RADARINDONESISNEWS.COM, ACEH — Kelangkaan gas elpiji (LPG) di sejumlah wilayah Aceh masih berlangsung hingga pertengahan Desember 2025. Di Desa Meunasah Papeun, Kecamatan Lamreung, warga terpaksa mengantre sejak pagi hingga larut malam demi mendapatkan gas LPG yang menjadi kebutuhan utama rumah tangga.
Pantauan di lokasi, Selasa (16/12/2025), antrean panjang terlihat di sekitar Masjid Hidayatul Islam Lamreung, Desa Meunasah Papeun. Warga bertahan hingga sekitar pukul 23.00 WIB dalam kondisi lelah, hujan yang turun sejak sore, serta pemadaman listrik yang telah berlangsung beberapa hari terakhir.
Tidak sedikit warga yang membawa anak kecil bahkan bayi ke lokasi antrean. Pemadaman listrik berkepanjangan membuat sebagian orang tua mengaku kesulitan menitipkan anak di rumah, sehingga terpaksa membawa mereka ikut mengantre hingga malam hari.
“Sudah beberapa hari listrik padam. Saya tidak mungkin meninggalkan anak sendirian di rumah, jadi terpaksa saya bawa ikut antre meskipun hujan,” ujar seorang ibu sambil menggendong anaknya.
Warga lainnya mengungkapkan bahwa kelangkaan gas telah memaksa sebagian masyarakat kembali menggunakan kayu bakar untuk memasak.
“Sejak pagi kami sudah antre, tapi gas memang sulit didapat. Di rumah terpaksa masak pakai kayu lagi, seperti zaman dulu,” kata seorang warga Meunasah Papeun.
Antusiasme warga meningkat seiring terbatasnya pasokan gas pascabencana. Dari rencana distribusi sekitar 1.000 tabung LPG, realisasi di lapangan hanya mencapai sekitar 500 tabung. Akibatnya, sejumlah warga terpaksa pulang tanpa mendapatkan gas meski telah menunggu berjam-jam.
Meski demikian, proses pembagian berlangsung tertib dan kondusif. Perangkat Desa Meunasah Papeun bersama panitia setempat sigap mengatur antrean dan memberikan penjelasan kepada warga dengan pendekatan persuasif di tengah keterbatasan pasokan dan cuaca yang kurang bersahabat.
Perangkat desa juga secara terbuka menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas ketidaksesuaian jumlah gas yang diterima. Sikap tersebut mendapat apresiasi dari warga yang tetap menjaga ketertiban hingga proses distribusi selesai.
“Kami mohon maaf kepada masyarakat karena gas yang diterima tidak sesuai target. Kami berharap distribusi LPG segera kembali normal,” ujar perwakilan perangkat desa.
Melalui peristiwa ini, warga Desa Meunasah Papeun berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk menormalkan distribusi LPG di Aceh, agar kebutuhan dasar masyarakat dapat terpenuhi dan aktivitas rumah tangga kembali berjalan seperti sebelum terjadinya bencana.[]









Comment