Penulis: Luthfiah Jufri, S.Si, M. Pd | Anggota Dharmayukti Karini Cabang Polewali
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA- Kengerian terus terjadi di Gaza-Palestina, mereka tengah berjalan menuju jurang kelaparan dan kemiskinan. Tuduhan Israel kepada 12 orang Staf UNRWA (United Natuion Relief and Works Agency) atau Lembaga Bantuan dan pekerjaan PBB untuk pengungsi Palestina di Timur dekat. Karena telah ikut dalam serangan ke selatan negaranya pada 7 Oktober lalu membuat Warga Palestina khawatir jika UNRWA tidak dapat beroperasi di Gaza, lebih dari satu juta orang akan mengalami krisis kemanusiaan yang lebih besar dan akan menjadi jantung Penderitaan dunia
Mengutip dari bbc.com (30/1/2024) bahwa UNRWA mengelolah sekolah layanan social, pusat kesehatan dan mendistribusikan bantuan makanan kepada 5,9 juta pengungsi Palestina di Gaza. Lembaga ini satu-satunya yang mendapat izin dari Israel untuk masuk ke jalur Gaza.
Sebagian besar pendanaan untuk UNRWA berasal dari sumbangan sukarela dari beberapa Negara. AS sebagai donatur pertama terbesar yang menyumbang 343,9 juta dolar tahun 2022 disusul Jerman dengan sumbangan 202,1 juta dolar.
Mirisnya, di saat bersamaan AS dan sekutunya layaknya pahlawan kesiangan yang memberikan bantuan kepada rakyat Gaza tapi di sisi lain juga memberikan bantuan persenjataan yang sangat besar kepada tentara Zionis Yahudi Israel untuk membantai rakyat Gaza.
Ibaratnya, AS menjadikan Gaza sebagai panggung permainan. jika dia menginginkan rakyat gaza hidup disalurkanlah bantuan, tapi jika ingin mereka mati maka diberikanlah senjata kepada Israel.
Menangguhkan dana bantuan ke mereka meskipun bukan solusi tuntas – cara mereka ini pelan tapi pasti menginginkan rakyat Gaza menderita lalu mati karena kelaparan. Bantuan yang diberikan sejak berdirinya UNRWA tahun 1949, hanyalah pencitraan semata.
Lantas kemana negeri-negeri muslim? seharusnya merekalah negara pertama yang menolong saudaranya. Kini negeri-negeri muslim tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya mengecam tanpa aksi yang nyata membela saudaranya disiksa dan dibantai. Bahkan, banyak dari mereka yang justru bersekutu dengan negara kafir hanya demi kepentingan politik negaranya. Laa hawla wa laa quwwata illah billah.
Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah beriman kepadaku seseorang yang bermalam dalam keadaan kenyang, sedangkan tetangga yang di sampingnya dalam keadaan lapar, padahal ia mengetahuinya.” (HR Ath-Thabrani).
Kewajiban kita sebagai muslim tidak cukup hanya sekedar membantu mereka dengan mengirimkan dana atau logistik. Lebih dari itu, umat islam harus bersatu berupaya menghentikan penyerangan Israel terhadap Gaza-Palestina yang menjadi akar persoalan penderitaan mereka saat ini.
Penguasa negeri-negeri muslim harus memberikan bantuan militer bagi Palestina, mengirimkan pasukan dan senjata untuk menghadapi Israel. Namun, bantuan militer tidak akan mungkin dilakukan negeri-negeri muslim jika para pemimpinnya masih menjadi boneka peguasa AS dan sekutunya.
Untuk itu, penting untuk bersatu dan berjuang menerapkan syariat Islam agar bisa diterapkan dalam satu komando secara totalitas agar tercipta para pemimpin yang independen dan bebas dari pengaruh Barat.
Dengan begitu itu umat Islam mampu membebaskan bumi Palestina dari penjajahan Zionis Yahudi Israel. Wa’allahu ’alam bisshowab[]
Comment