Penulis: Rindyanti Septiana, S.H.I. | Peneliti Media IMuNe dan Pembina Darun Nawawi
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Tahun telah berganti, sudahkah membuat resolusi? Tahun ini harus lebih baik dari tahun sebelumnya, berarti harus memiliki rencana, cita-cita serta target. Sebenarnya kita hanya perlu fokus pada apa yang sudah kita lakukan sebelumnya dan merencanakan untuk melanjutkan berbagai kebaikan.
Jadi, tidak perlu lagi balik dari nol setiap berganti tahun, hanya butuh menambahkan atau melanjutkan rencana-rencana yang belum tercapai pada tahun lalu. Lelah sudah pasti, tetapi jangan menyerah, apalagi malah rebahan. Tidak begitu aturan mainnya dalam menjalani kehidupan.
Membuat resolusi bisa memudahkan seseorang membuat rencana yang hendak dicapai. Ada dua hal yang perlu diingat saat membuat resolusi. Niat dan tindakan. Niat merupakan kehendak dalam hati untuk melakukan sesuatu sementara tindakan adalah apa yang dilakukan manusia secara fisik atau manifestasi dari pikiran.
Allah Taala menilai niat dan tindakan seorang manusia. “Sesungguhnya Allah menulis kebaikan-kebaikan dan kesalahan-kesalahan kemudian menjelaskannya. Barang siapa berniat melakukan kebaikan tapi dia tidak (jadi) melakukannya, Allah tetap menuliskannya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya. Jika ia berniat berbuat kebaikan kemudian mengerjakannya, maka Allah menulisnya di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat sampai kelipaan yang banyak. Barang siapa berniat berbuat buruk, tapi dia tidak jadi melakukannya, maka Allah menulisnya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Dan barang siapa berniat berbuat kesalahan kemudian mengerjakannya, maka Allah menuliskannya sebagai satu kesalahan.” (HR Bukhari dan Muslim).
Apa Resolusimu?
Sebagian anak gen Z memiliki resolusi yang fokus seputar pencapaian duniawi. Hal ini tidak sepenuhnya salah, karena memang diperbolehkan memiliki rencana untuk meraih kenikmatan dunia. Misal, study ke luar negeri, menurukan berat badan, travelling keliling dunia, fokus pada passion, atau memiliki mobil pada tahun ini.
Namun, harus diingat, ada keutamaan yang harus kita raih yaitu kebaikan akhirat. Allah Taala mengingatkan kita, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS Al-A’raf: 96).
Bagi gen Z hendaknya memahami konsep SMART sebelum membuat resolusi. Apa itu SMART? Specific (spesifik), Measurable (bisa diukur), Achievable (mudah dicapai), Relevant (relevan dengan tujuan pribadi), dan Time-Bound (memiliki batas waktu). Perhatikan pula apa yang sudah dilakukan pada tahun lalu, buatlah perencanaan yang realistis, tidak perlu bombastis tapi minim realisasi.
Kemudian carilah dukungan dari orang sekitar, mereka bisa menjadi pendorong di saat semangat mulai kendor juga alarm untuk istikamah mewujudkan resolusi. Jangan lupa pula memprioritaskan akhirat dan jauhi maksiat.
Perlu untuk gen Z ketahui, ada beberapa catatan yang harus diingat dalam mewujudkan resolusi. Pertama, umur kita terbatas, hendaknya melakukan yang prioritas. Misal, mengkaji tsaqafah Islam dan membaca buku pilihan tidak asal-asalan. Rasulullah saw bersabda, “Umur umatku antara 60 hingga 70 dan sedikit dari mereka yng melebihi itu.” ((HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Kedua, beramal saleh di waktu muda dan saat kuat. Berarti gen Z harus produktif. Firman Allah Taala, “Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, dan demi bukit Sinai, dan demi kota (Mekah) ini yang aman. Sesunguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orangyang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu? Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?” (QS At-Tiin: 1-8).
