Windha Yanti. S*: Kepribadian Muslim Yang Hilang

Opini465 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Sesungguhnya pembahasan ini tak pernah ada di masa Rosululloh ataupun dimasa kejayaan Islam selama 13 abad lamanya. Pembahasan ini menjadi masalah baru bagi kaum muslimin setelah hilangnya kepemimpinan Islam.

Semenjak Islam diabaikan dan tak lagi menjadi sebuah peraturan dalam kehidupan, dan ide-ide barat mulai merasuki dalam benak kaum muslim, pada saat itulah ada yang hilang dalam diri kaum muslim.

Lalu apa yang hilang dalam diri kaum muslim.? Yaitu saksiyah Islamiyah ( Kepribadian Islam ). Ya semenjak kaum muslim terkontaminasi oleh faham barat, menjadikan sosok muslim yang sekuler, berusaha memisahkan agama dari kehidupannya.

Menganggap bahwa agama hanya sekedar mengatur urusan ibadah ritual belaka, seperti solat, puasa, zakat dan naik haji. Selebihnya manusia bebas menentukan hidupnya.

Surat Al Baqoroh 208

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.

Padahal telah jelas dalam ayat di atas kewajiban kita sebagai seorang muslim untuk masuk ke dalam Islam secara kaffah ( Secara keseluruhan ). Sehingga setiap apapun yang Allah perintahkan, wajib seorang muslim melaksanakannya.

Sehingga kitapun wajib memahami bahwa Islam tak hanya sekedar agama ritual belaka, tapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia. Seperti pergaulan, jual beli, pendidikan dan politik. Semua diatur dalam Islam bagaimana pelaksanaannya.

Begitu pula Islam juga mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri, seperti cara berpakaian, makan, minum, ahlak. Itupun diatur dalam Islam secara rinci.

Lalu apa yang kita lihat dalam diri kaum muslim hari ini tidak berbanding lurus dengan agamanya. Mereka cenderung bebas dalam menentukan segala hal.
Mulai cara berpakaian yang tidak mencerminkan dirinya muslim. Makan minum berdiri, senang berbincang bincang tentang aib tentang saudaranya sendiri.

Banyak remaja muslim yang bergaul tanpa batas, campur baur hingga berkholwat menjadi hal yang biasa. Riba pun hingga menjadi hal yang lumrah, seolah menjadi pelegalan ketika didesak kebutuhan. Sehingga yang sedang terjadi dalam diri kaum muslim hari ini adalah krisis identitas.

Kini begitu sulit kita temui seorang muslim yang juga memiliki kepribadian muslim. Pasalnya sistem kapitalis hari ini seolah memfasilitasi kebebasan manusia, dimana hawa nafsu manusia selalu ingin bebas dan tak ingin hidup penuh aturan. Seolah kebebasan ini adalah puncak kebahagiaan bagi mereka yang juga krisis keimanan.

Kapitalisme adalah sebuah ideologi yang berasaskan memisahkan agama dari kehidupan. Sehingga manusialah yang menentukan dan membuat hukum dalam kehidupan.

Kapitalisme sangat menjungjung tinggi kebebasa, seperti kebebasan dalam berpendapat, kebebasan kepemilikan, dan kebebasan beragama. Kebebasan inilah yang akhirnya melahirkan manusia apatis, individualis, dan egois.

Dalam Islam tak mengenal istilah kebebasan, semua urusan dalam kehidupan manusia di atur secara rinci, karena manusia adalah mahluk yang lemah dan terbatas, inilah pentingnya aturan, untuk menyelamatkan manusia di dunia maupun di akhirat.

Namun bukan berarti aturan ini menekan fitrah manusia hingga seseorang merasa tertekan.

Justru aturan ini ketika di amalkan, akan membuat manusia akan merasa tenang dan tentram, mampu melembutkan hati yang keras, karena Islam adalah agama yang fitrah, mampu memanusiakan manusia, bahkan menempatkan manusia pada derajat yang mulia ketika keimanannya semakin tinggi.

Mengingat sosok sahabat Rosul, Umar bin khatab, di mana beliau mengalami perubahan dalam kepribadiannya semenjak masuk Islam.

Sebelum masuk islam Umar adalah pribadi yang suka minuman keras, bermain wanita bahkan membunuh anaknya, umar juga merupakan orang yang paling menentang dakwah Nabi selain Abu Lahab.

Tetapi setelah masuk Islam Umar meninggalkan semua itu.

Bahkan dia tidak berani menyentuh minuman keras sebelum larangan meminum minuman keras diturunkan. Umar menjadi orang yang mendukung dakwah Nabi dan tidak segan membunuh orang yang menghalangi dakwah.

Umar juga pernah menangis saat melihat keledai di depannya terjatuh karena jalan yang rusak. Sebab pada saat itu beliau menjabat sebagai Kholifah, dimana ia sadar semua kelalaiannya akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah. Sehingga ia merasa berdosa atas kelalaian jalan yang masih rusak.

Inilah contoh seseorang yang telah mengenal Islam akan berubah kepribadiannya menjadi manusia yang lebih baik, dan berhati lembut, namun tegas dalam perkara yang Allah  haramkan.

Sehingga perlu adanya kesadaran dalam diri kaum muslim, untuk senantiasa menggali ilmu, agar dirinya tak terbawa arus liberalisasi, dan mampu menyelamatkan saudara seimannya yang masih terlena dengan kebebasan yang semu dan menipu. Agar kita bisa kembali menjadi muslim  seutuhnya, dan menjadi muslim terbaik seperti yang di gambarkan dalam surat Ali Imran 110.

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.,[]

Comment