Nova Erliza: Dibalik Kata ‘Balance For Better’

Berita371 Views
Nova Erliza
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – International Women’s Day atau Hari Perempuan Internasional dirayakan setiap 8 Maret. Pada 2019, balance for better menjadi tema yang diangkat.
Dalam situs resminya, International Women’s Day mengungkapkan alasan kenapa ‘balance for better’ menjadi tema pada 2019 ini. “Pada 2019 ini ditujukan untuk kesetaraan gender, kesadaran yang lebih besar tentang adanya diskriminasi dan merayakan pencapaian perempuan. Hal ini termasuk mengurangi adanya gap pendapatan atau gaji pria dan wanita. Memastikan semuanya adil dan seimbang dalam semua aspek, pemerintahaan, liputan media, dunia kerja, kekayaan dan dunia olahraga,” demikian penjelasan di situs resmi Hari Perempuan Internasional.
Dengan kesamaan ini, besar kemungkinan untuk wanita tidak bisa bekerja secara optimal pada kodratnya sebagai ummu rabbatul bait. Melainkan seorang ibu yang akan disibukkkan dengan pekerjaan duniawi yang bersifat personal. 
Jangankan mengurus rumah dan seisinya, dalam mengurus anak dan suaminya pun yang seharusnya kewajiban bagi seorang ibu akan terlalaikan dan ditinggalkan demi mencapai eksistensinya di media massa. Mereka yang begitu mendambakan fun, food, and fasion. Yang selalu bersaing dalam life style, hanya untuk mendapat pujian dari khal layak.
Dari survei, terungkap jika gaji wanita memang lebih rendah dari pada pria. Secara global, umumnya pria menerima penghasilan 16,1% lebih banyak dari wanita. Namun kesenjangan tersebut akan menurun ketika pria dan wanita yang dibandingkan menempati posisi sama. Misalnya pada level direktur, ketimpangan pendapatan turun menjadi 5,3 %. 
Sedangkan jika dibandingkan dalam satu perusahaan, kesenjangan semakin rendah yakni sekitar 1,5 %. Sementara perbedaaan gaji pria dan wanita yang satu posisi di satu perusahaan hanya sekitar 0,5 % jika dirata-rata.
Hingga 2019 ini, sekiranya sudah banyak prestasi yang di peroleh oleh kaum perempuan baik dari segi bisnis, sosialis, maupun ekonomi.
Dunia politik contohnya, hampir 50 persen perempuan menempati jabatan strategis di kursi parlemen dan juga partai, meskipun dunia politik dianggap rawan untuk perempuan, tak banyak artis, musisi, dan lainnya memilih untuk terjun ke dunia politik mereka rela melepaskan karir ke artisan demi fokus di dunia politik seperti Rieke Dyah Pitaloka, Nurul Arifin dan Venna Melinda. 
Untuk urusan negara pun kaum perempuan juga menempati jabatan srategis seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Kelautan Susi puji Astuti, tentu bukan perkara mudah bagi mereka di libatkan dalam urusan negara. Meskipun ada beberapa posisi pekerjaan yang tidak begitu menyenangkan untuk perempuan, mulai dari gaji hingga lingkungan kita bekerja. Tapi semua perempuan berhak untuk berkarir sesuai denga bidangnya.
Disini bisa dilihat jika seandainya wanita boleh berkarir layaknya laki laki, maka akan adanya perbandingan dari segi penghasilan. Dimana wanita lebih tinggi pendapatannya dari segi ekonomi dibanding pria. Jika hal ini terus berlanjut, maka tak sedikit dari mereka yang akan mendapati masalah dalam rumah tangga. Kenapa tidak, wanita yang penghasilannya lebih tinggi akan bertindak semena mena terhadap suami karena ia bisa hidup dan memenuhi kebutuhannya tanpa pembiayaan dari sang suami. Begitu pula dengan anak, yang sering ditinggalkan karena banyaknya waktu yang diluangkan demi sebuah pekerjaan.  Hingga Akhir akhir ini,banyak kita jumpai kekerasan terhadap wanita. Mulai dari pelecehan, KDRT, maupun pemnunuhan. 
