Sri Rahmawati*: Bila Orangtua Abai Mendidik Anak

Opini598 Views

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — “Anak yatim bukanlah anak yang ditinggal mati oleh kedua orang tua hingga ia menjadi miskin. Akan tetapi, anak yatim yang sebenarnya ialah seorang anak yang menemukan ibunya yang kurang mendidiknya dan menemukan ayah yang sibuk dengan pekerjaannya.” (kitab Tarbiyatu al-Aulaad Fii al-Islaam halaman 103-104)

Maka para ayah dan bunda, sesibuk apapun, harus menyempatkan diri bercengkrama dengan keluarga, menanamkan ilmu dan pemahaman yang baik tentang segala hal terutama agama islam yang akan berpengaruh terhadap akhlak sang anak.

Khususnya kepada para ayah, silakan bekerja, silakan berjuang, silakan sibuk, tapi ingat, anak dan keluarga memiliki hak atas diri para ayahnya.

Ribuan orang tua tidak menyadari bahwa anak adalah investasi di dunia dan akhirat. Anak adalah titipan Sang Khaliq yang harus dididik dengan sebaiknya.

Jika kita berkunjung ke kota-kota besar, sangat jelas terlihat, pada jam malam muda-mudinya seusia anak SMP bebas berkeliaran dimana-mana, di Mall, diskotik, Kafe, Warnet, Karaoke, pesta narkoba di tempat kost-an, hingga ada yang bermalam di rumah pacarnya, Tidakkah orangtua khawatir keselamatan anak-anaknya. Dimana orangtuanya?

Perilaku sang ayah mudah ditiru oleh anaknya. Ada seorang ayah yang berperilaku tidak mendidik, dengan rambut panjang tidak beraturan dikuncir dan dicat berwarna, memakai anting di telinganya, tato terlihat menghiasi lengan, pecandu rokok. Apakah tidak khawatir orangtua ini suatu saat anaknya akan meniru apa yang dia lakukan?

Dari Abu Hurairah z berkata, Rasulullah telah bersabda:

“Tidaklah setiap anak yang lahir kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi”.

Ayah dan bunda yang dirahmati Alloh, kelak akan ditanya dan dimintai pertanggungjawabannya oleh Alloh SWT, bagaimana amanah kita sebagai orangtua dalam mendidik dan membimbing anak.

Ibnu Umar Rodiallohu Anhu berkata :
“Didiklah anakmu sebab engkau akan ditanya terkait anakmu, apa saja nilai yang telah engkau didik dan ajarkan. Seorang anak juga akan ditanya kelak tentang bagaimana baktinya dan ketaatannya terhadapmu” (Sunan Al Qubro, Imam Baihaqi 5301).

Apakah anak hatinya ridho, apabila dididik tidak baik oleh kedua orangtuanya, sering dipukuli, dimarahi, dihina, dicampakkan, ditelantarkan. Apakah orangtua juga hatinya ridho apabila anaknya tidak patuh, suka melawan, bahkan membuangnya karena dirasa tidak mampu memberi manfaat lagi bagi anaknya.

Ibnul Qoyyim menegaskan bahwa nanti di hari kiamat, orangtua akan diminta pertanggungjawaban terlebih dahulu sebelum Alloh bertanya kepada anaknya.

“Sesungguhnya Allah akan terlebih dahulu bertanya kepad orangtua pada hari kiamat, sebelum bertanya bagaimana sikap anak terhadap orangtuanya, karena sesungguhnya sebagaimana orangtua memiliki hak, maka anak- anak juga mempunyai hak (tuhfatul maudud bi ahkaamil maulud , hal 229).

Terdapat renungan sebuah kisah, tausiyah Ustadz KH. Zaenuddin MZ, tentang orang tua yang akan dimasukkan ke dalam surga oleh Allah SWT namun akhirnya batal, ketika mereka hendak melangkahkan kakinya masuk ke dalam surga namun mereka gagal dan dijebloskan ke neraka oleh anaknya sendiri.

Sebuah perkataan yang perlu kita renungkan baik-baik. “kisah tentang sepasang suami istri yang sudah hampir melangkah menuju surga karena mereka orang yang sangat baik dan taat beribadah, namun ditahan oleh anaknya yang akan dimasukkan ke neraka oleh Allah karena si anak adalah ahli maksiat dan dosa.

Si anak protes kepada malaikat, “Mereka memang baik dan taat beribadah. Tapi mereka tak pernah mengajari saya agama. Mereka tak pernah mengajari saya berbuat baik. Saya masuk neraka gara-gara mereka. Karena itu, saya minta keadilan. Tolong agar mereka dimasukkan ke neraka juga.”

Akhirnya sepasang suami istri ini tidak jadi masuk surga. Mereka pun dijebloskan ke dalam neraka. betapa tidak mudah tugas kita sebagai orang tua dalam mendidik anak-anak.

Kita mungkin terlalu asyik meningkatkan kualitas iman dan ibadah untuk diri kita sendiri namun lupa bahwa kita juga punya tanggung jawab untuk menjaga keluarga kita dari api neraka.

Para orang tua yang hanya sibuk memenuhi kebutuhan dunia anak mulai dari pendidikan yang baik, materi yang banyak dan pakaian yang bagus, namun mereka lupa dengan perkara yang paling penting dari semua itu yaitu bekal mereka di akhirat nanti. Orang tua seperti ini kelak akan menjadi musuh anaknya di hadapan Allah.

Mereka akan saling menghujat dan mencela mengeluarkan kata-kata menyakitkan yang mungkin akan membuat orang yang mendengarnya sedih dan terluka namun demi menyelamatkan diri dari azab neraka mereka saling mencari pembenaran, mereka juga akan menjadi musuh satu sama lainnya, saling menjatuhkan.

Anak yang akan dimasukan ke dalam neraka itu menuntut keadilan dan tanggung jawab orang tua yang telah mengabaikan kewajibannya mengajarkan agama yang baik kepada anak-anaknya. Allah sudah mengingatkan kita agar menjaga keluarga dan anak-anak kita dari dahsyatnya api neraka.

Semoga kita tidak menjadi orang tua yang seperti ini yang saling menjadi musuh dengan anaknya di hadapan Rabbnya.

Inilah hari di mana tidak ada satu hambapun yang dapat menyembunyikan dosa-dosanya walaupun sekecil debu yang tersembunyi sekalipun, semuanya akan mendapat balasan yang setimpal. Kelak di Yaumul Mahsyar, setiap manusia tidak mengenali sesamanya walaupun mereka saling berkasih sayang dulu didunia. Lalu apa yang sudah kita persiapkan untuk bekal anak-anak kita ketika mereka pulang ke kampung akhirat nanti? Wallohu A’lam bish Showab.[]

*Ibu rumah tangga, tinggal di Bandung

Comment