Garuda Indonesia Berikan Apresiasi Solusi Rizal Ramli

Berita406 Views
Ilustrasi penerbangan Garuda.[Dok/radarindonesianews.com]
RADARINDONESIANNEWS.COM, JAKARTA – PT Garuda Indonesia (Persero) TBK menyampaikan apresiasi atas solusi yang diberikan ekonom senior Rizal Ramli untuk meningkatkan kinerja operasional perusahaan plat merah itu. VP Corporate Secretary Garuda, Hengki Heriandono menjelaskan, dengan adanya dukungan komitmen yang diberikan Rizal Ramli, pihaknya akan terus berupaya meningkatan laju kinerja operasional

“Hingga Q1-2018 ini terus menunjukan pertumbuhan positif. Garuda Indonesia juga turut memproyeksikan pada akhir tahun ini perusahaan dapat membukukan laba sebesar hingga 15 juta dolar AS,” terang dia dalam pernyataan resmi yang seperti yang dilancir redaksi rmol.co, pada Senin malam (26/6).

Hengki menjelaskan, oasca keputusan RUPS 2018 lalu, saat ini struktur manajemen Garuda Indonesia terdiri dari 8 (delapan) direksi yang terdiri dari Direktur Utama, Direktur Niaga Domestik, Direktur SDM & Umum, Direktur Kargo & Niaga Internasional, Direktur Layanan, Direktur Operasi, Direktur Teknik, dan Direktur Keuangan.
“Struktur manajemen tersebut menyeleraskan dengan tren dan volume bisnis perusahaan yang terus berkembang,” jelasnya.

Hengki mengatakan, sepanjang Q-1 2018, Garuda Indonesia juga berhasil menekan kerugian maskapai hingga sebesar 36,5 persen menjadi US$ 64,3 juta atau setara Rp 868 miliar (Kurs Rp 13.500), dibandingkan periode sama tahun 2017 sebesar US$ 101,2 juta atau sekitar Rp 1,36 triliun.

Perusahaan, lanjut dia, juga berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan operasional sebesar 7,9 persen menjadi US$ 983 juta atau setara Rp 13,27 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 910,7 juta.

“Sepanjang tahun 2017, Garuda Indonesia juga berhasil menekan tren kerugian dari 1Q-2017 sebesar USD 99.1 juta menjadi USD 38.9 pada 2Q-2017. Garuda Indonesia juga telah berhasil membukukan laba operasi sebesar USD 61.9 juta pada periode 3Q-2017 (diluar tax amnesty dan extraordinary items sebesar USD 145 juta). Jumlah itu naik 216.1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” terang Hengki.

Dia melanjutkan, sejalan dengan komitmen strategi bisnis jangka panjang Sky Beyond 3.5, Garuda Indonesia juga terus melaksanakan upaya renegosiasi kontrak pesawat termasuk komitmen penundaan kedatangan pesawat baru hingga tahun 2019-2020 serta memaksimalkan utilitas pesawat yang ada saat ini.

Adapun utilitas pesawat pada tahun 2018 ini ditargetkan menjadi 10 jam 24 menit meningkat dibandingkan tahun 2017 sebesar 9 jam 36 menit khususnya dengan memaksimal rute padat penumpang dengan yield tinggi.

Sementara itu, lanjut Hengki, sejalan dengan upaya efisiensi yang dilaksanakan, Garuda Indonesia di tahun 2017 juga telah melaksanakan renegosiasi kontrak pesawat bersama pihak manufaktur atau lessor sehingga dapat menurunkan harga sewa pesawat hingga 25 persen.

“Selain itu, Garuda Indonesia terus memaksimalkan potensi armada yang ada saat ini dengan restrukturisasi jaringan penerbangan khususnya dengan memaksimalkan pasar penerbangan dengan trafik tinggi,” sambungnya.

Hengki juga menerangkan bahwa Garuda Indonesia tidak pernah mengagendakan pengadaan pesawat Airbus A380.
Menurut dia, saat ini Garuda Indonesia hanya mengoperasikan jenis armada Boeing 777-300 ER, Boeing 737-800 NG, Airbus A330-300/200, CRJ Bombardier 100, ATR 72-600 dengan total armada secara keseluruhan sebesar 202 armada pesawat (termasuk armada yang dioperasikan anak perusahaan Citilink).

“Sementara itu dalam mengimplementasikan kebijakan training crew penerbangan, Garuda Indonesia menjalankan pola training yang mengacu pada kebijakan dan regulasi yang berlaku baik yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun lembaga berwenang lainnya yang mengatur terkait standarisasi training crew penerbang. Kebijakan tersebut juga melalui proses audit yang dilakukan oleh pihak pemangku kepentingan terkait,” terang Hengki.

Sementara terkait aspek pengadaan operasional perusahaan, lanjutnya, Garuda Indonesia selalu menjalankan prinsip-prinsip good corporate governance dengan transparansi mekanisme pengadaan yang mengedepankan konsep e-procurement sehingga aspek keterbukaan dan implementasi GCG tetap terjaga.

“Selain tentunya Garuda Indonesia juga akan mendapatkan harga yang efisien dan kompetitif,” sambung Hengki.

Dia menambahkan, mengacu pada perkembangan pasar LCC yang semakin berkembang, Garuda Indonesia turut memaksimalkan potensi tersebut melalui anak usaha Citilink yang bergerak di segmen penerbangan murah.

“Perlu kiranya kami sampaikan bahwa melalui upaya tersebut, Garuda Indonesia melakukan penyelarasan strategi pengembangan khususnya antara pasar full service dan LCC sehingga market share Garuda Indonesia Group dapat terus meningkat,” demikian Hengki. [Sam/Fay/Net]

Comment