Ibnu Qutaibah rahimahullah mengatakan, “Makna firman Allah yang artinya, ‘Kecuali orang-orang yang beriman’ adalah kecuali orang-orang yang beriman di waktu mudanya, di saat kondisi prima untuk beramal, maka mereka di waktu tuanya nanti tidaklah berkurang amalan mereka. Walaupun mereka tidak mampu melakukan amalan ketaatan di saat usia senja.
Karena Allah Taala Maha Mengetahui, seandainya mereka masih diberi kekuatan beramal sebagaimana waktu mudanya, maka mereka tidak akan berhenti dari beramal kebaikan. Maka orang yang gemar beramal di waktu mudany, (di saat tua renta), dia akan diberi ganjaran sebagaimana di waktu mudanya.’” (Zaad Al-Masiir, hlm.172-174 dan Tafsir Ibnu Taimiyah, hlm.72).
Ketiga, tinggalkanlah hal yang tidak bermanfaat. Rasulullah saw pernah bersabda, “Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (HR Tirmidzi dan Ibn Majah). ‘Arif Al-Yamani berkata, “Di antara tanda Allah berpaling dari seorang hamba, Allah menjadikannya sibuk dalam hal yang sia-sia.” (Hilyatul Awliya, hlm.134).
Keempat, ingat waktu tidak akan berulang. Waktu sangat berharga, ia tidak mungkin akan kembali setelah berlalu pergi. “Waktu adalah nafas yang tidak mungkin akan kembali.”
Resolusi Gen Z
Resolusi Gen Z harus bervisi surga. Langkah untuk mewujudkan hal itu. Pertama, harus melek politik dan mau melakukan aktivitas politik. Politik dalam Islam mengurusi segala urusan umat dengan aturan Islam. Kedua, menjadi pembela Islam dan umat-Nya. Sabda Rasul saw, “Sebaik-baik jihad adalah perkataan yang benar kepada pemimpin yang zalim.” (HR Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud, An-Nasa’i, dan Al-Hakim).
Ketiga, menghujamkan keimanan bahwa Islam merupakan agama yang paripurna, mengatur urusan dunia juga akhirat, bukan sekadar spiritual. Keempat, mengkaji Islam sebagai ideologi (mabda), bukan sekadar ilmu pengetahuan. Akhirnya ia bisa terikat dengan syariat Islam dan bisa menilai baik juga buruk berdasarkan ajaran Islam.
Kelima, senantiasa memiliki sikap berpihak pada Islam bukan menjadi duta moderasi beragama yang justru menggerus pemikiran Islam. Tidak pula tersibukkan hanya mencari kenikmatan duniawi.
Keenam, terlibat dalam dakwah Islam demi tegaknya Islam kafah. Sebagaimana Al-Qur’an telah merekam keteguhan iman dan kesungguhan perjuangan para pemuda Kahfi hingga mereka mendapat pertolongan dan perlindungan dai Allah Taala.
Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kalian menjadi imma’ah (suka ikut-ikutan)! Kalian berkata, ‘Jika manusia berbuat baik, kami pun akan berbuat baik. Jika mereka berbuat zalim, kami juga akan berbuat zalim.’ Akan tetapi, kukuhkan diri kalian. Jika manusia berbuat baik, kalian juga berbuat baik. Jika mereka berbuat buruk, jangan kalian berlaku zalim.”
Ingatlah, waktu itu begitu berharga bagi seorang muslim, karena kelak ia akan ditanya tentang waktu yang telah dihabiskannya.
“Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai, umurnya di manakah ia habiskan, ilmunya di manakah diamalkan, hartanya bagaimana ia peroleh, dan di mana ia infakkan, serta mengenai tubuhnya di manakah usangnya.” (HR Tirmidzi).
Terakhir, Syaikh Muhammad Khalil Harras rahimahullah berkata, “Orang yang ketika di dunia bersungguh-sungguh untuk istikamah di atas jalan Allah, yaitu agama-Nya yang benar, niscaya dia akan istikamah (melewati) shirath (jembatan yang terbentang di atas neraka) nanti di akhirat.
Disebutkan tentang ciri shirath, bahwa ia lebih tipis daripada sehelai rambut dan lebih tajam daripada sebilah pedang.” (Syarah Aqidah al-Wasithiyyah, hlm.111).[]
Comment