Melly*: Hidup Sejahtera Dalam Islam

Opini1099 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Saat ini pengangguran di Indonesia sudah sangat memprihatinkan.

Pengangguran sendiri merupakan kondisi di mana masyarakat sulit mencari pekerjaan dikarenakan minimnya lowongan kerja yang disediakan pemerintah. Banyak lulusan SMA bahkan S1.

Kalaupun  mereka mendapatkan pekerjaan itu juga karena mereka memiliki link orang dalam untuk bisa masuk ke perusahaan atau kantor tersebut.

Lebih parahnya lagi tidak sedikit dari mereka yang nyogok dan main belakang untuk bisa masuk di perusahaan atau kantor besar.

Badan Pusat Statistik (BPS) seperti dikutip cnnindonesia.com, mencatat jumlah pengangguran naik 50 ribu orang per Agustus 2019. Alhasil dengan kenaikan tersebut, jumlah pengangguran meningkat dari 7 juta orang pada Agustus 2018 lalu menjadi 7,05 juta orang.

Kepala BPS Suhariyanto memaparkan rata-rata jumlah pengangguran sejak Agustus 2015 tak pernah turun di bawah 7 juta orang. Rinciannya, pada Agustus 2015 sebanyak 7,56 juta orang, Agustus 2016 sebanyak 7,03 juta orang, dan Agustus 2017 sebanyak 7,04 juta orang.

Kendati jumlah pengangguran naik, tetapi Suhariyanto mengklaim tingkat pengangguran terbuka (TPT) per Agustus 2019 mencapai 5,28 persen.

Pengangguran terbuka tersebut turun dibanding Agustus 2018 yang mencapai 5,34 persen.

Penurunan TPT ini terjadi karena jumlah angkatan kerja per Agustus 2019 naik dari 131,01 juta orang menjadi 133,56 juta orang. Kenaikan itu sejalan dengan meningkatnya jumlah orang yang bekerja dari 124,01 juta orang menjadi 126,51 juta orang.

TPTmenurut Suhariyanto turun dari Agustus 2015 sampai dengan Agustus 2019. TPT Agustus 2018 sebesar 5,34 persen turun menjadi 5,28 persen pada Agustus 2019. Ini berarti dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar lima orang menganggur.

Suhariyanto mengatakan lapangan pekerjaan sejauh ini masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar 27,33 persen, perdagangan sebesar 18,81 persen, dan industri pengolahan sebesar 14,96 persen.

Fakta di atas tidak lain tidak bukan dikarenakan bobroknya sistem kapitalisme yang diemban di Indonesia pada saat ini.

Dalam sistem kapitalisme ini para penjabat yang berkuasa di negeri ini bekerja sama  dengan pengusaha untuk memakmurkan diri mereka sendiri tanpa memikirkan kemakmuran rakyat nya.  Apakah rakyatnya sejahtera atau tidak mereka tidak mau tahu.

Padahal di luar sana pengangguran menganga dan rakyat sulit  mencari pekerjaan, sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan anak-anak di luar sana masih banyak yang tidak memakan bangku sekolah.

Saat ini penggangguran yang terjadi lebih disebabkan oleh struktual atau sistemik, yang di ciptakan oleh sistem kapitalis itu sendiri.

Sistem inilah yang menopang para penguasa untuk bekerja sama dengan pengusaha demi kepentingan kelompok sehingga kekayaan milik rakyat dikuasai dan dinikmati oleh segilintir orang.

Kekayaan alam yang seharusnya menjadi hak rakyat sebagaimana diamanatkan oleh UUD’45 justru di renggut oleh para pemilik modal.

Masyarakat miskin semakin miskin dan si kaya semakin kaya dengan harta yang bergelimang.

Rakyat pada  akhirnya, mau tidak mau harus mengikuti semua permainan para penguasa dan pengusaha.

Rakyat seolah dibiarkan untuk hidup mandiri. Penguasa atau negara lebih banyak berlepas tangan ketimbang menjamin kebutuhan hidup rakyatnya.

Lapangan pekerjaan diperuntukan bagi warga negara asing, sedangkan kita warga negara asli seperti budak di negeri sendiri.

Ini disebabkan oleh ketidak-adilan yang lahir dari sistem yang saat ini diterapkan. Kebobrokan sistem seperti ini yang justru harus dibenahi karena pada dasarnya segala persoalan yang sekarang ada disebabkan oleh sistem yang salah.

Solusi dari penggangguran yang merajalela ini ialah dengan cara menciptakan lapangan pekerjaan yang memadai bagi masyarakat dan yang lebih tepat lagi ialah dengan cara menerapkan sistem dan aturan islam.

Dengan sistem Islam semua rakyat akan lebih mudah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan masyarakat pun akan lebih sejahtera.

Mengapa harus sistem Islam?
Karena sistem Islamlah yang sangat pantas ditegakkan di negara Indonesia.
Di dalam Islam semua rakyat akan sejahtera, tidak akan ada lagi kemiskinan, kelaparan, anak-anak tidak bersekolah, dan pengangguran.

Karena dari semua permasalahan tersebut Islam akan mengatur semua dan Islam tidak akan membiarkan rakyatnya lapar, miskin, pengangguran, dan sebagainya.

Seperti cerita dari Khalifah Umar Ibnu Khattab pada saat beliau memimpin negara. Saat itu ada rakyatnya yang ketahuan memasak batu untuk anaknya karena anak tersebut kelaparan beliau langsung menuju ke Baitul mal untuk mengambil berbagai macam kebutuhan pangan untuk diberikan kepadanya.

Begitulah salah satu contoh Islam dalam mensejahterakan rakyatnya.

Selain penerepan sistem Islam secara kaffah, kita juga harus mengimplementasikan sistem ekonomi Islam yang di dalamnya mengatur semua ekonomi yang sesuai dengan syariat Islam.

Karena di dalam sistem ekonomi Islam negaralah yang  mengelola sumber daya yang ada dan hasilnya akan diberikan kepada rakyat sehingga dengan demikian semua kebutuhan rakyat akan terpenuhi.

Dan sudah seharusnya semua rakyat dan pemerintah untuk mengambil solusi terbaik yaitu dengan menerapkan sistem Islam dan sistem ekonomi Islam di negara Indonesia.[]

*Mahasiswi UINRIL semester 3 fakultas dakwah dan ilmu komunikasi prodi manajamen dakwah

Comment