Peringatan Maulid Nabi Bagi Muslimah, Saatnya Kembali ke Fitrah

Opini976 Views

 

Oleh: Linda Ariyanti, A.Md, Tenaga Pendidik & Aktivis Dakwah

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Umat Islam bersuka cita menyambut peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. Berbagai kegiatan dilakukan seperti pengajian, tabligh akbar, seminar, talk show serta kegiatan lainnya untuk menumbuhkan kecintaan dan kerinduan umat Islam terhadap manusia agung, Rasulullah Muhammad saw.

Nabi Muhammad saw diutus oleh Allah swt dengan membawa risalah Islam bagi umat manusia. Jika kita membaca lagi sejarah hidup Nabi Muhammad saw, maka kita akan mendapati bahwa beliau juga seorang pemimpin atau seorang kepala negara.

Michael Hart menilai dengan objektif bagaimana memposisikan sosok Rasulullah SAW. Dalam susunan orang yang berpengaruh itu, Rasulullah saw ditempatkan pada posisi paling utama dan pertama. MasyaAllah.

Lalu bagaimana muslimah mengambil hikmah agar peringatan Maulid Nabi tidak sebatas seremonial?

Muslimah Kembali ke Fitrah

Islam adalah agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan (termasuk kepemimpinan), sehingga akan terwujud islam yang rahmatan lil ‘alamin. Pelaksanaan syariat Islam membutuhkan kepemimpinan sebagaimana yang telah Rasulullah saw lakukan di Madinah. Islam terus berjaya di masa Umayah, masa Abbasiyah dan terakhir di masa Utsmaniyah dengan rentan waktu lebih dari 13 Abad lamanya.

Secara Fitrah, tugas utama seorang wanita adalah menjadi Ummun Warobatul Bait (ibu dan pengatur rumah tangga), ia menjadi masna’ (pabrik) lahirnya seorang pemimpin. Disinilah tugas mulia bagi seorang muslimah untuk bisa memastikan bahwa darinya lahir seorang pemimpin yang akan mewujudkan kembali kegemilangan Islam. Para muslimah harus kembali kepada fitrahnya, mendidik generasi dengan aqidah Islam yang kokoh sehingga terwujud syakhsiyah Islam.

Namun sangat disayangkan, tugas mulia ini justru dilabeli sebagai diskriminasi terhadap muslimah. Inilah yang digaungkan oleh kaum feminis, mereka menuduh Islam mengekang perempuan karena hanya meletakkan perannya dalam domestik. Karena propaganda ini maka wanita justru berlomba-lomba keluar rumah untuk bekerja dan mengabaikan tugas utamanya.

Islam membolehkan wanita bekerja, hanya saja bukan sebagai tulang punggung keluarga, dan tidak melupakan tugas utamanya sebagai Ummun Warobatul Bait. Kewajiban mencari nafkah tetap ada di pundak laki-laki. Ketetapan ini sudah sesuai dengan fitrah manusia.

Butuh Support System

Mendidik generasi di era disrupsi memang tidak mudah. Generasi hari ini telah kehilangan visi dan misi hidupnya, bahkan tujuan sekolah saja mereka terkadang tidak tahu pasti. Semua ini adalah ancaman bagi umat Islam. Fakta bahwa kita akan kehilangan generasi pemimpin di masa depan sudah di depan mata. Jika kita berdiam diri dan tidak merubah keadaan ini, niscaya umat ini akan binasa.

Tugas berat ini akan menjadi ringan jika semua pihak saling bekerja sama. Ayah dan ibu memiliki visi yang sama dalam mendidik generasi yakni dengan mewujudkan keimanan yang kokoh. Sekolah juga menerapkan kurikulum pendidikan Islam berbasis aqidah Islam. Negara adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas pelaksanaan pendidikan. Karena imam adalah periayah urusan masyarakat.

Wahai ummahat, segeralah kembali kepada fitrah mu sebagai ibu dan menajer rumah tangga. Karena Islam pasti akan tegak kembali. Kita akan bangga dan bahagia jika kelak anak-anak kita menjadi pemimpin bagi kaum muslim.

Jangan ragu untuk terus berjuang mengembalikan kehidupan Islam. Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«إِنَّ اللَّهَ زَوى- أي قرَّب وصغَّر- لي الْأَرْضَ، فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا، وَإِنَّ أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِيَ لِي مِنْهَا، وَأُعْطِيتُ الْكَنْزَيْنِ الأحمر والأبيض»

“Sesungguhnya Allah menghimpun—yakni mendekatkan dan mengecilkan—bumi untukku, sehingga aku melihat timur dan baratnya. Sesungguhnya kekuasaan ummatku akan mencapai apa yang dihimpunkan untukku darinya. Dan aku diberi dua harta simpanan: merah dan putih.” (HR. Muslim).

Comment