Focus Group Discussion (FGD) : Ancaman Rusaknya Generasi, Mampukah Pendidikan Islam Menjadi Solusi?

Daerah, Jawa Timur1712 Views

 

RADARINDONESIANEWS.COM, BANYUWANGI  – Forum Ukuwah Tokoh Muslimah Banyuwangi menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Pendidikan Islam di Tengah Ancaman Rusaknya Generasi, Mampukah Menjadi Solusi? ” di Cafe & Bakery SS, Jajag Banyuwangi Jawa Timur, Ahad (28/8/2022).

Hadir dalam moment diskusi ini para tokoh Kabupaten Banyuwangi dari praktisi kesehatan, guru, pengusaha, dan mubalighoh.

Diskusi terbatas ini dipandu oleh Efinda Putri Normasari Susanto, S.Si., M.Sc, selaku moderator.

Efinda dalam diskusi tersebut mengutip pendapat Prof.Dr.K.H. Didin Hafidhuddin M.S, Guru Besar Ilmu Agama Islam IPB Bogor & Dekan Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun Bogor yang mengingatkan agar jangan meninggalkan generasi lemah dalam 4 hal yakni aqidah, ibadah, ilmu, dan ekonomi.

Dari pendapat inilah perlunya kita mewujudkan generasi yang tidak lemah atau ideal.

Terkait hal tersebut, Ustadzah Zakia yang hadir dalam FGD mengatakan bahwa generasi ideal adalah generasi yang memiliki syahshiyah islamiyah.

“Generasi ideal berarti adalah generasi yang memiliki syahshiyah islamiyah atau kepribadian yang islami,” kata Zakia, tokoh mubalighoh Banyuwangi ini.

Ustadzah Zakia menambahkan, generasi berkepribadian Islam itu adalah yang selalu menggunakan pemikiran berdasarkan islam (aqliyah islamiyah ) dan kecenderuangan melakukan sesuatu juga sesuai aturan islam (nafsiyah islamiyah).

Peserta FGD lainnya, Ainul yang berprofesi sebagai guru mengatakan bahwa generasi hari ini sedang tidak baik-baik saja.

Ainul menyampaikan fakta bahwa Kasatresnarkoba Polresta Banyuwangi mengumumkan bahwa 2 kecamatan di Banyuwangi (Genteng dan Muncar) mendapat label zona merah narkoba, bahkan menuju zona hitam.

Beberapa fakta lain yang disampaikan oleh beberapa tokoh terkait perzinahan, dan rokok. Hal ini membutuhkan sebuah solusi untuk mengatasi permasalah generasi yang belum ideal ini.

Dalam diskusi itu juga disinggung soal  gonta – ganti kurikulum yang belum mampu memberikan solusi atas permasalahan generasi.

“Gonta – ganti kurikulum membutuhkan adaptasi dari guru, namun tidak semua guru bisa melakukan pelatihan,” kata bu Viky salah satu guru di Banyuwangi.

Ibu Vata salah seorang pendidik menyampaikan akar masalah sebenarnya adalah keluarga, lingkungan, dan sistem yang tidak mendukung untuk membentuk generasi yang ideal.

“Pendidikan saat ini sesuai dengan kebutuhan pasar dan korporasi,” imbuhnya.

“Sistem pendidikan saat ini berkoordinat pada sekulerisme,” kata Puput yang merupakan pendidik generasi dan penulis.

Puput menambahkan jika ingin masalah generasi selesai tinggalkan sekulerisme dan kembali pasa aturan Allah SWT.

Kemudian Efinda menanyakan kepada para tokoh mampukah pendidikan berbasis Islam dan  peran keluarga menjadi solusi?

Menurut ibu Oliv salah satu pengusaha menyampaikan bahwa pendidikan berbasis islam juga memiliki kendala sehingga butuh support sistem yang lain.

Efinda mengatakan, jika hanya keluarga yang menjadi kunci generasi ideal, benarkah seperti itu?

“Ini hanya solusi parsial, tidak cukup hanya dengan Pendidikan berbasis Islam di zaman ini akan tetapi butuh support system yang lainnya,” kata Najma praktisi kesehatan menyoroti tentang peran keluarga yang menjadi kunci utama mencetak generasi ideal.

“Visi misi kurikulum pendidikan harus mencakup mafahim (pemahaman), maqoyyis (standar) dan qanaat (tolak ukr) islam,” kata Ibu Mira selaku mubalighoh.

Untuk membentuk generasi ideal, Mira mengatakan, harus ada kesatupaduan dari individu, kontrol masyarakat dan negara dalam mencetak generasi unggul. Harus ada sistem yang menaungi, yaitu sistem islam.

“Jika ingin menjadi petani sukses maka tak cukup hanya dengan menanam bibit unggul dan memupuknya. Tapi harus mengusir hama dan gulma.” Ujarnya.

“Jika kita ingin generasi kita ideal maka tak cukup mendidik mereka dengan aqidah yang kuat, menyekolahkan di sekolah yang bagus, tapi juga butuh mengusir serangan yang merusak, yakni sistem sekuler kapitalisme,” kata Diah selaku Coach parenting Islami, pembina KIIS (Komunitas Istri Ibu Shalihah) Yang hadir juga dalam diskusi tersebut.

Sebagai penutup diskusi, Diah berharap agar para tokoh mulai meninggalkan sistem pendidikan sekuler dan melirik sistem pendidikan Islam sepaket dengan penerapan semua sistem Islam yang lainya, karena pendidikan butuh support system yang lainya. []

Comment