Kamis 3/11/2016.
Prasetyo Sunaryo, Ketua
SC Panitia Munas VIII DPP LDII, mempertegas bahwa Munas LDII selain
memilih ketua umum dan kepengurusan yang baru, Munas kali ini yang
paling penting adalah menyerap semua keinginan dari warga untuk
dijadikan amanat agar dilaksanakan oleh pemimpin berikutnya.
“Jadi
bukan memilih siapa tetapi melaksanakan apa. Sehingga Munas betul betul
Munas, bukan sekedar voting,terpilih ketua selesai, tetapi betul-betul
menampung aspirasi dan pemikiran pemikiran untuk dilaksanakan oleh
kepengurusan baru,” Jelas Prasetyo.
Prasetyo
menjelaskan, Keberhasilan pemimpin kepengurusan yang lalu telah
berhasil melaksanakan amanat membangun manusia profesional relegius,
sehingga munculnya lembaga pendidikan, pelatihan, FGD dll. Berikutnya
mengusulkan Munas ini berdasarkan pada hasil Focus Grup Discussion
sebelumnya, (FGD) adalah Peningkatan kualitas sdm.  
“Bagaimana
meningkatkan SDM yang berkualitas? Yaitu gunakan gerakan sosial budaya
. Yaitu gerakan menghormati guru. Karena kalau guru dihormati, dengan
sendirinya guru akan merespon sehingga ia akan meningkatkan kualitas
dirinya, orang yang dihargai dengan yang tidak dihargai pasti beda.
Inilah lde memberikan sebuah konstribusi untuk memperbaiki dunia
pendidikan kita yang tidak menggunakan keuangan,” Ujar Prasetyo Sunaryo
Dengan
Cara ini tidak ada kaitan dengan anggaran pendidikan. Tetapi bisa
bagaimana memperbaiki dunia pendidikan melalui gerakan social budaya.
Karena memang ciri khas daripada Negara yang maju rata-rata Negara itu
mesti menghormati gurunya. Mulai dari Amerika, Norwegia, Finlandia,
Korea Selatan dll.
Adapun
tema Munas VIII DPP LDII ini adalah “Keniscayaan Pengembangan Ekonomi
Syariah, Peningkatan Kualitas SDM, dan Pemberdayaan Teknologi Digital
untuk Indonesia Berkelanjutan”.
Rully
Kuswahyudi, ketua OC menjelaskan, beberapa hal seperti penghormatan dan
pemuliaan guru, pengembangan UMKM yang berada dalam pembinaan LDII dan
penyikapan Medsos dan Tekhnologi Informasi (IT) secara arif, efektif dan
efisien akan menjadi rekomendasi Munas. Selain memilih ketua umum dan
kepengurusan yang baru, Munas kali ini akan merumuskan berbagai
perubahan di dalam tubuh organisasi sesuai gerak zaman.
Munas
VIII  akan diikuti oleh 1.300 peserta yang terdiri dari Unsur Dewan
Penasehat DPP LDII, Pengurus Pleno DPP LDII, utusan 33 DPW Provinsi,
serta 500 DPD kabupaten dan kota seluruh Indonesia termasuk Pondok
Pesantren. Direncanakan akan berlangsung selama 3 hari.
“Alhamdulilah,
perwakilan seluruh provinsi maupun kabupaten kota di Indonesia sudah
menyatakan siap  hadir mengikuti Munas VIII DPP LDII sebagai peserta,”
kata Prof. Abdullah Syam ketua Umum DPP LDII periode 2011-2016. 
Lebih
lanjut Syam mengatakan, bahwa selain dihadiri pengurus LDII, Munas
kali ini juga akan dihadiri oleh bapak Presiden RI Joko Widodo.
“Sedianya
Munas VIII ini akan dibuka oleh bapak Presiden RI, bapak Joko Widodo,
namun karena ada agenda kenegaraan, bapak Presiden mendisposisikan
kepada menteri Agama RI untuk membuka, dan beliau (bapak Presiden) akan
hadir pada hari kedua,” Kata Abdullah Syam.(Han)

Berita Terkait

Baca Juga

Comment