Kontradiksi Antara Ketersediaan Sumber Daya Air dan Kekeringan, Mitigasi Islam Untuk Masa Depan

Opini155 Views

 

Penulis: Widya Soviana |Dosen dan Pemerhati Masalah Sosial Masyarakat

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Air merupakan sumber daya alam yang vital bagi kehidupan. Tanpa air, mustahil manusia dan makhluk hidup lainnya mampu bertahan hidup. Namun, kekeringan muncul di beberapa wilayah di Indonesia, seperti yang terjadi di Kabupaten Semarang, Grobogan, Rembang dan Cilacap.

Kekeringan berdampak pada krisis air bersih sehingga masyarakat hanya mengharap bantuan untuk memenuhi kebutuhan memasak dan air minum (republika, 12/08/23).

Adapun untuk mencuci masyarakat harus menempuh jarak 1 km menuju sungai yang debit airnya juga telah berkurang.

Krisis air bersih di tengah ketersediaan sumber daya air menjadi kontradiksi di tengah kehidupan manusia modern saat ini. Ditinjau dari segi ilmu dan sains bumi dikelilingi laut luas dan sungai yang mengalir deras. Tetapi saat ini manusia dihadapi munculnya krisis kekeringan yang melanda berbagai wilayah di seluruh dunia. Sehingga, masalah kekeringan yang terjadi adalah peringatan tentang urgensi perlindungan, pengelolaan, dan pemanfaatan bijak dari salah satu aset paling berharga yang dimiliki planet ini.

Permasalahan krisis air bersih telah berlangsung berpuluh tahun. Seorang warga di Jawa Barat mengungkapkan bahwa sudah lebih 20 tahun masyarakat di wilayahnya kesulitan air bersih. Air sumur yang biasanya digunakan oleh masyarakat tidak dapat dimanfaatkan oleh warga di wilayahnya karena rasanya yang asin.

Meski telah melakukan upaya pengadaan sumur bor, nyatanya masih belum mendapatkan air yang layak untuk dikonsumsi. Maka, alternatif yang dapat dilakukan adalah membuat jalur pipa PDAM atau memasang mesin penyulingan air bersih pada sumur yang digali, sebut Kepala Pelaksana BPBD Kota Banjar, Kusnadi seperti dilansir dari tvonenews.com (07/08/23).

Kekurangan pasokan air bersih bagi konsumsi rumah tangga harian telah menjadi masalah mendalam di banyak wilayah. Meskipun beberapa upaya bantuan telah dikerahkan, tampaknya masih jauh dari pencapaian hasil yang memuaskan.

Terlebih lagi, ancaman kekeringan parah semakin meningkat seiring dengan luasnya lahan yang terdampak. Situasi ini memerlukan solusi terpadu, di mana peluang untuk mengatasi masalah juga telah tersedia dengan teknologi modern saat ini.

Betapa tidak, dengan melihat kenyataan  air kemasan yang berlimpah dan dijual di sepanjang jalan menciptakan ilusi ketersediaan air yang melimpah. Namun banyak masyarakat tidak memiliki akses terhadap air bersih kemasan ini, karena harganya yang tinggi.

Hal ini merupakan contoh nyata adanya komersialisasi sumber daya air yang menimbulkan kesenjangan akses oleh seluruh masyarakat. Bagi masyarakat kaya, mungkin harga bukan masalah selama barang itu tersedia tetapi bagi masyarakat yang sulit ekonomi, meskipun jumlah berlimpah namun tidak berdampak apapun bagi kehidupan mereka.

Oleh karena itu, Islam memiliki pandangan khas terhadap ketersediaan sumber daya alam yang ada. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi salah satu kepemilikan umum, sehingga sumber daya tersebut tidak boleh dikomersialisasikan oleh pihak manapun, termasuk negara.

Peran negara dan pemerintah sebagai pengurus rakyat memiliki kewajiban terhadap kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pada saat kekeringan melanda maka negara memiliki tanggung jawab untuk melakukan mitigasi bahaya dengan menyediakan air bersih kepada seluruh rakyat yang terdampak.

Di samping masyarakat sipil dan sektor swasta lainnya, negara memiliki peran utama dalam upaya memelihara sumber daya air bersih. Pengelolaan dan pencegahan dampak dari kegiatan pembangunan yang tidak berkelanjutan seperti eksploitasi sumber daya air berlebihan dan polusi air disebabkan oleh limbah industri dan domestik yang dapat merusak kualitas dan ketersediaan air harus dihentikan.

Negara juga harus menyediakan akses yang mudah bagi seluruh masyarakat secara adil, baik yang ada di kota maupun di pelosok desa untuk mencapai dan memperoleh sumber daya air untuk kehidupan.

Penggunaan teknologi untuk mengubah air layak konsumsi dengan harga terjangkau semestinya menjadi prioritas pemerintah di antara kebutuhan mendesak lainnya.

Hal ini dikarenakan air merupakan sumber bagi kehidupan yang tidak ternilai harganya.[]