Riski Nanda*: Lamreh Dalam Tatanan Sejarah Aceh

Opini555 Views

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Banda Aceh merupakan kota provinsi ACEH yang terdiri beberapa kecamatan. Pada dahulunya, kota Banda Aceh di sebut sebagai kota Kesultanan Aceh yang berdiri pada abad ke-14, dikota ini sangat banyak terdapat situs-situs peninggalan sejarah, pada dasarnya Banda Aceh ialah wilayah kesultanan dan pusat transportasi perdaganga ketika itu.

Kerajaan Aceh banyak memperoleh kekayaan sehingga negara asing ingin menjelajahi Aceh, maka terjalinnya sebuah hubungan dengan baik seperti bangsa Arab, Cina, Eropa, dan India.

Kerajaan Lamuri salah satu tempat singgah bangsa asing, yang kini meninggalkan jejak-jejak sejarah.
Kerajaan Lamuri terdapat di daerah Kabupaten Aceh besar yang pusatnya di Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya.

Pada Sabtu, 29/10/ 2020 mahasiswa Sejarah Kebudayaan Islam melakukan kegiatan Tour bersama anggota DPR, Kemenparekraf dosen SKI, yang di dampingi oleh Disbudpar Aceh. Terdiri 20 orang Mahasiswa ski yang menjadi relawan tour dan mengujungi situs-situs sejarah yang berada di Indrapatra, Makam Malahayati dan Benteng Inong Balee.

Dalam rangka kegiatan ini para anggota Dpr dapat melihat peninggalan sejarah, sehingga dapat memperoleh perlindungan kepada situs-situs yang sudah lama berada disana. Indrapatra sebuah benteng yang di bangun pada masa Hindu Budha, kemudian di ambil alih oleh kerajaan Aceh yang dipimpin oleh Sultan Iskandra Muda untuk menjadi pusat pertahanan Belanda.

Selain itu, Makam Malahayati yang berada di atas bukit Gampong Lamreh, krung Raya, beliau ialah seorang nahkoda laut (laksamana) wanita yang pertama. Laksamana Malahayati seorang wanita yang sangat berani melawan Belanda, sehingga perjuangannya menjadi simbol ketangguhan terhadap kaum wanita. Kemudian beteng Inong balee sebagai pusat perlawanan Perempuan Janda terhadap Belanda.

Kegiatan kunjungan situs-situs ini memberi kesan yang sangat baik dan memberi ilmu baru kepada mahasiswa SKI.

Anggota DPR sangat antusias ketika mendengar penjelasan tentang sejarah benteng dan makam dari Bapak Yudi Andika,S.S, yang merupakan salah satu kepala seksi Permuseuman dan Pelestarian Cagar Budaya, Disbukpar Aceh.

Terdapat sebuah acara yang dilaksanakan di Beteng Inong Balee yaitu pertemuan Pemerintahan Aceh dan komisi X DPR RI, yang membahas tentang Kerajaan Lamuri sebagai situs Cagar Budaya disampaikan oleh bapak Husaini Ibrahim, selaku Sejarawan Aceh.
Situs sejarah memperlihatkan perjalanan masa lalu dalam bentuk peninggalan artefak ialah benteng, meskipun tidak ditemukan dalam literatul namun dapat dilihat dari peninggalannya.

Dosen SKI sangat mendukung dengan adanya kegiatanan ini, karena dapat memberi wawasan kepada mahasiswa di dunia luar, dan membentuk perkembangan diri terhadap pengalaman-pengalaman yang telah di lalui.

Bidang Sejarah Kebudayaan Islam bukan saja belajar perihal teori, tetapi berlangsung dengan praktek. Dalam jurusan ini banyak terciptanya akademisi yang hebat, yaitu sejarawan, ahli naskah dan juga arkeolog. Semoga dalam tulisan ini dapat membantu kawan kawan untuk mencintai dan menyukai sejarah karna, dari itu kita dapat mengetahui kehidupan diatas kehidupan.[]

*Mahasiswi Sejarah dan Kebudayaan Islam

Comment