Sri Mulyati*: Warisan Rasulullah, Sebuah Sistem Keadilan, Dia Akan Datang Dan Tak Akan Ada Yang Mampu Menghalangi

Opini458 Views

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Fajar yang mulai menyingsing itu tidak akan gentir untuk menampakkan sinarnya. Tidak akan ada seorangpun yang mampu menghalanginya. Sekeras apapun berbagai usaha untuk menghalangi matahari terbit tidak akan pernah mampu melawan pancaran cahayanya, yang ada kita akan ikut merasakan derasnya pancaran cahaya tersebut. Cahaya yang menyinari dunia yang merubah kegelapan menjadi terang benderang.

Cahaya yang dimaksud adalah kebangkitan Islam sebagai rahmat segenap alam di permukaan bumi ini. Seperti halnya baru-baru ini kita disuguhi dengan suatu yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat kita yaitu kata khilafah.

Khilafah kini menjadi perbincangan oleh berbagai kalangan, baik di sosial media maupun di dunia nyata. Terlebih setelah Hagia shopia yang sebelumnya museum itu dialih fungsikan menjadi masjid sama seperti ketika Islam dalam kejayaannya.

Tidak heran jika semangat kaum muslimin untuk mengembalikan Islam sebagai aturan hidup yang menyeluruh diterapkan semakin menyulut menggebu-gebu.

Dilansir Republika.co.id, seruan untuk membangkitkan kekhilafahan Islam yang tertuang di majalah Gercek Hayat yang dimiliki oleh Albayrak Media Group. Seruan yang begitu menggelora untuk kembali menegakkan Islam kaffah. Namun, sangat disayangkan seruan ini diadukan oleh Asosiasi Bar sebagai pengaduan pidana.

Parahnya, mereka melakukan berbagai tuduhan seperti: menghasut orang-orang untuk melakukan pemberontakan bersenjata melawan Republik Turki, menghasut masyarakat membentuk kebencian dan permusuhan dan menghasut orang untuk tidak mematuhi hukum.

Sontak hal ini menimbulkan kemarahan dan keresahan di tengah-tengah masyarakat. Terlebih mereka mengetahui di halaman sampulnya bertuliskan “ Hagia Shopia dan Turki bebas sekarang”, “Jika tidak sekarang, kapan?”, “Jika bukan anda, siapa?”, “Berkumpul bersama untuk kekhalifahan”. (Republika.co.id, 28/07/2020).

Salah satu peristiwa menggembirakan untuk kaum muslimin di berbagai belahan dunia adalah kembalinya Hagia Shopia sebagai masjid, karena ini merupakan simbol kebangkitan kaum muslimin setelah ratusan tahun sebagai museum. Namun, hal ini bukanlah berita gembira bagi orang-orang yang membenci Islam. Mereka semakin geram akan hal ini seperti kaum kafir Barat yang sangat membenci Islam. Mereka menganggap sebagai ancaman baru. Tidak sedikit mereka kemudian mengecam peristiwa ini.

Pengaduan pidana yang dilakukan oleh Assosiasi Bar merupakan salah satu bentuk kebencian mereka. Tuduhan yang keji selalu dilontarkan kepada kaum muslimin yang selalu berusaha dan berjuang menyambut janji Allah dan bisyarah Rasulullah. Propaganda yang mereka lontarkan kepada kaum muslimin di Turki bukti nyata sebagai penegasan dan membuka mata kita lebar-lebar bahwa sistem Islam yang shahih tidak akan pernah bisa berdiri di atas sistem yang rusak dan bathil seperti demokrasi.

Bagaikan air dan minyak, mustahil untuk bersatu. Sistem yang rusak bisa menghasilkan generasi sekuler yang selalu berusaha untuk menjauhkan aturan yang pencipta dalam kehidupan nyata. Mereka akan berusaha sekuat tenaga, menghabiskan seluruh waktunya demi menghalangi kebangkitan Islam.

Berbagai propaganda sesat dan menyesatkan akan terus digaungkan. Serangan berupa perang pemikiran (Ghazwul Fikr) dan serangan politik (Ghazwul Siyasiy) akan selalu mereka lontarkan.

Kasus majalah Gercek Hayat membuktikan kepada kita bahwa sebuah keniscayaan jika sistem khilafah tegak di atas sistem demokrasi, jelas tertolak.

Karena usaha untuk menghancurkan kekhilafahan bukanlah waktu yang sebentar. Pengumpulan kekuatan negara-negara Barat seperti Inggris, Prancis, dan Italia berkonspirasi untuk menghancurkan Khilafah Islamiyah yakni Turki Utsmani (Otomatis) sampai akhirnya runtuh apada tahun 1924.

Mereka selalu berkumpul dan membahas yang disebut masalah timur (Al-mas’alah asy-syarqiyah) yang bertujuan untuk membagai-bagi wilayah kekhilafahan. Sejarah mencatat mengenai pembagian wilayah ini. Pada tahun 1884 Rusia telah mencaplok wilayah Turkistan dan jauh sebelum itu Prancis telah mencaplok Syam yaitu wilayah Ghaza, Ramalah, dan Yfa pada tahun 1799. Selain itu, banyak wilayah lain yang dikuasai oleh negara Prancis.

Di sini nampak bahwa Barat begitu haus dengan kekuasaan. Jalan utama untuk mendapatnya tidak lain adalah dengan cara perang pemikiran dan seragan politik untuk kepentingan mereka.

Rupanya, kabar kebangkitan Islam khususnya mengenai khilafah yang menjadi opini dunia akan semakn menambah kebencian mereka.

Akan tetapi,  kaum muslimin yang beriman sudah tentu akan menyambut janji Allah dan bisyarah Rasulullah ini sebagai bagian terpenting dalam perjungan dan lontaran kebencian mereka bukanlah sebuah alasan untuk berhenti melangkah.

Kaum muslim sangat yakin akan hadis tentang kehilafan terakhir, yakni sebagai berikut:

“Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian atas izin Allah ia tetap ada. Lalu, Dia akan mengagkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian, akan ada khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya.

Kemudian akan ada kekuasaan yang zalim, ia tetap ada. Lalu dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian, akan ada kekuasaan yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR.Ahmad).Wallahu a’lam bishshawab.

Warisan sistem kehidupan Rasulullah yang pernah memerangi dunia ini akan kembali memberi cahayanya dengan keadilan dan kedamaian ini tanpa ada yang mampu menolak apa lagi menghalangi. []

*Mahasiswi

Comment