Jakarta, 27 September 2023 –
RADATINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Program Studi Hubungan internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Al Azhar Indonesia mempersembahkan kegiatan Studium Generale dengan tema “Perspektif Hubungan Internasional Indonesia Ke Depan”.
Kegiatan seminar tersebut telah diselenggarakan di Auditorium Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta, Senin (25/8/2023)
Studium Generale ini merupakan kuliah umum yang diselenggarakan dalam rangka menyambut semester baru bagi para mahasiswa aktif Universitas Al Azhar Indonesia dengan menghadirkan Rizal Sukma, PH.D yang merupakan Duta Besar RI untuk Britania Raya, Irlandia dan IMO sejak tahun 2016 s.d 2020.
Seperti judul besar pada kegiatan Studium Generale yaitu “Perspektif Hubungan Internasional Indonesia Ke Depan”, beliau membahas mengenai bagaimana peran hubungan internasional untuk mendukung perkembangan suatu negara terhadap politik luar negeri baik secara bilateral maupun multilateral. Khususnya bagaimana hubungan internasional Indonesia dengan negara lain agar dapat mendukung perkembangan negara baik untuk sekarang maupun masa yang akan datang.
“Studium Generale ini sangat menarik, karena saya jadi paham kontribusi apa yang bisa diberikan oleh ilmu hubungan internasional terhadap bangsa Indonesia, terutama pada arah politik luar negerinya.
Rizal Sukma menyampaikan pentingnya peran Indonesia untuk mampu bersaing pada konstelasi global yang semakin multipolar.
“Acara ini dapat memperluas cakrawala para mahasiswa yang akan menjadi pemimpin bangsa di masa depan, dan tentunya kami KOMAHI FISIP UAI sangat menyambut baik kegiatan positif seperti ini”, ucap Naufal Majid selaku Ketua KOMAHI FISIP UAI.
Pada kegiatan Studium Generale ini Program Studi Hubungan Internasional FISIP UAI turut mengundang Dr. Nazarudin Nasution sebagai pembicara. Beliau merupakan Duta Besar RI untuk Kamboja pada tahun 2000 s.d 2003.
Pemaparan materi Nazarudin tidak kalah menarik, di mana pada pemaparannya banyak membahas mengenai bagaimana pengalaman beliau saat menjadi diplomat dan perjalanan meniti pengalaman karir pada dunia akademisi dan diplomat.
Menariknya, seluruh perjalanan karirnya beliau tulis dalam bentuk karya buku yang berjudul “Dari Diplomat untuk Akademisi”. Selain itu bapak Nazarudin juga turut memaparkan terkait karyanya ini.
Tidak hanya materi saja, akan tetapi dengan pemaparan dari kedua narasumber ini sangat menarik peserta. Bahkan hal tersebut membangun antusias peserta Studium Generale untuk aktif berdiskusi dan melempar pertanyaan beragam kepada para narasumber. Dari mulai mengenai seputar materi perkuliahan, pembahasan mengenai keadaan negara saat ini, hingga pengalaman-pengalaman kedua narasumber saat menjabat sebagai diplomat.
“Acara kemarin sangat intens diskusinya dengan Pak Nazar dan Pak Rizal. Pembahasannya mudah dipahami dan sangat menginspirasi. Saya jadi bisa membayangkan dan melihat peluang tentang menjadi seorang aktivis maupun akademik.” Ujarnya.
Dalam pembahasan tersebut Pak Nazar tidak mempermasalahkan bahwa ke depannya mahasiswa Hubungan Internasional beralih dari aktivis ke akademik begitupun sebaliknya. Dalam diskusi tersebut juga saya menjadi terinspirasi dengan pembahasan Pak Rizal Sukma tentang Indonesia di mata dunia.
Indonesia telah banyak memberikan kontribusinya terhadap dunia internasional.
“Saya menarik kesimpulan bahwa untuk ke depannya Indonesia harus aktif namun selektif dalam berkontribusi di dalam dunia Internasional dan kerja sama internasional lainnya sehingga ke depannya Indonesia mampu menjadi poros dan aktor penting dalam dunia Hubungan Internasional lainnya”, ucap Rahma Nurul mahasiswi Program Studi Hubungan Internasional Universitas Al Azhar Indonesia.[]









Comment