![]() |
Ketua DPR RI, Ade Komarudin.[Suroto/radarindonesianews.com] |
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Ketua DPR, Ade Komarudin, menganggap
penolakan Israel terhadap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang akan
melantik Konsul Kehormatan Indonesia untuk Palestina di Ramallah, Tepi
Barat, sebagai hal yang wajar.
penolakan Israel terhadap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang akan
melantik Konsul Kehormatan Indonesia untuk Palestina di Ramallah, Tepi
Barat, sebagai hal yang wajar.
“Kami sudah tahu Israel bagaimana kalau soal Palestina. Politik kita
jelas. Kalau Israel keberatan ya tidak aneh. Ya tidak apa-apa. Apa
urusan kita sama Israel,” kata Ade di Gedung DPR, Jakarta, Senin 14
Maret 2016.
jelas. Kalau Israel keberatan ya tidak aneh. Ya tidak apa-apa. Apa
urusan kita sama Israel,” kata Ade di Gedung DPR, Jakarta, Senin 14
Maret 2016.
Dengan penolakan Israel, Ade menyarankan pemerintah Presiden Joko
Widodo tidak ciut, bahkan harus makin gencar terus mendukung kemerdekaan
Palestina.
Widodo tidak ciut, bahkan harus makin gencar terus mendukung kemerdekaan
Palestina.
“Saya kira, kita perlu lakukan perlawanan. Untuk kemerdekaan
Palestina tentu perlawanan dilakukan lewat diplomasi internasional,”
tegasnya.
Palestina tentu perlawanan dilakukan lewat diplomasi internasional,”
tegasnya.
Sementara Anggota Komisi I, Tantowi Yahya, mengatakan penolakan
Israel justru hal yang membanggakan. Karena artinya sikap politik
Indonesia di KTT OKI dan forum lainnya diperhitungkan Israel.
Israel justru hal yang membanggakan. Karena artinya sikap politik
Indonesia di KTT OKI dan forum lainnya diperhitungkan Israel.
“Penolakan bukan menyakitkan, tapi konteks ini malah membanggakan.
Artinya, Israel anggap kita terdepan di negara OKI dalam mendorong
negara Palestina. Kalau enggak dianggap biasa saja sikap dia,” ujar
anggota komisi yang mengurusi soal hubungan internasional dan pertahanan
itu.
Artinya, Israel anggap kita terdepan di negara OKI dalam mendorong
negara Palestina. Kalau enggak dianggap biasa saja sikap dia,” ujar
anggota komisi yang mengurusi soal hubungan internasional dan pertahanan
itu.
Politikus Partai Golkar ini mengungkapkan bahwa hal tersebut adalah
konsekuensi politik satu kaki yang dianut kebijakan luar negeri
Indonesia.
konsekuensi politik satu kaki yang dianut kebijakan luar negeri
Indonesia.
“Kita hanya mau berunding dengan pihak Palestina. Mereka berharap
kita berunding dengan mereka, kan enggak mungkin, sama saja kita
mengakui mereka,” ungkap Tantowi.
kita berunding dengan mereka, kan enggak mungkin, sama saja kita
mengakui mereka,” ungkap Tantowi.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi akhirnya harus melantik
Konsul Kehormatan Indonesia untuk Palestina, Maha Abou Susheh, pada
Minggu, 13 Maret 2016 di KBRI Amman, Yordania. Pelantikan terpaksa
dilakukan di Yordania akibat Retno dan delegasi tidak diberi izin oleh
Israel untuk menyeberang menuju Ramallah, Tepi Barat. (one/vv)
Konsul Kehormatan Indonesia untuk Palestina, Maha Abou Susheh, pada
Minggu, 13 Maret 2016 di KBRI Amman, Yordania. Pelantikan terpaksa
dilakukan di Yordania akibat Retno dan delegasi tidak diberi izin oleh
Israel untuk menyeberang menuju Ramallah, Tepi Barat. (one/vv)
Comment