Ketika turun dari mobil, Ahok langsung dikerumuni warga yang ingin bersalaman dan berfoto bersama. Koh Ahok juga tak sungkan menghampiri warga dan anak-anak untuk menyalami dan menyapa mereka. Kemudian, mantan Bupati Belitung Timur ini masuk ke dalam pasar kaget Rawabelong.
Setelah berjalan sekitar 200 meter masuk ke dalam pasar menuju Jalan Ayub Rawa Belong, tiba-tiba sekitar 50 warga mendatangi Ahok sambil berteriak, “Kami tidak terima Ahok! Kami tidak terima penista agama datang ke sini.”
Mendengar adanya teriakan-teriakan tersebut, lima ajudan dan polisi yang mengawal Koh Ahok langsung mengamankan calon gubernur petahana itu masuk terus ke Jalan Ayub Rawa Belong. Belasan polisi langsung menahan massa yang hendak mengusir Ahok.
Massa membawa spanduk bertuliskan “Ahok penista agama, dia dajjal, tolak Ahok dan masukkan ke Bui”
Lalu seorang pria berpakaian jubah putih panjang dan peci putih bernama Habib Idrus Al-Ashi maju ke depan massa dan berbicara dengan alat pengeras suara. “Kita ini semua saudara jangan coba mengorbankan umat Islam pak polisi. Ini kampung orang Islam,” kata Habib Idrus Al-Ashi di Jalan Ayub Rawabelong, Jakarta Barat, Rabu (2/11/2016).
Pernyataan itu diucapkannya karena tidak terima dengan perlakuan polisi yang menghalangi massa untuk mendapatkan Koh Ahok. “Kita nggak terima kampung kita di masuk penista agama. Kita nggak mau cari ribut tolong pak polisi bisa usir Ahok. Takbir,” serunya.
Namun, karena massa semakin banyak, polisi pun kewalahan menahan massa yang hendak mengejar Koh Ahok. Akhirnya, tak kuasa menahan dorongan massa, akhirnya mereka berhasil mematahkan pagar barisan polisi dan segera mengejar Koh Ahok hingga ke ujung jalan sambil berteriak mengusirnya.
Namun, mereka tidak berhasil mendapati Ahok. Karena mantan anggota DPR tersebut sudah diselamatkan para pengawal dan ajudan lewat jalan kecil ke Polsek Kebon Jeruk.[TB]
Comment