Realitas Akidah Materialisme, Sekulerisme Dan Islam

Opini551 Views

 

 

 

Oleh:Shafia Syahira, Aktivis Dakwah, Buton

__________

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Materialisme adalah akidah yang memandang bahwa alam semesta manusia dan kehidupan merupakan materi belaka; materi ini mengalami revolusi dengan sendirinya secara substansial sehingga tidak ada Pencipta (Khalik) dan yang dicipta (Mahluk).

Dalam perspektif Karl Marx, peletak dasar ideologi sosialisme-komunis, mengalami evolusi mengikuti hukum gerak materi; alam tidak membutuhkan akal holistik (pencipta) (Ghanim Abduh, 2003:3).

Senada dengan Marx, Lenin, ideloq sekaligus realisator Marxisme, dengan mengutip filosof Heraclitus (540-480 SM), maenyatakan “Alam adalah wujud tunggal yang tidak pernah diciptakan oleh Tuhan atau manusia manapun. Ia telah ada, selalu ada dan akan selalu ada sebagai api yang terus menyala selama lamanya.”(Vladimir Ilich,1870-1924).

Oleh karena itu penganut akidah meterialisme pada dasarnya adalah atheis (Mengingkari Tuhan). Bahkan, penganut akidah ini memandang bahwa keyakinan terhadap Tuhan (Agama) adalah berbahaya bagi kehidupan. Dalam bahasa Lenin, keyakinan terhadap agama adalah “Candu Masyarakat” dan “Minuman keras” spiritual.

Dalam manifesto politiknya, Lenin secara ekstrem menyebut agama adalah sebagai salah satu bentuk penindasan spiritual yang di manapun ia berada, amat membebani masyarakat (Lenin,1972:83-87).

2. Sekulerisme
Sekularisme pada dasarnya adalah akidah yang mengakui eksistensi Tuhan, tetapi tidak otoritas-Nya untuk mengatur manusia. Dengan kata lain, akidah ini mengakui keberadaan agama tetapi bukan otoritas-Nya untuk mengatur kehidupan. Singkatnya, sekularisme adalah akidah yang menetralkan (Baca: memisahkan) agama dari kehidupan.

Secara historis, sekularisme merupakan akidah “jalan tengah” yang lahir pada abad pertengahan, sebagai bentuk ekonomi para pemuka agama yang menghendaki kehidupan manusia harus tunduk pada otoritas mereka (dengan mengatasnamakan agama), dengan para filosof dan cendikiawan yang menolak otoritas agama dan didominasi para pemuka agama dalam kehidupan.

Dengan demikian, para penganut sekularisme sebetulnya tidak menginginkan Tuhan (Agama) tidak mengatur kehidupan mereka.

Pengingkaran terhadap otoritas Tuhan ini selanjutnya melahirkan sebuah pandangan bahwa manusialah, melalui mekanisme demokrasi yang berwenang secara mutlak untuk mengatur kehidupannya sendiri secara bebas, tanpa campur tangan Tuhan (Agama). Dari sinilah lahirĀ  ideologi kapitalisme sekular dengan seperangkat aturan khas untuk menata seluruh aspek kehidupan manusia, tentu di luar aspek agama, telah mereka singkirkan dari kehidupan

3. Islam
Islam adalah akidah yang meyakini eksistensi Tuhan sebagai Pencipta alam, manusia, dan kehidupan ini sekaligus mengakui bahwa Dialah satu satunya yang memiliki otoritas untuk mengatur kehidupan manusia. Singkatnya, akidah Islam mengajari manusia tentang keyakinan dan kepasrahan total kepada Tuhan sang Pencipta, yakni Allah SWT.

Keyakinan terhadap eksistensi sekaligus otoritas Tuhan inilah yang kemudian melahirkan keyakinan bahwa Tuhanlah satu satunya yang mutlak dan berhak membuat hukum, sementara manusia hanya sekedar pelaksananya. Dari sini lahirlah ideologi Islam dengan seperangkat aturan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk aspek religius dan spiritual manusia yang terkait agama. Allahu’allam.[]

Comment