Oleh karena itu, pemerintah membuat UU yang bila mana bisa mempertahankan harga diri wanita, serta dapat melindungi dari segala bentuk kekerasan.
Namun faktanya, bukan semakin berkurang, malah kekerasan terhadap wanita saat ini makin merajalela. Karena mereka berpenampilan yang mencolok seolah olah pandangan manis nan gratis bagi laki laki diluaran sana. Hal ini tentu tidak akan dibiarkan lewat begitu saja, melainkan incaran segar bagi mereka umtuk pelampiasan hawa nafsu.
Perempuan kadang dianggap mahluk lemah yang terkadang tidak bisa diandalkan, tapi perempuan juga punya ruang tersendiri untuk mereka berkarya dan berekspresi tanpa harus menjatuhkan orang – orang disekitar. Perempuan berhak untuk lantang menyuarakan ide – ide kreatif juga, selagi hal itu Positif semua bisa dilakukan.
Katanya perempuan tidak perlu tinggi – tinggi pendidikannya, karena kodratnya mengurus rumah tangga dan anak. Dan setinggi tinggi pangkat dari seorang perempuan itu  tempat akhirnya adalah di rumah  sumur dan dapur. Tapi zaman sekarang pendidikan tinggi juga perlu untuk bekal mendidik anak – anaknya nanti, juga menunjang karir mereka sebagai ibu rumah tangga Serta madrasatul uula bagi anak anaknya kelak.
Bahkan banyak sekali kita menemukan kasus penghinaan, pelecehan sesama perempuan hingga soal penampilan dan juga urusan personal, artinya disini kita wajib memperjuangkan hak kita dengan sesama dimata perempuan.
Perlu diketahui bahwa latar belakang adanya hari perempuan ini adalah karena adanya ketertindasan terhadap kaum wanita amerika serikat dalam bidang ekonomi. Mereka yang tidak rela, menuntut agar disamakannya gaji laki laki dan perempuan. 
Dengan adanya keputusan ini maka wanita berpotensi sebagai tontonan gratis bagi laki laki, target pasar yang di incar, barang dan aset dalam meraup peningkatan ekonomi, dan selalu ditekan oleh atasan sehingga sehingga membuatnya jauh dari keluarga.
Dapat kita ambil bahwa peran wanita yang seharusnya bekerja di rumah mengurus anak dan suami sekarang sudah tidak pada tempatnya melainkan ikut mencari berperan penting dalam mencari nafkah.
Banyak diantara wanita yang tertekan atasannya, disamping rapat yang harus diikuti, sehingga banyak diantara wanita karier yang rela meninggalkan anaknya dalam keadaan sakit bahkan sampai meninggal tanpa adanya seorang ibu di samping.
Inilah yang akan terjadi pada zaman kapitalis, dimana hal yang paling berharga dan menjanjikan adalah uang, uang, dan uang. Yang mana mereka akan rela meninggalkan keluarga hanya karena sebongkah materi.
Sedangkan kita ketahui peran wanita dalam islam adalah mendidik anak serta mengurusi rumah tangga dengan baik. Disinilah pentingnya penerapan islam secara kaffah, dimana wanita dilindungi dengan baik sesuai kaedah islam yaitu berpedomankan alquran dan as-sunnah. Yaitu dengan menerapkan khilafah sehingga ummu rabbatul bait akan terwujud, sehingga anak anaknya akan terdidik dengan baik sesuai kaedah islamia sehingga derajat wanita tidak akan dipandang dengan rendah oleh kaum laki laki maupun negara.[]

Penulis adalah mahasiwi UIN imam Bonjol padang jurusan Tadris IPA Fisika,  Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

Berita Terkait

Baca Juga

Comment