Bukan Hanya Seruan dan Kecaman, Palestina Butuh Tentara Usir Zionis

Opini94 Views

 

Penulis: Mirna Juwita, S.Ag | Aktivis Dakwah dan Pendidik

 

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Semenjak terjadinya perlawanan Hamas pada tanggal 7 Oktober tahun 2023 lalu, zionis Yahudi semakin membabi buta menyerang penduduk Palestina baik anak – anak, perempuan dan mereka yang tidak berdaya secara brutal tanpa rasa kemanusiaan.

Berbagai negara kemudian mengecam zionis Yahudi agar menghentikan kebiadaban mereka terhadap rakyat Palestina. Beberapa kali telah dilakukan upaya gencatan senjata di tahun 2024 ini namun tidak dihiraukan oleh zionis Yahudi.

Hanya bertahan beberapa hari saja, lalu kembali menyerang Palestina dengan memborbardir fasilitas publik secara random wilayah Gaza Utara sehingga banyak menelan korban dari pihak sipil. Tidak kurang dari 38.600 jiwa tewas di antaranya anak-anak, wanita, pria dan lansia sebagaimana ditulis  antaranews.com.

Kecaman dan seruan dari berbagai negara kepada Israel untuk menghentikan genosida kepada rakyat Palestina tidak dicuhkan. Hingga saat ini penyerangan membabi buta itu tidak juga dihentikan bahkan lebih sadis dengan memborbardir tempat tempat pengungsian dan rumah sakit.

Solusi hakiki menghentian genosida Palestina

Kecaman tanpa aksi tidak lebih dari kebohongan itu sendiri yang hanya menjadi sebuah pencitraan belaka. Kecaman yang dilakukan oleh penguasa-penguasa dunia tidaklah berlaku sama sekali. Zionis tetap menyerang, menangkapi, dan membunuh rakyat Palestina.

Melawan kezaliman zionis Yahudi yang sudah di luar batas kemanusiaan ini tidak cukup dengan seruan, kecaman dan kutukan. Cara efektif menghentikan kebiadaban zionis adalah melalui aksi nyata dan mendasar yaitu dengan menurunkan bantuan logistik persenjataan dan tentara untuk Palestina. Hanya ini satu-satunya cara dan solusi yang dapat menghentikan genosida.

Beginilah aksi yang terjadi pada zaman keemasan dan kejayaan islam di abad 1 Hijrah. Saat terjadi tindakan dan perilaku kezaliman terhadap umat islam, pemimpin islam yang disebut Kholifah langsung sigap dan menurunkan pertolongan dengan mengirim tentara untuk memberikan bantuan kepada sesama saudaranya.

Apa yang terjadi sekarang?  Para pemimpin di dunia Islam justru melakukan penyesatan politik dan menutupi kelemahan mereka dengan  memilih diam. Para pemimpin ini hanya mampu berkoar-koar dan membantu Palestina sebatas bantuan kemanusiaan dan gencatan senjata.

Sungguh bahwa bantuan logistik kemanusiaan berupa makan dan pakaian itu perlu namun yang lebih diperlukan lagi adalah bantuan militer agar dapat melawan dan menghentikan kebiadaban zionis Yahudi tersebut.

Selama zionis Yahudi masih bercokol di bumi Palestina, kebiadaban dan pembunuhan dan genosida terhadap masyarakat Palestina akan terus berlangsung. Bantuan kemanusiaan itu tidak mampu menghentikan kezaliman zionis Yahudi. Mereka terus dan terus melakukan tindak kejahatan berulang bahkan lebih sadis dari sebelumnya.  Rumah penduduk sipil, rumah sakit, universitas ataupun sekolah dibombardir tanpa ampun.

Islam telah menegaskan bahwa bila kaum kafir mengganggu atau membunuh, maka, wajib bagi kaum muslim melakukan tindakan balasan yang setimpal.

Hal ini telah termaktub di dalam QS al-Baqarah 191: “Bunuhlah mereka di mana saja kalian jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian.”

Masalah Palestina ini bukan hanya persoalan kemanusiaan semata namun juga persoalan agama. Dalam perkara syariat, seorang muslim tidak boleh tinggal diam atau membiarkan pembantaian zionis Yahudi terhadap umat islam di mana pun.

Haram hukumnya membiarkan pembantaian yang dilakukan zionis terhadap umat islam Palestina.
Islam mengajarkan ikatan ukhuwah atas dasar akidah. Negara memiliki wewenang dan peran penting dalam menanamkan sikap umat terhadap saudara sesama muslim terlebih pada saudara seaqidah yang tengah dijajah seperti Palestina. Maka harus ada aksi tegas dan nyata dalam upaya memberikan pertolongan kepada mereka. Dalam Islam, hal itu biasa di sebut jihad (membela) sesama umat.

Makna jihad dalam Islam adalah berjuang atau berusaha untuk mencapai tujuan yang baik, khususnya untuk mencapai rido Allah SWT dan memperkuat Islam. Islam telah memerintahkan untuk memerangi siapapun yang memerangi dan mengusir kaum Muslim dari tanah-tanah mereka.

Maka dengan jihad inilah yang dapat menuntaskan segala bentuk kezaliman orang-orang kafir sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw dalam kerangka menjaga tanah dan darah kaum muslimin dari penjajahan.

Dalam kaitan ini, Allah SWT telah menegaskan di dalam  QS al-Baqarah: 190. “Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian.” (TQS al-Baqarah [2]: 190).

Maka, memerangi dan mengusir zionis Yahudi dari Palestina menjadi satu-satunya cara efektif menyelesaikan kebiadaban dan genosida yang dilakukan zionis terhadap rakyat Palestina.

Selain kewajiban dakwah dan jihad, Islam juga membina umat dengan kesadaran politik Islam. Islam mengingatkan kewajiban melakukan dakwah dan jihad bagi setiap muslim dengan pembinaan keislaman secara intensif.

Dengan upaya ini umat akan sadar bahwa pentingnya politik Islam di dalam kehidupan bukan politik praktis yang penuh intrik dan kepentingan pribadi dan kelompok.

Pemahaman Islam juga ditanamkan kepada generasi umat melalui pendidikan. Pendidikan sangat dimudahkan, difasilitasi, dan digratiskan oleh penguasa. Setiap muslim selalu menyeru kepada kebenaran, melalui berbagai mekanisme.

Semua rakyat tanpa pengecualian mendapat pendidikan yang sempurna. Dari pendidikan inilah kaum muslim mendapat pemahaman Islam yang utuh dan mendalam dibarengi dengan pembentukan nilai nilai moral (syaksiyyah) Islamiyyah.[]

Comment