Oleh: Ghaziya Al-Ayyubi (Mahasiswi)
________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.
Berikut penyebab stunting diantaranya: kurang gizi dalam waktu lama, pola asuh kurang efektif, pola makan, tidak melakukan perawatan pasca melahirkan, gangguan mental, hipertensi pada ibu, sakit infeksi yang berulang dan faktor senitasi.
Cara mencegahnya adalah dengan memahami konsep gizi baik dan buruk, memilih menu beragam, pemeriksaan rutin, bayi mengkonsumsi ASI, konsumsi asam folat, memperhatikan faktor sanitasi dan penggunaan air bersih. @genersimaju.co.id
Penanganan Stunting dan Watak Asli Kapitalisme
Turunnya angka prevalensi stunting menjadi indikasi serius atas upaya pencegahannya. Akan tetapi keberhasilan ini tentu belum tuntas sampai ke akarnya, sebab sejak 2019 lalu semestinya stunting benar-benar sampai tidak ada lagi. Indikasi serius atau tidaknya pemerintah adalah, dengan terjun langsung melihat keadaan masyarakat.
Bukan hanya berfokus pada kakulasi angka yang turun saja, tetapi lebih dari itu yakni dengan memperhatikan setiap jiwa sehat dan mendapati gizi yang cukup dan seimabng.
Dengan demikian, masalah stunting telah menunjukkan watak asli kapitalisme yang berperan hanya sebagai regulator saja. Program-program yang dijalankan tampak hanya sekedar agar pemerintah terlihat peduli terhadap masalah yang sedang dihadapi umat. Stunting agaknya telah memberi petunjuk atas kegagalan yang nyata sistem kapitalisme dalam mengurusi urusan umat.
Meski angka prevalensi stunting disebutkan turun, hal ini mesti benar-benar dipastikan lagi pada kehidupan nyata. Benarkah stunting teratasi dan terjamah pada setiap jiwa yang tinggal di Sergai. Tentu semua orang berharap demikian.
Jika didapati masih banyaknya kasus ini, tentu ini menjadi persoalan yang serius bagi masyarakat dan negara. Karena keadaan masa depan tergantung pada genarasi saat ini, maka jika generasi sehat masa depanpun akan mampu untuk menjalankan kehidupan dengan produktif.
Hal ini ternyata menjadi salah satu pertimbangan kapitalisme, yakni khawatir generasi tak lagi mampu menjalankan roda perekonomian yang sangat menonjol. Dalam sistem ini, sektor ekonomi yang disasar adalah dengan dijalankan oleh generasi muda dan dilanjutkan generasi setelahnya.
Maka jika generasi setelahnya mengalami stunting dan kurang gizi, tentu hal ini berdampak buruk pada roda perjalanan ekonomi kapitalisme.
Sungguh buruk sekali watak asli kapitalisme yang sejatinya bagaikan racun berbalut madu, mampu mematikan secara perlahan. Masyarakat hanya diambil manfaatnya saja, diperas habis-habisan untuk memenuhi kebutuhan para pemilik modal. Namun herannya, saat ini betapa buta dan tuli rakyat terhadap kedzaliman nyata yang dilakukan pemerintah.
Pencitraan demi pencitraan sebenarnya telah cukup menggambarkan betapa jauhnya sistem kapitalisme ini terhadap keberhasilan dan kesejahteraan. Wabilkhusus dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat.
Namun cukupkah stunting dituntaskan hanya dengan mengetahui apa penyebab dan pencegahannya. Tentu saja ada faktor lain yang menjadi penyebab dasar atas permasalahan stunting ini.
Pertama: mestinya pemerintah tidak hanya berharap prevalensi stunting turun, tetapi semestinya angka ini bisa menjadi tidak ada lagi, karena 14% juga adalah jiwa yang mesti di jaga dan dijamin kesehatannya oleh pemerintah.
