Anggi Rahmi: Anak Bangsa Lanjutkan Estafet Perjuangan Pahlawan

Berita720 Views
Anggi Rahmi

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Pahlawan rela gugur demi melepaskan negara ini dari belenggu penjajahan yang terang-terangan merampas hak rakyat dengan kekejaman dan kezaliman. Hingga akhirnya Indonesia berhasil mengusir para penjajah, dan meraih kemerdekaan.

Pada hari Palawan 10 November 2018 Presiden Joko Widodo tampil ala Bung Tomo di Gedung Sate, Bandung Sabtu (10/11/2018). Ia mengenakan baju safari coklat, lengkap dengan topi dan tas kulit. Di dalam tas kulit Jokowi juga ternyata ada sebuah pistol. sempat menunjukkannya kepada wartawan. “Nih, ada isinya,” kata Jokowi sambil mengeluarkan pistolnya dari dalam tas. 
Namun, pistol yang ada di tas Jokowi itu bukan lah pistol sungguhan. Itu hanya pistol replika agar tampilan Jokowi sebagai pejuang kemerdekaan semakin meyakinkan. Bahkan, Jokowi juga memilih menggowes sepeda ontel tua agar selaras dengan pakaian yang ia kenakan. “Ini kan hari pahlawan. 10 November, jadi suasana di tahun-tahun 1945, di masa-masa perjuangan, suasana itu yang kita munculkan,” kata Jokowi.
Memperingati atau mau Ambil Hati?
Berulang-ulang sejararah perjuangan rakyat Surabaya dan juga sukarelawan yang membantu dalam menghadapi agresi militer saat itu menjadikan suatu nilai kepahlawanan yang dinilai cukup untuk menjadikan 10 November sebagai hari untuk memperingati Hari Pahlawan. Tak ketinggalan pula presiden Joko Widodo pun ikut melakukan aksi peringatan hari pahlawan dengan tampilan ala Bung Tomo nya. 
Sejatinya, semirip apapun seseorang berusaha meniru penampilan suatu tokoh terkenal mulai dari pakaian, atribut hingga kendaraan, jika watak dan isi hati mereka bertolak belakang tetap saja tidak akan pernah mirip.
Ternyata Penghianat Negeri ini Masih Ada !
Seperti yang telah kita ketahui para wakil rakyat hari ini adalah mereka yang gemar membantu para asing dan pihak kapitalis. Sehingga sumber daya alam (SDA) di Indonesia sangat mudah di privatisasi. Seharusnya tugas mereka sebagai bapak bangsa memperhatikan kondisi rakyatnya. Namun, yang terjadi sekarang justru jeritan rakyat semakin keras akibat himpitan ekonomi yang tak kunjung usai. Laut Indonesia yang masih sangat asin, tanahnya yang masih subur yang dilakukan adalah impor garam, impor beras. Saat angka pengangguran tinggi, yang dilakukan pemerintah adalah mendatangkan ribuan TKA China ke Indonesia.
Parahnya, pelecehan terhadap Islam juga tumbuh subur di negeri pertiwi. Ulama di persekusi kajiannya. Pencitraan negatif terhadap Islam melalui penyesatan isu politik (isu terorisme, isu radikelisme dll). Terakhir yang sangat menyakitkan yaitu pembakaran bendera tauhid oleh salah satu ormas. Namun, apa yang dilakukan para penguasa melindungi mereka yang melakukan kedzaliman tersebut, maka tidak salah bahwa pemerintah yang kita hadapi sekarang adalah pemerintahan zalim.
Melihat kapitalisme global telah mengakar di negeri ini. Pertanyaannya apakah kebijakan-kebijakan yang mengabaikan kepentingan rakyat dan cenderung menghamba pada kepentingan asing ini sesuai dengan nilai-nilai bela negara? Bela negara apa pula yang menggadaikan kepentingan rakyat kepada pihak asing dan kapitalis sekuleris?
Paradoks sekali para penentang kebangkitan islam politik. Mereka bicara kesejahteraan rakyat tetapi, menyengsarakan rakyat. Mereka bicara kedaulatan negara tetapi menjual aset negara. Mereka bicara nasionalisme dan keutuhan NKRI tetapi membiarkan disintegrasi dan campur tangan asing. Jadi siapa sebenarnya pengkhianat bangsa dan negara ini?
Islam Mengajarkan Bela Negara
Bela negara merupakan fitrah yang timbul pada diri manusia. Islam sebagai agama yang rahmatan lil’alamiin telah menuntun sedemikian rupa bagaimana cara membela negara dengan benar. Islam telah menjelaskan tata cara membela negara baik sesuai syar’i maupun historis.
Pertama, kewajiban jihad fisabilillah melawan musuh atau penjajah. Sesungguhnya musuh yang membahayakan Indonesia saat ini adalah rezim kapitalis dan para propagandisnya.
Kedua, kewajiban menjaga kesatuan negara (memecah disintegrasi)
Ketiga, melindungi negara dari ide-ide yang merusak. 
Keempat, melindungi negara dari makar yang menghancurkan negara: mencegah intervensi asing dalam berbagai bentuknya.
Kelima, mensejahterakan rakyat dan keenam, mengkoreksi penguasa zalim. Tugas pemuda saat ini ialah mengkoreksi pemimpin zalim agar kembali kepada fitrah mereka sebagai pengayom rakyat, penegak keadilan, dan pelaksana hukum syara’.[]

Penulis adalah mahasiswi UIN Imam Bonjol Padang, Jurusan Ekonomi Islam, FAkultas Ekonomi dan Bisnis Islam, .

Comment