Tanpa Penyuluhan Dan Bimbingan, Ormas Akan Rentan

Opini447 Views

 

 

Oleh : Irohima, Praktisi Pendidikan

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Akibat kesalah pahaman dan berlanjut dengan adu mulut, akhirnya pecahlah bentrokan antara FBR (Forum Betawi Rempung) dengan Pemuda Pancasila (PP) di Ciledug, kota Tangerang. Bentrok ini terjadi pada Jumat, 19 November 2021. Dua anggota FBR dan seorang anggota PP dilaporkan mengalami luka-luka akibat serangan benda tajam (TEMPO.CO).

Di tempat lain juga terjadi bentrokan antar ormas , pada Rabu 24 November 2021 di Jalan Raya Interchange Karawang Barat dan mengakibatkan satu anggota ormas tewas. Polisi mengamankan tujuh orang dan telah menetapkan lima diantaranya sebagai tersangka serta menyita sejumlah senjata tajam berupa golok, celurit dan senjata tumpul berupa kayu (Republika.co.id 25/11/2021).

Bentrok antara ormas yang dipicu salah paham antar anggota kerap terjadi sebelum ini. Sungguh sangat disayangkan sikap yang ditunjukkan tidak mencerminkan prilaku yang semestinya. Sikap saling menghargai dan saling menghormati harusnya dikedepankan dalam berinteraksi dengan orang ataupun kelompok lain tanpa mengedepankan ego semata, apalagi sampai dibarengi oleh tindak kekerasan.

Ormas atau organisasi kemasyarakatan adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Di Indonesia, ormas terbagi jadi beberapa jenis yaitu : ormas agama, ormas adat/budaya, dan ormas Nasional.

Kemendagri sendiri mencatat bahwa terdapat sekitar 250 ribu ormas di Indonesia. Organisasi kemasyarakatan sendiri diatur dalam UU nomor 17 tahun 2013. Ormas bersifat sukarela, sosial, mandiri, nirlaba, dan demokratis. Menurut UU ormas bertujuan meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat, memberikan pelayanan kepada masyarakat,  menjaga nilai agama, melestarikan dan memelihara norma, nilai, etika dan budaya yang hidup dalam masyarakat. Ormas juga bertujuan melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup, mengembangkan kesetiakawanan sosial, gotong royong, toleransi dalam berkehidupan masyarakat, menjaga , memelihara, dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Saat ini, kesalah pahaman dan kepentingan yang terkadang berbeda membuat bentrok antar ormas sering tak terelakkan, meski terdapat komitmen untuk perdamaian, namun tetap saja kejadian ini berulang.

Hal ini bisa terjadi karena banyak faktor penyebab yang menjadi pemicu, salah satunya kurangnya pemahaman anggota terhadap tangggung jawab, visi dan misi ormas itu sendiri. Ditambah lagi kurangnya pembinaan terhadap anggota.

Perselisihan antar ormas banyak terjadi karena ormas menjadi wadah berkumpulnya massa tanpa pembinaan kepribadian Islam sehingga rawan dimanfaatkan pihak tertentu untuk tujuan membackup kepentingan politik atau bisnisnya.

Sepatutnya ormas menjadi wadah berbasis pembinaan kepribadian Islam, mengingat mayoritas penduduk negeri ini adalah muslim dan juga ormas yang banyak berdiri adalah ormas berbasis agama Islam sehingga warga bisa berkontribusi untuk perbaikan masyarakat.

Ormas yang memberikan pembinaan kepribadian Islam secara sungguh-sungguh tentu akan melahirkan kader-kader yang bertanggung jawab hingga mampu mewujudkan tujuan ormas sebagaimana mestinya yaitu menjadikan ormas sebagai wadah penyalur aspirasi rakyat, meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat, melayani masyarakat, menjaga nilai agama, norma, moral, etika dan memelihara kehidupan dan juga menjaga persatuan.

Ormas yang telah memiliki kepribadian Islam tentunya tak akan rentan ditunggangi kepentingan pihak manapun karena meskipun nantinya berbeda wadah namun jika pemikiran, perasaan dan aturannya sama maka akan mempunyai tujuan yang sama yaitu membangun bangsa dan negara.

Sangat jauh berbeda kondisinya dengan saat ini dimana ormas yang berdiri berdasarkan kepentingan dan tanpa pembinaan maka akan memiliki tujuan yang berbeda pula hingga tak heran jika konflik antar ormas akan selalu muncul karena masing masing berjuang demi kepentingan sendiri.

Kader -kader yang lahirpun kurang bertanggung jawab, kurang bisa menahan diri hingga berpotensi menjadi pelaku bentrokan antar ormas yang berulang-ulang. Wallahualam bis shawab.[]

Comment