Generasi Sadis: Fenomena Kekerasan Remaja dan Tanggung Jawab Sistemis

Opini64 Views

 

Penulis: Rantika Nur Assiva | Mahasiswi

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Negeri ini kembali digemparkan dengan berita seorang anak yang telah membunuh orangtuanya sendiri. Kasus ini bahkan tidak hanya terjadi satu atau dua kali namun sebuah fenomena dan problem sistemis yang harus diatasi secara serius.

Dilansir dari beritasatu.com, terjadi kasus tragis di Lebak Bulus, Jakarta Selatan baru-baru ini sekaligus menjadi alarm keras negeri ini. Seorang remaja berusia 14 tahun tega membunuh ayah dan neneknya, serta melukai ibu kandungnya secara brutal.

Peristiwa ini bukan sekadar kisah kriminal biasa, melainkan cerminan dari krisis moral dan mental yang semakin menggerogoti generasi muda.

Kejadian ini memunculkan pertanyaan besar, apa yang salah dengan generasi kita? Mengapa seorang anak yang seharusnya menjadi harapan keluarga berubah menjadi ancaman?

Dalam banyak kasus kekerasan oleh remaja, lingkungan dan pola asuh sering menjadi faktor utama. Di era digital ini, anak-anak dengan mudah terpapar konten kekerasan baik melalui media sosial, gim, maupun film.

Tanpa pengawasan yang ketat, mereka berpotensi kehilangan empati dan sensitivitas terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

Selain itu, pola asuh di rumah juga memainkan peran penting. Hubungan keluarga yang kurang harmonis, komunikasi yang minim, atau pola pengasuhan yang terlalu keras bisa memicu anak mencari pelarian, bahkan dalam bentuk kekerasan. Kasus di Lebak Bulus ini menjadi pengingat bahwa keluarga adalah fondasi pertama dalam membentuk karakter anak.

Semua ini seharusnya bisa diatasi jika negara serius menangani masalah hingga ke akar-akarnya. Pemerintah dan lembaga pendidikan harus lebih serius menciptakan program yang mendukung kesehatan mental remaja.

Kurikulum pendidikan seharusnya tidak hanya berfokus pada aspek akademis tetapi juga pada pembentukan karakter dan pengendalian emosi.

Sebagaimana Islam menjadikan pemimpin sebagai raa’in, yang bertanggung jawab atas rakyatnya termasuk membangun generasi. Kepemimpinan Islam memiliki tanggung jawab untuk melahirkan generasi cemerlang yang berkualitas, melalui penerapan berbagai sistem kehidupan yang sesuai dengan Islam.

Kepemimpinan ini mengharuskan negara membangun sistem pendidikan yang berasas akidah Islam dan menghasilkan generasi yang beriman dan bertakwa, menguasai iptek, serta berjiwa pemimpin.

Sejarah panjang penerapan Islam telah melahirkan banyak sosok ilmuwan yang juga menguasai ilmu agama dan optimal berkiprah dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Wallahu a’llam Bishawwab.[]

Comment