Hal yang harus menjadi fokus peerintah yang tak kalah penting lainnya adalah bagaimana agar persoalan stuntig tuntas sampai ke akarnya. Untuk itu faktor kedua pemerintah semestinya juga memahami betapa penting kedudukannya untuk memenuhi seluruh kebutuhan gizi umat.
Persoalan hari ini justru banyak sekali masyarakat yang kekurangan gizi atau gizi buruk diakibatkan minimnya ekonomi untuk membeli makanan yang sehat dan bergizi.
Ketiga: di samping kekurangan makanan yang layak dan bergizi bagi sebagian masyarakat, namun pada bagian masyarakat lain yang sejahtera, justru anak -anak yang obesitas juga banyak. Miris sekali bukan, di tengah penderitaan rakyat, ternyata di sebagian masyarakat yang lain mengalami kelebihan makanan yang berlimpah. Sunggih inilah bukti kesenjangan masyarakat yang di hasilkan oleh paham kapitalisme, yang menjadikan orang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin miskin.
Stunting Dalam Padangan Islam
Stunting tentu menjadi masalah yang sangat diperhitungkan bagi pemerintah, wabilkhusus pemerintahan Islam. Dalam Islam kholifah atau pemimpin negara memiliki kewajiban untuk mengayomi rakyatnya, termasuk memberikan jaminan kesehatan yang layak dan mudah, memfasilitasi gizi yang cukup dan baik serta memastikan seluruh rakyatnya tidak kelaparan.
Hal ini dilakukan oleh Umar bin Khattab pada masa pemerintahannya, beliau pernah berjalan melihat rakyatnya langsung untuk memastikan rakyatnya aman dan sejahtera. Singkat cerita diperjalanan Umar mendengar suara tangisan seorang anak yang berbicara kepada ibunga “ibu aku lapar” sampai berkali-kali. Kemudian umar pun pergi datang ke rumah itu dan menanyakan penyebab anaknya menangis, ternyata anaknya belum makan lalu Umar segera kembali ke baitul mal untuk memberi mereka makan yang di panggul oleh tangannya sendiri.
Sungguh besar kepedulian dan tanggung jawab kholifah Umar sampai berkorban di malam hari untuk memastikan rakyatnya sejahtera. Meski begitu Umar sangat takut sekali dengan amanah kepemimpinan yang dipanggulnya, padahal apa yang dilakukan Umar sangat baik terhadap rakyatnya, namun karena keimanan dihatinyalah membuat ia senantiasa merasa takut kepada Allah SWT.
Dengan demikian, tentu sosok kholifah umar saat ini sangat dinanti-nanti oleh umat. Pemimpin yang taat dan takut kepada Allah SWT, yang hanya akan hadir pemimpin seperti ini dalam sistem Islam yakni Khilafah. Khilafah adalah pemerintahan Islam yang menerapkan seluruh perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, menjaga kesejahteraan rakyat dan juga menjamin kesehatan penuh atas seluruh rakyatnya tanpa terkecuali.
Islam benar-benar hadir sebagai agama sekaligus institusi politik yang mengatur seluruh aspek kehidupan, baik ekonomi maupun kesehatan. Sistem Islam pada masanya terbukti mencapai kegemilangan yang sangat signifikan. Belum pernah kesejahteraan diraih sebagaimana kesejahteraan yang tercermin dalam pemerintahan Islam yang aturannya sangat mulia sebab berasal daei Dzat yang Maha Mulia dan sempurna.
Maka dari itu, stunting dalam pandangan Islam benar-benar berada pada posisi yang sangat diperhitungkan, sebab stunting merupakan bukti ketidak berhasilan pemerintah dalam menangani masalah ini sampai ke akarnya. Jadi, mari bersama kita bersatu mengembalikan kehidupan Islam dengan menyeru umat berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar serta menyadarkan umat betapa hanya Islamlah satu-satunya institusi yang berhasil mencapai kegemilangan pada masanya, termasuk keberhasilan Islam mengatasi kesehatan umat.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 104). Wallahua’lam bishowab.[]









Comment