Rida Asnuryah*: Normalisasi Hubungan Arab – Israel, Pengkhianatan Terhadap Islam

Opini464 Views

 

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Langkah Uni Emirat Arab meresmikan hubungan diplomatik dengan Israel membuat dunia kaget. Langkah itu dinilai mencederai upaya memerdekakan Palestina.

TEMPO.CO, melansir bahwa normalisasi hubungan Israel dan UEA, Uni Emirat Arab mengejutkan Palestina dan masyarakat internasional.

Dalam hitungan jam reaksi terhadap normalisasi itu masyarakat internasional terbelah antara mendukung dan menolak kesepakatan damai kedua negara itu. Palestina merupakan negara pertama yang bereaksi menolak dan mengecam kesepakatan normalisasi hubungan Israel dan UEA.

Setelah perjanjian damai Mesir-Israel pada 1979, diikuti dengan perjanjian damai Israel-Yordania pada 1994, kesepakatan ini menjadikan UEA sebagai negara Arab ketiga yang menormalisasi hubungan setelah Oman, Bahrain, dan kemungkinan diikuti Maroko.

“Bersejarah”, “Sebuah terobosan, “Pengkhianatan”: Presiden Trump tidak kekurangan julukan untuk pengumuman yang mendadak pada bulan ini bahwa Uni Emirat Arab (UEA) akan sepenuhnya menormalisasi hubungannya dengan Israel.

Bagaimana tidak? Pembangunan hubungan damai di tengah penjajahan, penjarahan, dan genosida yang dilakukan Israel kepada bumi suci Palestina sangatlah tidak rasional bahkan dapat dikategorikan sebagai bentuk pengkhianatan terhadap kaum muslim, khususnya Palestina.

Maka wajar apabila rakyat Palestina terluka, dan muncul berbagai penolakan dari seluruh warga negeri muslim yang kritis dan peduli.

Maka, sebagai seorang muslim, kita perlu menyikapi hal ini dengan kacamata islam.

Islam mengajarkan kita untuk menempatkan mana kawan dan lawan berdasarkan bagaimana sikapnya terhadap islam dan kaum muslim.

Apabila pihak tersebut (red : kaum kafir khususnya) memusuhi islam baik tersembunyi maupun terang-terangan, sikap yang harus kita ambil ialah bersikap keras dan tidak menjalin hubungan ‘mesra’.

Terlebih semua pihak pun mengetahui bagaimana perbuatan Israel sangat mendzalimi kaum muslim di bumi Palestina. Jelaslah mereka memusuhi Islam, Kaum Muslim, dan Allah Ta’ala.

Perlulah kita samakan pergerakan yakni mengembalikan kewibawaan dan kemandirian politik kaum muslim, serta melepaskan jeratan hubungan/perjanjian bathil dengan kafir harbi (yang memusuhi islam).

Semua bisa terwujud dengan menjadikan islam sebagai sudut pandang dan aturan sempurna di tengah-tengah kancah kehidupan. Wallahu ‘alam.[]

*Mahasiswi

Comment