Kadisdik DKI: Guru Tak Perlu Khawatir pada AI, “Yang Tak Tergantikan adalah Guru yang Menginspirasi”

Pendidikan174 Views

RADARINDONESIANEWS. COM, JAKARTA — Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, DR. Hj. Nahdiana, M.Pd., meminta para guru tidak cemas menghadapi perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Menurut dia, teknologi secanggih apa pun tetap memiliki batas.

“AI tidak bisa menggantikan the inspiring teacher, guru yang menginspirasi,” kata Nahdiana saat membuka seminar Literasi Digital: Transformasi Literasi dan Pendidikan di Era Kecerdasan Artificial di Aula Kihajar Dewantara, Gedung Dinas Pendidikan Pemprov DKI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin, (24/11/2025).

Nahdiana menuturkan AI mampu memberikan jawaban cepat dan akurat dalam hampir semua topik. Namun, kata dia, kemampuan itu tidak menjadikan AI sebagai figur yang mampu menggerakkan atau menyentuh sisi emosional siswa.

“Ia hanya robot yang menjawab ketika ditanya,” ujarnya.

Karena itu, ia mendorong para guru untuk tidak menjaga jarak dari teknologi tersebut. “AI harus diakrabi dan dipelajari. Tanpa bantuan AI, proses belajar-mengajar kini terasa lamban dan membosankan. Sementara murid-murid semakin pintar dan dekat dengan teknologi,” kata Nahdiana.

Seminar tersebut digagas komunitas Guru Literasi Jakarta (GliterJak) yang dipimpin Sri Kustiah. Acara menghadirkan tiga pembicara: akademisi UPN Veteran Jakarta DR. Bambang Saras Yulistiawan, akademisi Universitas Djuanda sekaligus pengurus Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI) DR. H. Juwito Faisal, M.Pd., serta VP Corporate Partnership Solusi247 Bagus Rully Muttaqien.

Haris Iriyanto, pejabat fungsional dari BPSDM Provinsi DKI Jakarta, hadir sebagai fasilitator kolaborasi Pentahelix.

Dalam kesempatan tersebut, hadir Dekan Fakultas Ilmu Komputer UPNVJ, Prof. DR. Ir. Supriyanto ST., M.Sc., IPM, dan Ketua Umum PJMI H. Ismail Lutan  memberi sambutan.

Para pembicara menekankan bahwa kehadiran AI merupakan keniscayaan yang tidak bisa ditolak. Mereka mengingatkan pesatnya perkembangan berbagai platform AI — seperti Gemini dan ChatGPT — yang terus berlomba menawarkan teknologi terbaru.

“Guru yang tidak memanfaatkan AI, apalagi gagap teknologi, akan tertinggal karena murid-muridnya lebih dulu menguasainya,” ujar Bambang.

Sementara itu, DR. Juwito Faisal menyampaikan bahwa AI dapat membantu guru mengembangkan kompetensi literasi, termasuk menulis liputan, artikel ilmiah, artikel populer, esai, hingga cerpen. Ia juga menawarkan media-media anggota PJMI sebagai ruang publikasi bagi karya para guru.

“PJMI siap memberikan bimbingan dan pelatihan,” katanya.

Ketua GliterJak Sri Kustiah menambahkan bahwa seminar diikuti lebih dari 200 guru negeri se-DKI Jakarta.

Ia menjelaskan pihaknya juga ingin menyosialisasikan konsep Pentahelix, sebuah pendekatan kolaboratif antara akademisi, dunia bisnis, pemerintah, masyarakat, dan media untuk memperkuat kualitas pendidikan dan meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya literasi digital.[]

Comment