Oleh : Endang Noviyani, Komunitas Ibu Peduli Generasi
________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Ibu adalah seorang perempuan yang hebat dan kuat. Dari sesosok ibu lahirlah generasi-generasi yang akan menjadi penerus tonggak peradaban. Hanya Ibu yang bisa menjalankan dua peran sekaligus, menjadi tulang rusuk dan juga tulang punggung. Hebat bukan? Ya, itulah ibu yang tiada kenal lelah agar tercukupi kebutuhan keluarganya.
Masih dalam suasana peringatan hari Ibu. Dari tahun ke tahun ternyata masih menyisakan duka yang teramat dalam bagi kaum perempuan. Faktanya ternyata perempuan saat ini berada dalam berbagai krisis. Apa yang terjadi pada perempuan hari ini malah memperlihatkan sebuah duka bukan kondisi bahagia.
Selama pandemi misalnya, perempuan menanggung dampak lebih, seperti lebih banyak pekerja perempuan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
“Perempuan adalah back bone dari perekonomian Indonesia. Maka ketika perempuan adalah kelompok yang paling terdampak, kelompok yang paling menderita atas krisis global ataupun perubahan iklim, ini harus mendapatkan perhatian khusus,” ujar Poppy dalam diskusi yang diselenggarakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Jumat (16/12) .www.voaindonesia.com
Lagi dan lagi pembahasan tentang ” Kaum Ibu ” yaitu perempuan memang tak akan ada habisnya untuk dikuliti. Nyatanya saat ini disadari atau tidak, kaum ibu seperti tereksploitasi, akibat kegagalan sistem saat ini. Peran ibu yang seharusnya menjadi pendidik dan pencetak generasi, kini tugasnya berlipat ganda karena krisis ekonomi yang melanda, harus berusaha keras menjadi tulang punggung bagi keluarga.
Oh ibuku sayang, ibuku yang malang. Sungguh berat beban yang kau pikul , akibat kebijakan sistem yang amburadul.
Krisis ekonomi yang saat ini dirasa oleh masyarakat, khususnya mereka kaum ibu, dengan naiknya segala kebutuhan pokok, pendidikan, BBM, dsb. Ternyata sangat terasa oleh mereka. Sistem kapitalisme telah memiskinkan ekonomi rakyat.
Para pemimpin tidak memerankan tugas dan fungsinya secara maksimal sebagai pengurus urusan rakyat, tetapi lebih memihak pada kepentingan pemilik modal.
Kekayaan negara dikelola asing, Kebutuhan dasar rakyat tak dipenuhi secara adil. Suami susah cari kerja. Nafkah keluarga pun telantar. Jadilah perempuan ikut bekerja membantu ekonomi keluarga. Menjadikan perempuan sebagai bumper ekonomi sama halnya memaksa kaum perempuan berperan ganda, sebagai ibu rumah tangga sekaligus bekerja.
Maka sudah jelaslah bahwa kapitalisme tidak akan pernah mungkin membebaskan kaum perempuan dari segala duka yang melanda. Hal ini yang harus disadari oleh semua ibu di seluruh dunia.
Sistem islam mengembalikan kodrat seorang ibu
Islam memuliakan perempuan dan menempatkannya pada posisi dan peran yang tepat sesuai kodrat penciptaannya. Perempuan adalah ibu generasi. Di pundaknya terdapat tanggung jawab besar untuk melahirkan dan mendidik generasi berkualitas tinggi sebagai aset bangsa.
Agar peran tersebut berjalan dengan baik, islam menetapkan sejumlah aturan yang mengatur pola relasi antara laki- laki dan perempuan agar terwujud keselarasan dan keharmonisan dalam rumah tangga. Aturan tersebut meliputi hukum tentang pernikahan, hak dan kewajiban suami istri, kehamilan, kelahiran, penyusuan, jaminan nafkah, pendidikan anak, dll. Islam menjaga peran keibuan (motherhood) dan perwalian kaum laki-laki.
Selain itu, islam juga menjamin hak-hak ekonomi perempuan, termasuk bagaimana perempuan harus dijamin kebutuhan finansialnya setiap saat. Islam mengijinkan kaum perempuan untuk bekerja namun tidak dalam kondisi penghinaan dan penindasan, melainkan dalam kondisi lingkungan yang terjamin keamanannya dan bermartabat sehingga statusnya di masyarakat selalu terjaga.
Sedangkan jaminan terealisasinya aturan islam dalam upaya mendukung kembalinya peran seorang ibu dan kemuliaannya hanya dapat diwujudkan oleh islam. Wallahu’alam bish shawab.[]









Comment